Suaramuslim.net – Ramadhan yang mengalir begitu saja tak akan terjadi jika meneladani Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam. Lalu, bagaimanakah menjalani bulan mulia itu seperti Ramadhan Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam?
Beginilah Rasulullah Menyambut Ramadhan
Adalah baginda Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam, yang begitu sempurna dalam menyambut bulan Ramadhan. Tak hanya persiapan ruhiyah saja, Rasulullah juga melakukan persiapan jasmani dalam menyambut bulan suci ramadhan.
Persiapan jasmani tersebut dilakukan oleh Rasul shallallahu ‘alaihi wasallam melalui puasa Senin-Kamis dan puasa ayyamul bidh (puasa tengah bulan tanggal 13,14 dan 15) setiap bulan qomariyah sejak bulan Rajab hingga Sya’ban.
Riwayat Abu Hurairah ra, bahwasanya Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam senantiasa puasa Senin dan Kamis. Dikatakan kepada beliau, “Wahai Rasul, engkau senantiasa puasa Senin dan Kamis.” Beliau menjawab, “Sesungguhnya pada setiap hari Senin dan Kamis Allah subhanahu wa ta’ala mengampuni dosa setiap Muslim, kecuali dua orang yang bermusuhan. Allah berfirman, ‘Tangguhkanlah keduanya sampai keduanya berdamai’.” (HR. Ibnu Majah).
Tak kalah pentingnya dengan persiapan jasmani, persiapan rohani pun dilakukan oleh Rasul shallallahu ‘alaihi wasallam melalui pembiasaan shalat tahajud setiap malam serta zikir setiap waktu dan kesempatan. Bahkan, shalat tahajud yang hukumnya sunah bagi kaum Muslimin menjadi wajib bagi pribadi Rasul shallallahu ‘alaihi wasallam.
Memasuki bulan Sya’ban, Rasul meningkatkan kuantitas dan kualitas ibadah puasa, qiyamul lail, zikir dan amal salehnya. Peningkatan tersebut dikarenakan semakin dekatnya bulan Ramadhan yang akan menjadi puncak aktifitas kesalehan dan spiritualitas seorang Muslim.
Jika biasanya dalam sebulan Rasul shallallahu ‘alaihi wasallam berpuasa rata-rata 11 hari, maka di bulan Sya’ban ini beliau berpuasa hampir sebulan penuh. Dikisahkan oleh Aisyah ra. bahwasanya, “Rasulullah banyak berpuasa (di bulan Sya’ban) sehingga kita mengatakan, beliau tidak pernah berbuka dan aku tidak pernah melihat Rasulullah berpuasa sebulan penuh kecuali puasa Ramadhan. Dan aku tidak pernah melihat Rasulullah banyak berpuasa (di luar Ramadhan) melebihi Sya’ban.” (HR. Bukhari-Muslim).
Bagi Rasulullah, sya’ban adalah bulan penutup rangkaian puasa sunah sebelum berpuasa penuh di bulan Ramadhan. Jika Rasul telah mempersiapkan penyambutan Ramadhan dengan berpuasa minimal 11 hari di luar Sya’ban dan 20-an hari di bulan Sya’ban, berarti untuk menyambut Ramadhan Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam telah berpuasa paling sedikitnya 130 hari atau sepertiga lebih dari jumlah hari dalam setahun.
Peta Ibadah Ramadhan Ala Rasulullah
Dalam sebuah kajian yang dimuat oleh Al Hujjah Channel Islam dalam youtube yang disampaikan oleh Ustadz Adi Hidayat, Lc, MA, ketika Ramadhan, Rasululllah membuat sebuah peta ibadah Ramadhan. Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam membagi ibadah menjadi tiga bagian, yaitu ibadah di waktu malam Ramadhan, ibadah sahar dan ibadah nahar.
Ibadah waktu malam ramadhan, adalah ibadah yang dilakukan di waktu malam ramadhan. Ibadah malam ramadhan ini di sebut ibadah lail. Waktunya adalah selepas isya hingga menjelang waktu subuh. “Rasulullah melakukan Shalat malam (tarawih), berinteraksi dengan Al Qur’an dan perbanyak dzikir, istighfar mohon ampun pada Allah. Qiyam terbagi menjadi dua waktu yaitu Qiyam Al Lail, dan Tahajjud,” tegasnya.
Selanjutnya Rasulullah memetakan ibadahnya pada Ibadah Sahar, artinya ibadah yang dilakukan di waktu singkat menjelang fajar. Waktunya adalah 20-30 menit sebelum subuh tiba. Pada waktu ini Rasulullah melakukan makan sahur di akhir waktu sahar dan memperbanyak istighfar hingga subuh tiba.
Terakhir, ibadah nahar ini adalah ibadah yang dilakukan di siang hari oleh Rasulullah. Karena merupakan bulan Ramadhan, ibadah utamanya adalah berpuasa mulai terbitnya fajar, hingga tenggelamnya matahari, ketika itu rasulullah memperbanyak interaksi dengan Al Quran, dan memohon ampunan pada Allah ta’ala dengan berdzikir.
Beginilah Rasulullah menjalani hari-harinya ketika bulan Ramadhan tiba. Tak hanya sekadar jasmani, namun rohani amat beliau perhatikan dalam menyambut tamu yang amat istimewa ini. Ketika menjalani ramadhan pun, Rasulullah memprioritaskan dirinya untuk beribadah pada Allah. (muf/smn)