Gaya Hidup Modern Ala Rasul

Gaya Hidup Modern Ala Rasul

Gaya Hidup Modern Ala Rasul

Suaramuslim.net – Gaya hidup modern seringkali diidentikan dengan gaya hidup para artis papan atas, baik dari dalam, apalagi dari luar negeri. Sementara, umat Islam punya sosok yang sangat layak dicontoh gaya hidupnya, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam. Mengapa demikian?

Saat ini, orientasi tentang kemuliaan seseorang berubah. Sebagian besar masyarakat kita, kemuliaan seseorang ditentukan oleh jumlah harta yang dipunya. Merk mobil yang dibawa, atau besarnya rumah yang ditinggali. Penilaian kemuliaan hanya berdasarkan materi. Karenanya, sebagian besar masyarakat kita mencurahkan seluruh tenaga, waktu dan pikiran untuk mengejar simbol kemuliaan dunia. Pada akhirnya, akan menempuh berbagai cara untuk mendapatkannya.

Rasulullah tidak materialistis. Rasulullah adalah pribadi yang sangat sederhana. Kesederhanaan beliau bukanlah karena beliau miskin, justru sifat qona’ah. Rasulullah lebih memilih menyenangkan orang lain daripada menyenangkan dirinya sendiri melalui harta yang dimiliki.

Beliau juga tidak jarang bersedekah sampai hartanya habis. Salah satunya diriwayatkan oleh Thirmidzi. Suatu hari seorang laki-laki datang menemui Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam untuk meminta-minta, lalu beliau memberinya. Keesokan hari, laki-laki tersebut datang lagi, Rasulullah tetap memberinya. Keesokan harinya, datang lagi dan kembali meminta, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam pun memberinya. Lagi-lagi keesokan harinya, laki-laki yang sama datang kembali untuk meminta-minta, Rasulullah pun lantas bersabda, “Aku tidak mempunyai apa-apa saat ini. Tapi, ambilah yang kau mau dan jadikan sebagai utangku. Kalau aku mempunyai sesuatu kelak, aku yang akan membayarnya.” Umar lalu berkata, “Wahai Rasulullah janganlah memberi di luar batas kemampuanmu.” Rasulullahpun tidak menyukai perkataan Umar tadi. Tiba-tiba, datang seorang laki-laki dari Anshar sambil berkata, “Ya Rasulullah, jangan takut, terus saja berinfak. Jangan khawatir dengan kemiskinan.” Mendengar ucapan laki-laki tadi, Rasulullah tersenyum, lalu beliau berkata kepada Umar, “Ucapan itulah yang diperintahkan oleh Allah kepadaku.” Dan banyak lagi kisah kepedulian sosial Rasulullah yang luar biasa. Bukankah, peduli sosial itu gaya hidup luar biasa?

Rasulullah Memperhatikan Kesehatan

Dilansir dari laman liputan6.com yang mengutip dari teknoislam.com, ada seorang tabib Mesir yang ditugaskan ke Madinah ketika kepemimpinan Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam. Ketika itu ia harus rela kembali ke Mesir setelah delapan bulan bertugas di Madinah. Bukan lantaran tidak betah, tetapi ketika itu tidak ada satu orangpun yang datang berobat ke tempat praktiknya.

Sebelum pulang, ia sempat menanyakan rahasia penduduk Madinah yang selalu sehat. “Kami adalah umat yang tidak makan sebelum lapar, dan berhenti sebelum kenyang,” jawab Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam.

Dalam hadits yang diriwayatkan oleh Thirmidzi, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Tidaklah sekali-sekali manusia memenuhi wadah pun yang lebih berbahaya dari perutnya. Cukuplah bagi anak Adam beberapa suap makanan untuk menegakkan tubuhnya. Jika ia harus mengisinya, maka sepertiga (bagian lambung) untuk makanannya, sepertiga lagi untuk minumannya, dan sepertiga lagi untuk nafasnya (udara).”

Salah satu pembuktian ilmu kedokteran modern terhadap hadits yang menyebutkan ‘Cukuplah bagi anak Adam beberapa suap untuk menegakkan tubuhnya’, dalam suatu penelitian UCLA (University California of Los Angeles) pada 2005, seekor tikus yang mendapat makanan dalam jumlah kalori yang cukup ternyata hidup lebih panjang, dibanding tikus yang mendapat makanan dengan porsi dan kalori yang berlebih.

Sedangkan bagian lain dari hadits tersebut yang mengatakan ‘Sepertiga untuk makanan, sepertiga untuk air, dan sepertiga untuk udara, pada 2006 lalu, Christian Leuwenburgh dari Institute of Aging University Florida menemukan bahwa mengurangi porsi makan sebanyak delapan persen saja dapat mencegah banyak kerusakan organ akibat penuaan.

Sementara Kalluri Suba Rao, seorang ahli bio-molekul menjelaskan, makan lebih sedikit memungkinkan tubuh untuk lebih berkonsentrasi memperbaiki diri, sehingga kegiatan perbaikan DNA, pembuangan zat-zat toksin atau racun keluar dari tubuh, dan regenerasi sel-sel rusak dengan sel baru dan sehat berlangsung lebih optimal. Jika porsi makan lebih banyak dari biasanya, tubuh akan sibuk melakukan katabolisme (mengurai makanan dalam tubuh) sehingga tidak sempat memperbaiki diri. Hal itulah yang memicu berbagai penyakit yang datang seperti darah tinggi, kolesterol, juga memperpendek umur. Salah satu ilmuwan UCLA meneliti kalau mengikuti diet ala Rasulullah, manusia tidak memerlukan lagi suplemen seumur hidup.

Hal-hal yang dicontohkan Rasulullah sallallahu ‘alaihi wa sallam tidak lain berasal dari petunjuk-petunjuk Allah subhanahu wa ta’ala melalui firman-firman-Nya di dalam Al Qur’an. Sudah selayaknya hanya beliau lah yang menjadi contoh kita sebagai umat Islam apabila ingin selamat dunia dan akhirat. (muf/smn)

Like this article?

Share on Facebook
Share on Twitter
Share on WhatsApp
Share on Telegram

Leave a comment