Mengenal Al Farabi Sebagai Filsuf Muslim Handal

Mengenal Al Farabi Sebagai Filsuf Muslim Handal

Mengenal Al Farabi sebagai Filsuf Muslim Handal

Suaramuslim.net – Nama seperti Aristoteles, Plato atau Sokrates mungkin sangat familiar di telinga kita sebagai seorang filsuf. Namun tahukah Anda, Islam juga punya filsuf yang tak kalah handal? Dia adalah Al-Farabi. Berikut ulasannya.

Al Farabi, seseorang yang diprediksi menjadi orang yang cerdas sejak dini. Ia bahkan disebut sebagai guru kedua setelah Aristoteles karena ilmu filsafatnya. Dia adalah filsuf Islam pertama yang berupaya menghadapkan, mempertalikan dan sejauh mungkin menyelaraskan filsafat politik Yunani klasik dengan Islam serta berupaya membuatnya bisa dimengerti di dalam konteks agama-agama wahyu.

Filsuf muslim yang memiliki nama lengkap Al farabi Abū Nasir Muhammad bin al-Farakh al-Fārābi ini lebih dikenal dengan panggilan Al-Farabi. Ia adalah ilmuwan dan filsuf Islam yang berasal dari Farab, Kazakhstan.

Al-Farabi berpakaian rapi sejak kecil. Ayahnya seorang opsir tentara Turki keturunan Persia, sedangkan ibunya berdarah Turki asli. Sejak dini ia digambarkan memiliki kecerdasan istimewa dan bakat besar untuk menguasai hampir setiap subyek yang dipelajari. Pada masa awal pendidikannya ini, al-Farabi belajar al-Qur’an, tata bahasa, kesusasteraan, ilmu-ilmu agama (fiqh, tafsir dan ilmu hadits) dan aritmetika dasar.

Kala itu, Al-Farabi muda belajar ilmu-ilmu Islam dan musik di Bukhara, dan tinggal di Kazakhstan sampai umur 50. Ia pergi ke Baghdad untuk menuntut ilmu di sana selama 20 tahun dan menetap selama 10 tahun di Baghdad, sekitar tahun 920 M. Pengembaraan selanjutnya yang dilakukan Al Farabi dikota Harran yang terletak di utara Syria. Saat itu, Harran merupakan pusat kebudayaan Yunani di Asia kecil. Ia kemudian belajar filsafat dari Filsuf Kristen terkenal yang bernama Yuhana bin Jilad.

Pada tahun 940M, Al-Farabi melajutkan pengembaraannya ke Damaskus dan bertemu dengan Sayf al Dawla al Hamdanid, Kepala daerah (distrik) Aleppo, yang dikenal sebagai simpatisan para Imam Syi’ah. Kemudian Al-Farabi wafat di kota Damaskus pada usia 80 tahun (Rajab 339 H/ Desember 950 M) pada masa pemerintahan Khalifah Al Muthi’ (masih dinasti Abbasiyyah).

Kontribusi Al-Farabi di Berbagai Bidang

Al-Farabi adalah seorang komentator filsafat Yunani yang ulung di dunia Islam. Begitu banyak kontribusi Al-Farabi dalam perkembangan dunia pendidikan dan filsafat. Kontribusinya terletak di berbagai bidang seperti matematika, filosofi, pengobatan, bahkan musik. Al-Farabi telah menulis berbagai buku tentang sosiologi dan sebuah buku penting dalam bidang musik, Kitab al-Musiqa. Selain itu, ia juga dapat memainkan dan telah menciptakan bebagai alat musik.

Begitu banyak kontribusi Al Farabi dalam ilmu pengetahuan. Karyanya yang paling terkenal adalah Al-Madinah Al-Fadhilah (Kota atau Negara Utama) yang membahas tetang pencapaian kebahagian melalui kehidupan politik dan hubungan antara rezim yang paling baik menurut pemahaman Plato dengan hukum Ilahiah Islam. Buku-buku lainnya adalah Maqalah fi Aghradhi ma Ba’da al-Thabi’ah, Ihsha’ al-Ulum, Kitab Ara’ Ahl al-Madinah al-Fadhilah, Kitab Tahshil al-Sa’adah, ‘U’yun al-Masa’il, Risalah fi al-Aql, Kitab al-Jami’ bain Ra’y al-Hakimain: al-Aflatun wa Aristhu, Risalah fi Masail Mutafariqah, Al-Ta’liqat dan Risalah fi Itsbat al-Mufaraqat.

Demikianlah biografi Al-Farabi, di masa lalu begitu banyak cendekiawan muslim yang memberikan kontribusinya di berbagai bidang. (muf/sm)

Like this article?

Share on Facebook
Share on Twitter
Share on WhatsApp
Share on Telegram

Leave a comment