Suaramuslim.net – Usia 7 tahun pertama dalam kehidupan anak adalah fase aktifnya sel-sel otak atau fase golden age. Pada fase ini otak anak ibarat spon. Stimulasi bahasa, sikap, etika kultur dari interaksi yang dia rasakan baik secara sengaja atau tidak sengaja, sadar atau tidak sadar akan diserap menjadi bagian dari hidupnya kelak.
Anak adalah anugerah terindah sekaligus amanah (titipan) yang Allah subhanahu wa ta’ala berikan kepada setiap orang tua. Oleh karena itu, orang tua hendaknya memperhatikan kebutuhan dan perkembangan anak-anaknya, agar mereka tumbuh menjadi anak yang sehat, baik jasmani maupun rohani, dan barakhlaqul karimah serta memiliki intelegensi yang tinggi. Mengajarkan keterampilan kepada anak adalah satu dari sekian bentuk pemenuhan hak anak untuk mendapatkan pendidikan. Sebagaimana firman Allah yang berbicara tentang bagaimana sang anak berhak mendapat pendidikan baik agama maupun ilmu pengetahuan dan sosial. Hal ini tertulis jelas di Al Quran surah Luqman ayat 13:
وَإِذْ قَالَ لُقْمَانُ لِابْنِهِ وَهُوَ يَعِظُهُ يَا بُنَيَّ لَا تُشْرِكْ بِاللَّهِ إِنَّ الشِّرْكَ لَظُلْمٌ عَظِيمٌ ….{لقمان
“Dan (ingatlah) ketika Lukman berkata kepada anaknya, di waktu ia memberi pelajaran kepadanya: Hai anakku, janganlah kamu mempersekutukan (Allah) sesungguhnya mempersekutukan (Allah) adalah benar-benar kelaliman yang besar.” (QS Luqman: 13)
Anak tidak hanya membutuhkan kemampuan akademis saja, anak butuh diajarkan keterampilan hidup lainya. Hal ini penting untuk bekal menunjang masa depan mereka. Apa itu keterampilan hidup atau life skill? Life skill apa saja yang dibutuhkan anak? Mari kita simak!
Apa itu life skill?
Definisi life skill menurut WHO adalah kemampuan untuk berperilaku yang adaptif dan positif, keterampilan seni manajemen diri, kemampuan yang membuat seseorang dapat menyelesaikan kebutuhan dan tantangan sehari-hari dengan efektif. Sedangkan pengertian lain dari life skill adalah sesuatu keterampilan hidup yang membantu kita untuk sukses di beragam lingkungan dimana kita hidup seperti sekolah, rumah dan lingkungan sekitar (Steven J. Danish. Life Skills Center – Virginia Commonwealth University).
Life skill apa saja yang dibutuhkan?
- Mencuci Piring dan Baju Sendiri
Kedisiplinan dan tanggung jawab anak, saat sudah menginjak usia 9 tahun ke atas dapat diasah melalui aktivitas mencuci pakaian dan piring sendiri. Anak belajar dasar mencuci dari menaruh pakaian kotor ke tempatnya, memisahkan baju putih dengan baju berwarna agar tidak kelunturan. Mengajarkan kepada mereka bagaimana mencuci secara manual dan mencuci menggunakan mesin cuci dan pengeringnya. Tidak kalah penting anak juga diajari menjemur, melipat, menyetrika dan memasukkan baju ke dalam lemari. Sedangkan untuk mencuci piring, setelah makan minta anak mencuci piring dan gelas yang dia pakai sendiri serta mengembalikan peralatan makan ke dalam lemari dapur. Keterampilan ini menjadi bekal penting seandainya anak-anak sekolah atau kuliah di luar kota yang jauh dari orang tua.
- Manajemen Waktu
Anak-anak mungkin tidak sadar betapa waktu yang telah mereka lewati tidak akan pernah kembali lagi. Padahal agama kita sangat memuliakan waktu, Allah telah mengingatkan kita akan pentingnya waktu. Bahkan Allah mengabadikannya menjadi 4 nama surat dalam Al Quran. Di antaranya ialah Al-fajr, Adh-Dhuha, Al-Ashr dan Al-Lail. Oleh karena itu, ajarilah mereka untuk mengatur waktu dengan baik.
Sisi penting dari mengajarkan mengatur waktu kepada anak yaitu dapat membiasakan anak hidup disiplin dan memudahkan orang tua dalam pengasuhan anak. Aktivitas mengatur waktu yang bisa diajarkan kepada anak misalnya, bangun sebelum subuh, setelah jamah subuh di masjid anak dianjurkan tilawah Al Quran, menyiapkan peralatan sekolah, mengerjakan PR, olahraga pagi, serta menyiapkan diri ke sekolah. Keterampilan mengatur waktu akan berguna bagi kehidupan anak di masa depan.
- Memasak
Keterampilan memasak tidak hanya khusus untuk anak perempuan saja. Anak laki-laki juga harus diajari untuk memasak. Libatkanlah mereka dalam membuat makanan sederhana. Minta mereka untuk memotong sayur, menggoreng, atau mengukus. Keterampilan sederhana yang harus dimiliki anak yaitu memasak nasi, menggoreng telur, menumis sayur, membuat selai kacang dan roti sendiri, lalu membuat salad buah serta membersihkan dan merapikan meja dapur dan alat masak setelah digunakan.
- Manajemen Keuangan
Mengajarkan anak untuk membuat daftar kebutuhan, anggaran, berhemat dan berhitung mengenai uang yang dia terima dan yang akan dikeluarkan. Memberi pemahaman tentang uang saku kepada anak, bahwa uang yang mereka miliki tidak untuk dihabiskan, melainkan untuk digunakan sesuai kebutuhan. Membiasakan anak bijak dalam pemakaian uang saku akan membuka peluang anak untuk terbiasa berbagi dengan orang lain atau sedekah.
- Bergaul
Kemampuan bergaul dan menjadi pribadi yang humble merupakan satu di antara hal penting yang akan mendukung kesuksesan anak di masa yang akan datang. Seseorang yang memiliki kepribadian luwes, rendah hati, berpandangan positif, perasaan positif akan sangat disukai banyak orang. Mereka yang mudah beradaptasi dengan keadaan akan lebih tahan banting menghadapi realitas kehidupan yang keras. Oleh karena itu, mari kita ajarkan sikap prososial, tidak mudah mengeluh dan putus asa sejak dini. Ajarkan juga anak menjadi pribadi yang sabar, rendah hati, menghargai dan peduli.
- Maintenance kerusakan di rumah
Manfaatkanlah rasa ingin tahu anak, untuk mengajari cara memperbaiki sendiri peralatan rumah yang rusak dan mainannya. Mengajari anak untuk memperbaiki hal-hal kecil yang bisa diperbaiki sendiri tanpa harus bergantung kepada orang lain akan membuat anak menjadi pribadi yang lebih mandiri, tangguh dan bertanggung jawab. Hal-hal kecil yang bisa diajarkan kepada anak antara lain: 1). Mengajarkan anak memperbaiki buku yang sobek, 2). Menjahit kancing baju yang lepas, 3). Mengganti bola lampu yang mati, 4). Memasang kompor gas. Untuk memperbaiki kerusakan yang berat, orang tua bisa mengajarkan anak untuk mengenali bagian apa yang rusak, lalu tanyakan ke ahlinya.
- Self Defense
Di era sekarang, keterampilan beladiri sangat penting dikuasai oleh anak. Mengikutkan anak dalam kursus beladiri merupakan upaya orangtua membekali anak untuk dapat mempertahankan diri dalam kondisi darurat atau genting. Orang tua tidak mungkin selalu ada untuk melindungi anak. Kemampuan beladiri juga bermanfaat untuk membantu orang lain.
- Kemampuan P3K
Eksplorasi, aktif dan rasa ingin tahu yang tinggi tidak bisa dilepaskan dari dunia anak. Pada fase ini anak akan lebih banyak menghabiskan waktu dan tenaganya untuk mengeksplorasi lingkungan sekitarnya. Aktivitas bermain yang dilakukan anak terkadang membuat anak cedera bahkan teluka. Anak perlu diajari bagaimana mengatasi situasi saat dirinya atau teman bermainnya mengalami cedera atau terluka.
- Olahraga
kemampuan berolahraga sangat penting untuk menjaga kesehatan anak. Olahraga yang mesti dikuasai anak adalah berenang dan bersepeda. Olahraga renang selain untuk dirinya juga berguna untuk menyelamatkan nyawa orang lain.
- Survival
Berkemah merupakan salah satu cara melatih keterampilan bertahan hidup di alam. Berkemah mengajarkan kepada anak bagaimana membuat tempat berteduh, memasak diatas api unggun, memasak dengan bahan seadanya, melewati tantangan dan rintangan alam, melawan rasa takut, dan bersyukur atas nikmat dan karunia Allah. Kegiatan ini akan berdampak pada kemandirian dan rasa percaya diri anak yang sehat.
- Empati
Mengapa empati perlu diajarkan kepada anak? Mengajarkan empati kepada anak memiliki manfaat agar anak memahami apa yang ada dipikiran dan dirasakan orang lain. Anak juga bisa memahami bagaimana sikap dan keputusannya berpengaruh terhadap diri sendiri dan juga teman-temanya. Idealnya, mereka akan berkembang menjadi sosok dengan pola pikir yang menolak permusuhan dan kekerasan.
Itulah sebelas keterampilan sederhana yang harus mulai diajarkan kepada si kecil. Menurut Anda, mana yang paling penting diajarkan?
Kontributor: Jefri firmansyah, S.Psi
Editor: Oki Aryono
*Staf pengajar di SD Al Hikmah Surabaya