Suaramuslim.net – Brunei Darussalam dikenal sebagai negara kecil yang kaya. Sebagai negara dengan luas wilayah yang kecil dan jumlah penduduk yang sedikit, negara ini menawarkan kedamaian bagi penghuninya. Layaknya manusia dengan sifat tenang, julukan phlegmatis layak disematkan padanya. Brunei Darussalam juga memiliki sisi lain yang sanggup membuat pendatang terngiang akan keunikannya. Berikut 11 fakta unik negara phlegmatis, Brunei Darussalam:
- Penyerahan ijazah sarjana langsung oleh Sultan
Fakta unik pertama terjadi ketika penulis menghadiri acara upacara kelulusan seorang kawan PPI-BD (Persatuan Pelajar Indonesia di Brunei Darussalam). Menginjak prosesi wisuda, penulis dibuat tertegun. Sebab, penyerahan ijazah dan pemindahan tali toga dilakukan langsung oleh sultan. Melihat pemimpin negara Islam itu secara langsung menjadi momen yang amat berkesan ketika penulis menjadi mahasiswa pertukaran pelajar di Universitas Brunei Darussalam.
- Plang jalan diisi kalimat zikir
Hal unik selanjutnya adalah saat penulis melewati beberapa jalan raya utama. Ada kalimat zikir yang tertulis di beberapa plang jalan. Subhanallah, negara phlegmatis ini mengajak para pengemudi dan penumpang di jalan raya untuk terus mengingat Allah.
- Azan di setiap waktu salat ditayangkan di televisi
Jika azan salat yang ditayangkan di Indonesia hanya saat salat maghrib, lain halnya di Brunei Darussalam. Di negara phlegmatis ini azan ditayangkan di setiap waktu salat. Saat penulis menonton acara televisi di asrama, acara tertunda sejenak karena azan dhuhur. Begitu pun saat azan di waktu salat yang lain.
- Pemisahan tamu undangan di acara pernikahan
Penulis mendengar cerita dari seorang teman seangkatan yang mendapat undangan ke acara resepsi pernikahan warga lokal. Bahwa di acara resepsi tersebut, tamu undangan ditempatkan secara terpisah antara tamu laki-laki dan tamu perempuan. Hal ini bagus untuk menghindari adanya campur baur antara laki-laki dan perempuan yang bukan mahram (ikhtilath).
- Tidak perlu menoleh ke kanan dan ke kiri untuk menyeberang
Fakta unik selanjutnya penulis dapati ketika menyeberang jalan di depan asrama dan jalan di sebuah pusat perbelanjaan. Saat ada orang yang menyebrang jalan, kendaraan yang lewat memelankan lajunya dan berhenti tepat di belakang zebra cross. Mempersilakan pejalan kaki menyeberang. Sungguh sebuah akhlak sopan yang patut dicontoh.
- Harga kartu perdana mahal
Saat pertama kali tiba di Brunei Darussalam, penulis menyempatkan diri membeli kartu perdana yang khusus digunakan di negara phlegmatis ini. Maklum saja, saat itu belum booming sosial media atau aplikasi yang bisa diakses langsung dari handphone.
Yang mengejutkan, harga kartu perdana senilai 35 BND (ratusan ribu rupiah). Hal ini tergolong mahal dengan perbandingan harga seporsi nasi katok seharga 1 BND (Rp 7.000,-). Lalu, proses registrasi kartu perdana dimintai kartu identitas resmi. Jadi, tidak ada istilah kartu simcard sekali pakai-buang yang bisa disalahgunakan untuk menipu.
- Tidak ada kebun binatang
Wisata yang banyak dijumpai dan murah adalah mengunjungi pantai. Wisata lainnya seputar mal, museum, masjid, pasar, monumen tertentu, area hiking dan taman. Hanya ada satu wahana bermain bernama Jerudong Park. Dan, tidak ada kebun binatang!
- Tapau adalah cara asyik untuk kenyang
Ketika diajak menghadiri kajian di suatu petang, penulis kembali dibuat tertegun dengan budaya masyarakat setempat. Keunikan negara phlegmatis ini adalah “tapau”. Selepas acara kajian, beberapa makanan yang masih tersisa dibungkus oleh para tamu undangan untuk dibawa pulang. Tentunya tapau ini dilakukan setelah dipersilakan oleh tuan rumah yang memang menyediakan kantong plastik untuk para tamunya.
- Taksi sapu-sapu
Hal unik yang menyulitkan di negara phlegmatis, Brunei Darussalam adalah masalah transportasi. Saat berpergian kemana pun, hanya ada bis yang digunakan untuk transportasi umum. Itu pun hanya pada jam tertentu. Tidak ada becak, bajaj, apalagi kereta api. Saat sedang kesulitan mencari transportasi, seorang kawan PPI-BD menyarankan untuk menggunakan taksi tidak resmi. Taksi sapu-sapu namanya. Ongkosnya lebih murah dari taksi biasa, yaitu seharga 1 BND (sama dengan ongkos bis).
- Bandar, pusat pahlawan devisa
Banyak TKI (tenaga kerja Indonesia) yang mengais rezeki di negara phlegmatis ini. Para pahlawan devisa menjadi pekerja seperti sopir bis, pekerja konstruksi bangunan, penjual makanan di kedai dan aksesoris di museum. Jika di Hongkong ada Victoria Park, maka di Bandar Seri Begawan, ibu kota Brunei Darussalam, adalah pusatnya para TKI.
- Nasi katok dan ambuyat?
Makanan unik yang banyak dijumpai di beberapa tempat di Brunei Darussalam adalah nasi katok. Disebut demikian karena dulunya pembeli mengetuk (katok) rumah penjual saat ingin membeli makanan ini. Ternyata, nasi katok adalah nasi dengan ayam goreng dan bumbu yang agak manis. Selain nasi katok, makanan yang khas di negara phlegmatis ini adalah ambuyat. Ambuyat mirip dengan Papeda. Bubur yang terbuat dari sagu khas Maluku dan Papua. Makanan ini ditemani berbagai macam bumbu dan lauk pelengkap.
Kontributor: Meganindy
Editor: Oki Aryono