Suaramuslim.net – Bencana alam seperti gempa bumi yang terjadi di Lombok merupakan suatu kejadian yang tidak mampu diprediksi kedatangannya. Kehilangan anggota keluarga dan kerusakan rumah, harta benda, mata pencaharian, dan lain-lain menjadi salah satu faktor yang menyebabkan korban gempa Lombok mengalami goncangan jiwa.
Pemerintah dan berbagai lembaga baik profit maupun non-profit telah menggalang dana untuk memberikan bantuan berupa kebutuhan pokok bagi korban gempa. Namun, masih sedikit lembaga yang berinisiatif untuk memberikan pertolongan psikologis bagi korban gempa Lombok.
Berikut merupakan alasan pentingnya pertolongan psikologis bagi korban bencana alam, khususnya korban gempa di Lombok.
-
Bencana Menimbulkan Ketidakseimbangan Psikologis bagi Korban
Selain menimbulkan dampak fisik bagi korban, bencana alam menimbulkan kehilangan harta benda, mata pencaharian, bahkan kehilangan anggota keluarga tercinta. Hal tersebut berdampak terhadap ketidakseimbangan psikologis dan goncangan kejiawaan yang buruk bagi korban.
Trauma, depresi, dan stres adalah dampak nyata bagi sebagian besar korban bencana alam. Kecemasan korban gempa untuk tinggal di bangunan, kepanikan korban ketika terjadi gempa susulan, terlalu waspada dengan isu-isu yang berkaitan dengan gempa dan tsunami merupakan salah satu bentuk ketidakseimbangan psikologis ringan yang menimpa sebagian besar korban gempa Lombok.
-
Pertolongan Psikologis Bertujuan Mengurangi Risiko Gangguan Kejiwaan Akibat Trauma
Dalam keadaan mental yang tidak stabil, korban bencana alam sangat dikhawatirkan akan terkena trauma berkelanjutan atau Post Traumatic Stress Disorder (PTSD). Bukan tidak mungkin, pengalaman traumatik yang dirasakan menyebabkan tubuh, pikiran, semangat, dan hubungan interpersonal menjadi ‘terluka’. Oleh karena itu, trauma healing bertujuan untuk mengurangi risiko terjadinya gangguan kejiwaan yang diakibatkan trauma akan bencana yang menimpanya.
Pertolongan psikologis yang diperuntukkan kepada korban bencana biasa disebut Psychological First Aid (PFA). Menurut WHO, PFA meliputi pemberian perawatan praktis dan dukungan terhadap korban, pemenuhan kebutuhan dasar (sandang, pangan, dan papan), mendengarkan keluhan korban bencana, menghibur dan membantu korban bencana untuk merasakan kebahagiaan, dan membantuk para korban agar senantiasa terhubung dengan informasi, layanan, dan dukungan sosial.
-
Pertolongan Psikologis Bertujuan Memperkuat Akidah Korban Bencana
Bentuk pertolongan psikologis dalam bentuk penguatan spiritual juga sangat penting bagi korban bencana alam, khususnya gempa bumi di Lombok. Sebagaimana diketahui khalayak umum, bahwa korban bencana alam rawan mengalami pendangkalan akidah. Oleh karena itu, korban gempa membutuhkan trauma healing yang bertujuan untuk memperkuat akidah mereka dan motivasi untuk senantiasa sabar dan tidak putus asa terhadap musibah yang menimpa mereka.
Gempa bumi yang menimpa masyarakat Lombok sudah menjadi qadha’ atau ketetapan dari Allah dan berada di luar kehendak manusia. Namun, bagaimana respon manusia dalam menerima suatu musibah berada di wilayah yang menjadi ikhtiar manusia. Para korban butuh motivasi spiritual mengenai keistiqomahan dalam keimanan, sabar dalam menghadapi musibah dan ketetapan Allah, konsep rezeki yang dijamin oleh Allah kepada seluruh makhluk-Nya, dan muhasabah atau instropeksi diri.
Musibah gempa bumi yang menimpa masyarakat Lombok bisa menjadi kebaikan apabila diterima dengan lapang dada, ridha, sabar dan tawakal kepada Allah. Sebagaimana sabda Rasulullah, “Tidaklah seorang mukmin tertimpa musibah tertusuk duri atau lebih dari itu, kecuali dengannya Allah tinggikan dia satu derajat atau Allah hapuskan darinya satu kesalahan.” (HR. Muslim At-Tirmidzi, Ahmad).
Kontributor: Dinda Sarihati Sutejo
Editor: Oki Aryono
*Tim Islamic Youth Community Kota Pasuruan