SURABAYA (Suaramuslim.net) – Pembicaraan seputar Pilpres terus menjadi perbicangan hangat di berbagai kalangan di tahun politik, Wakil Ketua DPR RI Fahri Hamzah ikut angkat bicara soal kriteria Calon Presiden RI di tahun 2019.
Kepada suaramuslim.net pada Senin (5/3) Fahri Hamzah menekankan bahwa jangan sampai lagi bangsa ini dipimpin oleh Presiden yang naik melalui teknologi pencitraan yang luar biasa.
“Presiden kita saat ini dan timnya dulu memanfaatkan betul media massa untuk membangun citra diri baru sebab beliau tidak tercatat diatas kertas sejarah bangsa kita, dan rutenya sangat singkat, belum selesai di Solo ke Jakarta, belum selesai di Jakarta tiba-tiba menjadi Presiden, padahal jauh sebelumnya kita belum pernah bicara tentang beliau” tutur Fahri.
Fahri berharap di 2019 bangsa Indonesia bisa mengambil pelajaran dan tidak lagi memilih pemimpin hasil dari pencitraan tetapi memilih dengan substantif.
“Pemimpin harus ngomong yang benar jangan cuma judul-judul, bahaya kalau pemimpin bangsa tidak punya gagasan dan pikiran sendiri” ujar Fahri.
Dirinya menyebutkan ada setidaknya 3 kriteria seseorang untuk memimpin Indonesia, yang ia sebut sebagai Pemimpin yang berjodoh dengan rakyat.
Kriteria pertama adalah seorang Presiden ke depan haruslah bagian dari sejarah dan terlibat dalam momen-momen sejarah.
“Indonesia ini ibarat suatu perjalanan, suatu pawai dimana anak-anak muda berkumpul dalam momen-momen penting sejarah sejak sumpah pemuda hingga reformasi, dan orang mesti mengerti kalau ingin jadi Pemimpin dia adalah bagian dari pawai sejarah ini” jelas Fahri.
Kemudian kriteria kedua seorang Presiden menurut Fahri Hamzah adalah memahami Islam dengan baik.
“Pemimpin tidak boleh tidak paham islam, dia tidak sadar negara ini Negara Muslim sementara yang keluar dari mulutnya perkataan yang mendiskreditkan Islam, mengatakan agama dan politik jangan dikaitkan, padahal kan agama dan politik dua hal yang baik yang justru harus disatukan” ungkap Fahri.
Dan kriteria ketiga untuk menjadi Presiden kelak di tahun 2019 adalah harus memahami demokrasi.
“Kita lihat sekarang, akan keluar RKUHP Pasal Penghinaan Presiden, lalu kapan hari ada Undang Undang Ormas yang jelas-jelas menyalahi demokrasi, kalau pemimpin tidak klop dengan historis dan dengan inti dari negara muslim dia tidak akan bisa memahami proses demokrasi” pungkas Fahri.
Maka pemimpin yang mempunyai 3 kriteria diatas, menurut Fahri Hamzah adalah pemimpin yang akan berjodoh dengan rakyat, ia mengibaratkan pemimpin dan rakyat ibarat suami istri yang jika tidak cocok tak akan melahirkan sakinah, mawaddah dan rahmah tapi justru membuat rakyat terus gelisah.
Reporter/Editor: Ahmad Jilul Qur’ani Farid