Suaramuslim.net – Berangkat dari syariat Islam yang mengajarkan kebersihan, seorang muslim sejatinya juga harus pandai menjaga lingkungan. Salah satu cara untuk menjaga kebersihan lingkungan adalah dengan mengurangi sampah yang dihasilkan. Terlebih saat Ramadhan di mana jumlah sampah meningkat dari hari-hari biasa. Berikut 5 aksi bebas sampah yang bisa dilakukan untuk meminimalisir sampah saat Ramadhan yang dikutip dari e-book “Panduan Green Ramadhan” karya D.K. Wardhani (penulis buku “Menuju Rumah Minim Sampah”):
- Tolaklah kantong kresek. Bawalah tumbler dan tas belanja dari kain saat membeli takjil.
Plastik adalah salah satu sampah yang sulit terurai dan berdampak buruk bagi lingkungan. Kebanyakan pedagang menggunakan plastik dan kantong kresek untuk membungkus makanan. Agar bebas sampah terutama di bulan Ramadhan, aksi pertama yang bisa kita lakukan adalah tolaklah plastik dan kantong kresek. Hendaknya kita membawa tumbler atau wadah makanan dan tas belanja dari kain saat membeli takjil.
- Hindari memberi takjil dengan menggunakan plastik atau stereofoam.
Sediakan makanan berbuka puasa dalam bentuk prasmanan atau bawa wadah sendiri dari rumah. Acara berbuka puasa bersama yang digelar saat Ramadhan ada baiknya tidak menggunakan kemasan sekali pakai seperti plastik, gelas plastik atau sedotan yang dapat menjadi sampah.
Pemakaian stereofoam juga sebaiknya dihindari. Hal ini dikarenakan penggunaan stereofoam sebagai wadah makanan bisa menimbulkan bahaya bagi kesehatan. Selain itu, penggunaan stereofoam dalam jangka panjang juga bisa mengakibatkan penyakit kanker. Sifat stereofoam yang sulit terurai berakibat menjadi sampah yang menumpuk.
Panitia buka puasa bersama sebaiknya menyajikan hidangan berbuka dalam bentuk prasmanan. Aksi bebas sampah juga bisa dilakukan peserta buka puasa bersama dengan cara membawa wadah makanan dan gelas sendiri.
- Beli makanan untuk berbuka puasa secukupnya agar tidak membuang-buang makanan sisa.
Indonesia termasuk 5 besar penghasil food waste (sampah makanan). Di antara sampah yang dihasilkan tersebut, 40% adalah sampah makanan. Sebanyak 500 ton sampah makanan terbuang selama Ramadhan. Sementara sampah sisa buka puasa dan sahur di pinggir jalan tidak terkelola.
Aksi bebas sampah yang bisa kita lakukan adalah beli atau makan secukupnya. Habiskan makanan yang kita ambil. Selain untuk mengikuti anjuran Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam untuk makan secukupnya dan tidak berlebih-lebihan, makanan lebih yang ada juga bisa diberikan kepada orang-orang yang membutuhkan.
- Jangan memakai kertas koran saat salat idul fitri di lapangan. Pakailah terpal untuk alas salat idul fitri.
Saat Ramadhan pergi dan idul fitri datang, salat sunah idul fitri pun digelar di berbagai tempat. Selepas salat ied di masjid yang berlokasi dekat jalan, biasanya tampak berserakan sampah kertas koran yang digunakan sebagai alas salat. Untuk menyukseskan aksi bebas sampah, minimalisir penggunaan kertas. Jangan gunakan kertas koran sebagai alas salat ied. Sebagai gantinya, gunakan terpal yang bisa dipakai berulang.
Hal ini dikarenakan semakin banyaknya pohon di hutan yang ditebang untuk dijadikan kertas. Akibatnya, habitat hewan yang tinggal di hutan menjadi semakin terbatas dan mengakibatkan populasi hewan semakin berkurang.
- Hematlah penggunaan air untuk wudhu. Usahakan sebanyak satu Mud.
Aksi peduli lingkungan selanjutnya adalah menghemat penggunaan air. Panutan kita Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam melarang pemborosan air meskipun untuk keperluan baik seperti berwudhu. Beliau mencontohkan penggunaan air untuk wudhu adalah sebesar satu Mud.
“Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam melarang boros air meskipun untuk wudhu dan di sungai yang mengalir.” (H.R. Ibnu Majah no. 419).
“Dari Anas radhiyallahu ‘anhu, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam ketika wudhu dengan takaran air satu Mud dan mandi dengan satu Sha.” (Muttafaqun ‘Alaih). Satu Mud adalah sebanyak dua telapak tangan laki-laki dewasa. Sedangkan satu Sha adalah sebanyak empat Mud.
Semua aksi di atas mungkin terlihat tidak praktis pada awalnya. Akan tetapi, usaha untuk menjaga kebersihan lingkungan dengan aksi bebas sampah lebih mudah dikerjakan dibanding biaya dan tenaga yang dikeluarkan untuk memperbaiki kerusakan lingkungan yang ditimbulkan akibat ulah tangan kita sendiri. Jika masing-masing individu memulainya dari sekarang dan mensosialisasikannya kepada yang lain, maka kita semua akan terbiasa dan aksi bebas sampah akan menjadi lebih mudah.