Suaramuslim.net – Al-adabu fauqa al-‘ilmi (adab di atas ilmu). Demikianlah kiranya nasihat yang sering dipesankan oleh para pendidik kepada murid-muridnya. Khususnya bagi para santri, tentu maqalah tersebut tidak asing di telinga mereka. Tapi apakah benar seperti itu posisi keduanya, yakni menempatkan adab terlebih dahulu dari pada ilmu?
Terlalu banyak menggeluti ilmu sampai lupa mempelajari adab. Lihat saja sebagian kita, sudah mapan ilmunya, banyak mempelajari tauhid, fikih dan hadis, namun tingkah laku kita terhadap orang tua, kerabat, tetangga dan saudara muslim lainnya bahkan terhadap guru sendiri jauh dari yang dituntunkan oleh para ulama terdahulu.
Coba lihat saja kelakuan sebagian kita terhadap orang yang beda pemahaman, padahal masih dalam tataran ijtihadiyah. Yang terlihat adalah watak keras, tak mau mengalah, sampai menganggap pendapat hanya boleh satu saja tidak boleh berbilang.
Padahal para ulama sudah mengingatkan untuk tidak meninggalkan mempelajari masalah adab dan akhlak.
Imam Darul Hijrah, Imam Malik rahimahullah pernah berkata pada seorang pemuda Quraisy,: “Pelajarilah adab sebelum mempelajari suatu ilmu.”
Dari Ibrahim bin Habib berkata, ayahku berkata: “Hai anakku, datangilah para fuqaha dan para ulama. Timbalah ilmu dari mereka. Seraplah adab, akhak dan hidayah mereka. Hal itu lebih aku sukai daripada mencari banyak hadis.” (Al Khatib Al Baghdadi, Al Jami’ li Akhlaq ar Rawi wa Adab As Sami’, tahqiq Dr. Mahmud Ath Thahhan 1/80).
Ungkapan di atas menegaskan bahwa Islam mengutamakan untuk mempelajari ilmu mengenai adab dibandingkan mempelajari ilmu lain. Ini 5 alasan pentingnya beradab sebelum berilmu dalam Islam.
1. Adab mengajarkan akhlak
Adab merupakan sesuatu yang mengajarkan tentang akhlaq sebagaimana tips bangun Subuh tepat waktu. Tentu saja hal ini amat penting dalam kehidupan. Oleh sebab itu maka mempelajari adab harus dilakukan sejak dini sebagai upaya agar dapat menjadi bekal saat anak kelak menjadi dewasa.
Imam Abu Hanifah berkata, “Kisah-kisah para ulama dan duduk bersama mereka lebih aku sukai daripada menguasai beberapa bab fiqih. Karena dalam kisah mereka diajarkan berbagai adab dan akhlaq luhur mereka.” (Al Madkhol, 1: 164).
2. Lebih mudah memahami ilmu
Pentingnya beradab sebelum berilmu menegaskan bahwa adab harus lebih dahulu dipelajari. Sebab saat kita sudah menguasainya maka akan lebih mudah untuk mempelajari ilmu.
Sebagaimana Yusuf bin Al Husain berkata, “Dengan mempelajari adab, maka engkau jadi mudah memahami ilmu.”
3. Diajarkan oleh Nabi
Dahulu di masa jahiliyyah orang-orang belum mengenal apa itu adab dan akhlak, sampai Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam datang untuk memperbaiki akhlak masyarakat Arab.
Nabi telah mengajarkan bagaimana sopan santun, jujur, rendah hati, dan akhlakul karimah yang banyak sekali jika disebutkan. Kebaikan beliau harus kita pertahankan, karena akhlak merupakan salah satu peninggalan Nabi yang sangat memengaruhi kehidupan di dunia.
”Sesungguhnya telah ada pada (diri) Rasulullah itu suri teladan yang baik bagimu (yaitu) bagi orang yang mengharap (rahmat) Allah dan (kedatangan) hari kiamat dan dia banyak menyebut Allah.” (QS: al-Ahzab: 21).
4. Mempelajari adab seperti menguasai ilmu
Mempelajari adab harus diutamakam namun tak boleh juga menelantarkan fokus mempelajari ilmu. Sebab adab dan ilmu jika bisa berjalam dengan selaras dan seimbang maka akan bisa memberikan manfaat yang begitu besar.
Ibnu Sirin berkata, “Mereka -para ulama- dahulu mempelajari petunjuk (adab) sebagaimana mereka menguasai suatu ilmu.”
5. Dengan adab ilmu lebih berkah
Keberadaan ilmu tidaklah lengkap tanpa dibarengi dengan adanya akhlak. Sebab adab akan bisa menjadikan ilmu menjadi berkah, jika ilmu diimbangi dengan adab maka manusia tidak hanya akan disebut berilmu tapi juga berilmu dan beradab.
Tentu saja hal ini memungkinkan kita untuk semakin dapat meningkatkan kualitas hidup. Sebab tidak hanya dengan bekal ilmu namun dalam hidup juga harus dibekali dengan akhlak yang baik.