Suaramuslim.net – Tidak sedikit orang tua yang mengeluh karena anaknya suka memukul kalau marah atau keinginannya tidak dituruti. Setelah mengetahui penyebab perilaku anak, tentukan kita harus bersikap seperti apa. Anak yang sudah telanjur memukul biasanya sudah terlalu marah atau frustrasi untuk berhadapan dengan kita. Tenangkan dulu diri anak, lalu bahas lagi mengenai perilaku memukul ini setelah anak merasa lebih santai.
Terkadang orang tua bisa jadi salah paham. Ketika anak sudah memukul orang lain, orang tua bisa terlibat dalam emosi yang sama tingkat agresifnya dengan anak. Anak masih belum memiliki kemampuan otak yang cukup untuk memproses emosi yang ia rasakan. Di sini orang tua harus berperan menjadi “otak” anak untuk membantunya mengelola emosi itu. Untuk dapat membantu anak, orang tua tentunya harus bisa menjadi orang yang lebih tenang secara emosional daripada anak. Selain membantu diri sendiri, orang tua yang lebih tenang dan lebih mampu mengatur emosi akan berdampak lebih positif pada kemampuan anak.
Banyak hal yang bisa dilakukan orang tua untuk membantu memulihkan ketenangan emosi anak dan membantu anak untuk memahami emosinya sendiri. Di antaranya:
1. Menenangkan anak
Jika anak bersifat agresif dengan memukul temannya saat bermain, ajaklah anak menjauh atau menghindar dari temannya. Ajak anak ke tempat yang tenang, kemudian tanyakan kenapa dia memukul temannya. Berikan penjelasan, pengarahan, bimbingan kepada anak. Katakan padanya bahwa marah itu boleh akan tetapi tidak boleh memukul atau menyakiti orang lain.
2. Sering memeluk anak
Pada umumnya anak tidak mengetahui bagaimana cara mendapatkan perhatian yang tepat dari orang tua ataupun orang lain. Anak akan melakukan hal-hal yang bisa membuatnya menjadi pusat perhatian orang banyak dengan kenakalannya. Cara ini tentunya sangat tidak disukai oleh banyak orang. Bahkan kebanyakan dari anak-anak memukul temannya untuk mendapatkan perhatian. Untuk menghindari terjadinya hal ini, orang tua harus bisa mencari cara, salah satunya dengan lebih sering memeluk anak. Peluklah anak sesering mungkin, usap lembut kepala dan punggungnya dan katakan bahwa kita sangat mencintai dan menyayanginya.
3. Tidak memukul balik
Berikan alternatif lain pada anak jika anak merasa ia memiliki keinginan untuk memukul atau membalas tindakan temannya. Misalnya dengan menyilangkan tangannya di depan dada atau memasukkan tangannya ke dalam kantong celana.
4. Mendengarkan curhatan anak
Banyak sekali orang tua yang mengabaikan atau meremehkan apa yang sedang anak ceritakan atau bicarakan. Akibatnya anak-anak merasa diacuhkan orang tuanya. Mereka merasa tidak penting bagi orang tuanya. Hal ini menyebabkan anak melampiaskan perasaan kesal terhadap orang tuanya dengan memukul atau membanting benda di sekitarnya. Jadi, sebaiknya jangan mengabaikan atau menyepelekan ucapan dan curhatan anak. Anak-anak juga perlu teman untuk berkeluh kesah dan bahkan anak juga memerlukan saran dan pendapat dari orang tuanya.
5. Memberi contoh yang baik kepada anak
Orang tua adalah guru pertama bagi anak-anaknya, dan rumah adalah sekolah pertama bagi mereka. Sebagai guru yang baik, kita dan pasangan harus mengajarkan hal-hal yang baik. Sangat penting bagi orang tua untuk mengajarkan sifat terpuji bagi putra putrinya. Namun tak jarang, saat emosi, orang tua akan memukul anaknya ketika nakal atau rewel. Orang tua sebenarnya ingin memperlihatkan kepada lingkungannya bahwa orang tua tidak memanjakan anaknya bahkan terkesan menghukum anaknya.
6. Bangun komunikasi dengan anak
Jika orang tua sering berkomunikasi dengan anak, saling mendengarkan apa yang anak keluhkan, tentu orang tua dapat memberikan anak nasihat dan saran yang tepat untuknya. Selain itu, anak merasa aman dan nyaman ketika mendapatkan perhatian dari orang tuanya.
7. Carilah penyebabnya
Mendidik dan mengarahkan anak memang tidak selalu mudah. Banyak hal yang orang tua harus pelajari. Menghadapi sikap temperamen anak, sebaiknya orang tua memperhatikan atau mencari apa yang menjadi pemicunya. Dengan mencari dan tahu penyebabnya, orang tua akan lebih mudah mencari solusi serta mengatasinya.
Tidak ada yang mengatakan bahwa menjadi orang tua adalah perihal yang mudah. Terutama ketika mendapati anak kita berperilaku yang tidak semestinya. Sebagai orang tua, jangan terlalu cepat memberi label pada anak sebagai anak yang agresif atau anak yang memiliki gangguan perilaku. Anak yang masih berusia dini dan di usia sekolah dasar masih dalam tahap belajar berinteraksi sosial. Perilaku memukul pada anak hanya sebagai tanda bahwa orang tua harus lebih terlibat dalam interaksi sosial anak dan memberikan dukungan penuh. Memahami emosi anak juga bisa menjadi titik awal yang baik. Anak yang nyaman secara emosional akan lebih mudah untuk mengontrol emosinya, tidak hanya saat ini, tapi hingga nanti ia menginjak usia dewasa.