Benarkah Sifat Jujur Bagaikan Barang Langka?

Benarkah Sifat Jujur Bagaikan Barang Langka?

Suaramuslim.net – Al Quran adalah kalam Allah yang sudah seharusnya menjadi suatu acuan dalam kita bertindak. Seperti halnya, artikel berikut yang akan membahas mengenai suatu nilai kehidupan yang harus di miliki oleh umat Islam.

Nilai kehidupan ini  terinspirasi dari firman Allah QS. At Taubah 119,

يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اتَّقُوا اللَّهَ وَكُونُوا مَعَ الصَّادِقِينَ

Artinya: “Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kepada Allâh, dan hendaklah kamu bersama orang-orang yang benar”. (At-Taubah: 119)

Berdasarkan kandungan ayat Al Quran di atas, Allah meminta orang yang beriman untuk jujur dalam segala hal. Kata Jujur yang berasal dari bahasa Arab dengan menggunakan lafadz “ash-shidqu” atau “shiddiq” yang berarti, benar, nyata atau berkata benar. Lawan kata ini adalah dusta, atau dalam bahasa Arab ”al-kadzibu”.

Secara istilah, Jujur mempunyai arti;

  1. Samanya kondisi yang tersebunyi dengan yang nampak. Yang dhohir dan yang batin.
  2. Kesesuaian antara ucapan dan perbuatan.
  3. Kesesuaian antara informasi dan kenyataan.
  4. Ketegasan dan kemantapan hati
  5. Sesuatu yang baik yang tidak dicampuri dengan kedustaan.

Jujur itu inti dari amal sholeh, bahkan ikhlas itu tidak muncul tanpa kejujuran. Karena jujur itu dasar, adapun ikhlas itu cabangnya.

Kata para Ulama (Dalilul falihin, Syarah Riyadlus Shalihin bab As Shidq);

كل صادق مخلص، و ليس كل مخلص صادقا

“Setiap yang jujur itu ikhlas, namun tidak semua yang ikhlas itu jujur”.

Sifat Jujur itu ada dalam tiga aspek, yaitu;

  1. Jujur dalam niat, artinya motivasi jiwa dalam beramal sudah pasti hanya didorong oleh kecintaan kepada Allah.
  2. Jujur dalam ucapan, artinya ucapan yang keluar dari mulut kita adalah apa yang sebenarnya terjadi, tidak dibuat-buat. Mulut kita terjaga untuk tidak menyebarkan sesuatu yang belum jelas kebenarannya. Sudah jelas pun, masih diperhatikan apakah manfaat atau tidak untuk disebarkan, ini masuk kategori kejujuran dalam ucapan.
  3. Jujur dalam perbuatan, artinya dalam beramal selalu terikat dengan syariat. Beramal sungguh-sungguh, sehingga jiwanya menjadi tenang.

وَالَّذِي جَاءَ بِالصِّدْقِ وَصَدَّقَ بِهِ ۙ أُولَٰئِكَ هُمُ الْمُتَّقُونَ

Dan orang yang membawa kebenaran (Muhammad) dan orang yang membenarkannya, mereka itulah orang yang bertakwa.” [Az-Zumar (39): 33]

Cara Menjadi Orang yang Jujur

Dari ayat At Taubah di atas ada hal yang bisa dipahami tentang gimana menjadi orang jujur, di antaranya:

  1. Kejujuran itu bisa menjadi milik semua orang, namun kejujuran yang muncul dari keimanan adalah kejujuran yang sempurna dan bernilai di sisi Allah.

    So.. bisa aja pemimipin kafir itu jujur, tapi sudah tentu tidak bernilai di sisi Allah jika tidak dilandasi oleh keimanan.

  2. Berada di lingkungan yang jujur. Atau menciptakan lingkungan yang jujur, dengan memulai jujur dari diri sendiri.
  3. Paksa jiwa ini jujur, meski pahit yang kita terima. Di Kitab Syarah Misykatul Mashobih dalam redaksi hadits lain yang sedikit berbeda, tertulis :

قلت : زدني . قال : ” قل الحق وإن كان مرا

Abudzar berkata : “Tambahkanlah wasiatnya wahai rasululloh ” Rasulullah bersabda : ” katakanlah yang benar walaupun kebenaran itu pahit “. (HR. Ahmad, At Tabrani, Ibnu Hibban dan Al Hakim), Al Hakim berkata : “Sanadnya Shahih”.

Sifat jujur itu indah

  1. Mendapat gelar di akherat sebagaimana gelar Sayidina Abu Bakar di dunia

    عَنْ عَبْدِ اللهِ بنِ مَسْعُوْد رَضِيَ اللهُ عَنْهُ قَالَ : قَالَ رَسُوْلُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ : عَلَيْكُمْ بِالصِّدْقِ ، فَإِنَّ الصِّدْقَ يَهْدِيْ إِلَى الْبِرِّ ، وَإِنَّ الْبِرَّ يَهْدِيْ إِلَى الْجَنَّةِ ، وَمَا يَزَالُ الرَّجُلُ يَصْدُقُ وَيَتَحَرَّى الصِّدْقَ حَتَّى يُكْتَبَ عِنْدَ اللهِ صِدِّيْقًا ، وَإِيَّاكُمْ وَالْكَذِبَ ، فَإِنَّ الْكَذِبَ يَهْدِيْ إِلَى الْفُجُوْرِ ، وَإِنَّ الْفُجُوْرَ يَهْدِيْ إِلَى النَّارِ ، وَمَا يَزَالُ الرَّجُلُ يَكْذِبُ وَيَتَحَرَّى الْكَذِبَ حَتَّى يُكْتَبَ عِنْدَ اللهِ كَذَّابًا

    Dari ‘Abdullâh bin Mas’ûd Radhiyallahu anhu, ia berkata: “Rasûlullâh SAW bersabda, ‘Hendaklah kalian selalu berlaku jujur, karena kejujuran membawa kepada kebaikan, dan kebaikan mengantarkan seseorang ke Surga. Dan apabila seorang selalu berlaku jujur dan tetap memilih jujur, maka akan dicatat di sisi Allâh sebagai orang yang jujur. Dan jauhilah oleh kalian berbuat dusta, karena dusta membawa seseorang kepada kejahatan, dan kejahatan mengantarkan seseorang ke Neraka. Dan jika seseorang senantiasa berdusta dan memilih kedustaan maka akan dicatat di sisi Allâh sebagai pendusta (pembohong)”. (Muttafaqun Alaih.

  2. Selalu dibimbing Allah kepada kebaikan
  3. Jiwa menjadi tenang dan tentram

إِنَّ الصِّدْقَ طُمَأْنِيْنَة، وَالْكَذِبَ رِيْبَة…

“… Kejujuran itu ketentraman, dan dusta itu keragu-raguan …” [HR. At-Tirmidzi, no. 2518]

So… jujur itu harus, karena itu kemuliaan seseorang. Tanpa jujur hidup tidak tenang, dan berada pada kehinaan…

Jujur adalah bukan barang langka!! Wallahu A’lam

Like this article?

Share on Facebook
Share on Twitter
Share on WhatsApp
Share on Telegram

Leave a comment