SURABAYA (Suaramuslim.net) – Muballigh asal Pekanbaru Riau yang kerap dijuluki Da’i Sejuta Viewer Ustadz Abdul Somad, Lc., MA dalam wawancara eksklusif “Satu Jam Bersama Ustadz Abdul Shomad” di Suara Muslim Radio Network pada Jum’at (27/4) menyampaikan langkah-langkah membangun kejayaan umat.
Menurut Ustadz Abdul Somad persoalan yang paling penting untuk didahulukan dalam mewujudkan kejayaan umat adalah persoalan pendidikan.
“Di berbagai kesempatan saya sampaikan persoalan paling urgent adalah soal pendidikan, kita bersyukur APBN untuk pendidikan sudah 20% , tapi itu saja tidak cukup, kita harus bisa mendidik anak kita selain ahli dalam Matematika, Biologi, Kimia, Fisika, Bahasa dan sebagainya, juga ahli dalam 5 ilmu utama yakni Aqidah Akhlak, Fiqh, Sejarah Islam, Qur’an dan Hadits” jelas ustadz yang merupakan lulusan dari Darul Hadits Maroko ini.
Kemudian Ustadz Abdul Somad menambahkan, setelah pendidikan persoalan yang harus diselesaikan untuk mencapai kejayaan umat adalah terkait ekonomi umat.
“Setelah pendidikan yang kedua adalah kita harus membangkitkan ekonomi umat, misalnya wajib kita galakkan gerakan belanja ke tetangga sebelah ketimbang ke minimarket-minimarket milik pengusaha kaya” kata Ustadz Abdul Somad.
Poin terakhir yang penting menurut Ustadz Abdul Somad dalam mencapai kejayaan umat adalah urusan politik.
“Setelah dua hal tadi bisa kita galakkan bersama, kemudian langkah berikutnya baru urusan politik, yakni kita wajib memilih anggota dewan, gubernur hingga presiden yang peduli pada dua urusan tadi yaitu pendidikan dan ekonomi umat, kalau itu kita lakukan insya Allah bangsa kita akan sampai pada kejayaan” papar alumni Al Azhar Kairo Mesir ini.
Selain memberikan langkah-langkah menuju kebangkitan umat, Ustadz Abdul Somad juga membangkitkan optimisme dan membantah bahwa Indonesia akan bubar di tahun 2030.
“Bagaimana Indonesia ke depan? Eropa pernah berjaya, India pernah berjaya, China pernah berjaya, Insya Allah berikutnya Indonesia yang akan memimpin kejayaan dunia” pungkas Ustadz Abdul Somad.
Reporter: Ahmad Jilul Qur’ani Farid
Editor: Muhammad Nashir