Suaramuslim.net – Ketupat merupakan sajian khas Asia Tenggara, khususnya masyarakat Indonesia. Biasanya hidangan ketupat disajikan pada saat perayaan hari besar umat Islam, seperti merayakan Hari Raya Idul Fitri. Hidangan ini terbuat dari beras yang dimasukkan ke dalam daun kelapa muda atau janur yang sudah dianyam terlebih dahulu.
Tahukah Anda bahwa olahan ketupat ada banyak macamnya lho! Pada umumnya kita mengenal dua bentuk ketupat. Ada yang berbentuk kepal, ada juga yang bentuknya menyerupai jajaran genjang. Masing-masing bentuk memiliki alur anyaman berbeda. Ada beberapa ragam olahan dari ketupat, diantaranya:
Ketupat katan kapau
Katupat katan khas Kapau ini merupakan ketupat ketan berukuran kecil yang dimasak menggunakan santan yang sudah dibumbui. Dia merupakan versi rebus dari Lemang. Santan yang dipakai begitu kental hingga merasuk ke dalam ketupat. Ketupat katan biasanya dihidangkan sebagai dessert, tetapi juga bisa dimakan dengan lauk pedas, misalnya gulai itik cabe hijau atau rendang.
Ketupat Glabed
Glabed merupakan salah satu sajian yang sangat populer bagi warga Tegal, Jawa Tengah. Kupat glabed adalah ketupat yang dimakan dengan kuah kuning kental. Glabed sendiri sebenarnya berasal dari ucapan orang Tegal bila mengekspresikan kuah yang kental ini. Glabed-glabed!
Ketupat dipotong-potong, lalu diatasnya ditaburi tempe goreng, dan terakhir disirami dengan kuah glabed. Bagi mereka yang gemar makanan pedas, bisa menambahkan sambal. Makan sepiring ketupat glabed kurang lengkap rasanya bila tidak disertai dengan kerupuk mi. Bahan dasar kerupuk terbuat dari tepung singkong dan taburan bawang goreng. Sementara untuk lauknya, bisa menggunakan sate ayam atau sate kerang.
Ketupat Blegong dan Ketupat Bongko
Masyarakat Tegal rupanya masih memiliki sajian khas yang terbuat dari ketupat. Kali ini namanya kupat blengong. Kupat blengong pada dasarnya merupakan ketupat glabed yang menggunakan daging blengong.
Bagi warga Tegal, kata blengong diartikan sebagai hewan yang merupakan keturunan hasil perkawinan bebek dan angsa. Sebagian orang yang pernah mencicipi ketupat blengong mengatakan bahwa daging blengong lebih gurih dan teksturnya lebih lembut dibandingkan dengan daging bebek.
Tekahir, di Tegal juga mengenal sajian ketupat bongko. Yaitu campuran ketupat dengan sayur tempe yang telah diasamkan.
Ketupat Betawi
Ketupat Betawi dikenal juga dengan sebutan ketupay bebanci. Sesuai dengan namanya, ketupat bebanci adalah masakan dengan unsur utama ketupat. Ketupat ini disantap dengan kuah santan berisi daging sapi dan diberi aneka bumbu seperti kemiri, bawang merah, bawang putih, cabai, dan rempah-rempah. Sayangnya, saat ini sudah sangat sulit menemukan penjual ketupat bebanci di Ibu Kota.
Ketupat Cabuk Rambak (Solo)
Ketupat cabuk rambak khas Solo adalah ketupat nasi yang diiris tipis-tipis, lalu disiram dengan sedikit sambal wijen. Sambal wijen yaitu olahan sambal yang dicampuri kemiri dan kelapa parut, kemudian digongseng.
Rasa sambal dari ketupat cabuk terbilang khas. Ada yang rasanya begitu pedas, karena banyaknya cabai yang digunakan, ada juga yang lebih menyukai rasa sambal gurih. Hidangan ketupat cabuk disertai dengan kerupuk nasi atau yang disebut karak.
Ketupat Tahu
Istilah lain dari ketupat tahu adalah tahu campur. Ada juga yang menyebutnya ketoprak. Ketupat tahu tergolong makanan tradisional yang berisi ketupat ukuran kecil-kecil, lalu diberikan campuran lain berupa sayuran, irisan tahu goreng, dan telur rebus, kemudian disiram dengan sambal kacang.
Hampir semua wilayah di Pulau Jawa mengenal jenis makanan ini. Hanya saja istilah yang digunakan bisa saja berbeda. Ada yang menyebutnya tahu campur, tahu tek, dan ketoprak.
Tips untuk membuat ketupat yang bagus adalah dengan memilih janur yang berkualitas. Ciri-cirinya seperti berukuran panjang, dan warna daun tidak terlalu muda atau tidak terlalu tua. Selain di Indonesia, olahan ketupat juga dijumpai di negara tetangga, seperti Malaysia, Singapura dan Brunei.
Biasanya ketupat disuguhkan dengan hidangan lain sesuai khas masing-masing daerah, seperti opor ayam, rendang, kare ayam, dan masakan khas lain yang berbau santan.
Kontributor: Siti Aisah*
Editor: Oki Aryono
*Lulusan S1 Ilmu Komunikasi Unair