JAKARTA (Suaramuslim.net) – Lembaga Survey Indo Barometer merilis hasil survei atas evaluasi 20 tahun reformasi pada Ahad (20/5) di Hotel Harris Suite FX Sudirman Jakarta. Di antara hasil survei yakni 30,3% responden merasa amanat reformasi pada tahun 1998 belum terpenuhi, 24% ragu, 20% tidak tahu, 25,7% merasa telah terpenuhi.
Survei yang dilaksanakan di seluruh provinsi di Indonesia dengan jumlah 1200 responden yang berusia di atas 17 tahun ini menyoroti masalah paling penting yang menjadi pekerjaan rumah pemerintah yakni perekonomian rakyat dengan presentase 20.4%, sulitnya lapangan pekerjaan 9.3%, korupsi dan nepotisme 7.8%, harga kebutuhan pokok mahal 5.9%, dan diikuti tingkat kemiskinan 4.2%.
Bahkan ironisnya, jika dibandingkan dengan kondisi antara pasca reformasi dan orde baru, dari aspek ekonomi mayoritas responden yakni 54,6 % merasa masa orde baru lebih baik. Selain itu dari aspek kesejahteraan sosial 43,2 % responden menganggap masa pasca reformasi tidak lebih baik dari masa orde baru.
Di aspek lain seperti politik, keamanan, hukum, budaya, pendidikan dan kesehatan masyarakat puas dengan kondisi pasca reformasi ketimbang orde baru.
Sementara Wakil Ketua DPR RI Fahri Hamzah yang juga merupakan aktivis 98 dalam rilis dan diskusi tersebut menanggapi bahwa survei tersebut merupakan capaian bersama.
“Ini adalah akumulasi dari semua tuntutan publik melalui mahasiswa dalam reformasi,” ujar mantan Ketua KAMMI pertama ini dilansir dari Gatra.
Fahri menegaskan, pasca reformasi yang pertama kali harus dikritik adalah persoalan sistem yang cenderung abuse of power.
“Pemerintah ingin mengontrol lembaga eksekutif, legislatif dan yudikatif bahkan media, bahkan imajinasi publik” katanya.
Reporter: Ahmad Jilul Qur’ani Farid
Editor: Muhammad Nashir