Supaya Puasa Tak Biasa-Biasa Saja

Tips Agar Puasa Tak Biasa-Biasa Saja

Suaramuslim.net – Setiap kali bulan Ramadhan tiba, kewajiban yang harus dijalankan oleh orang-orang beriman adalah ibadah puasa. Namun, bagaimana supaya puasa tidak bernilai biasa-biasa saja, sekadar rutinitas atau hanya sebagai formalitas ibadah biasa?

Syekh Abdul Lathif Shalih Al-Farqur dalam bukunya yang berjudul “al-Shiyâm fî al-Madzâhibi al-Arba’ah min al-Fiqhi al-Islâmi” (1970: 178-180) memberikan beberapa tips menarik agar puasa yang ditunaikan oleh umat Islam tidak biasa-biasa saja, bahkan bisa maksimal dan sempurna.

6 Poin menjadikan puasa tidak biasa-biasa saja

Ada 14 tips yang ditulis beliau, namun dalam tulisan ini akan diringkas menjadi enam poin. Pertama, terkait dengan ibadah kunci yang harus dijaga dengan baik. Beberapa ibadah itu di antaranya: mengakhirkan sahur dan melekaskan berbuka.  Dalam praktiknya, memang Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam  menganjurkan umatnya untuk mengakhirkan sahur dan menyegerakan berbuka; sembari tidak lupa menjaga doa-doanya.

Selain itu, ibadah yang perlu dijaga konsistensinya (selain yang wajib) adalah shalat Tarawih, menjaga kesucian diri sebelum beribadah, menyibukkan diri dengan Al Quran (karena Rasulullah sendiri dalam bulan Ramadhan tiap malam disimak langsung bacaannya oleh Jibril terlebih saat Ramadhan terakhir beliau), melakukan iktikaf walau sedikit, dan menunaikan zakat fitrah di akhir Ramadhan.

Kedua, menjaga lisan dari dusta, ghibah (gosip), namimah (adu domba), saling mencela dan perkataan dusta. Dalam riwayat Bukhari Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda orang yang tidak bisa menjaga puasanya dari perkataan dan perbuatan dusta, maka Allah tidak butuh puasanya.

Terkait masalah ini, ada pernyataan Umar bin Khattab radhiyallahu ‘anhu yang menarik, “Puasa itu bukan hanya menahan diri dari minum dan minum saja, tapi juga menjaga diri dari kedustaan, kebatilan dan hal sia-sia.” Sementara Maimun bin Mihran berujar, “Puasa yang paling rendah levelnya adalah sekadar meninggalkan makan dan minum.”

Ketiga, hendaknya mengendalikan diri dari amarah. Selain makan dan minum, yang harus dikendalikan adalah amarah. Dalam hadits disebutkan bahwa jika ada orang yang mencela dan mengajak bertengkar maka harus menahan diri dengan mengucapkan, “Aku sedang berpuasa.” Artinya, perlakuan buruk yang ditimbulkan orang lain harus dihadapi dengan perlakuan yang lebih baik sebagai wujud pengendalian diri.

Keempat, puasa yang ditunaikan hendaknya ber-output takwa, muraqabatullah (merasa diawasi Allah) serta istikamah di jalan Allah. Mengingat bahwa tujuan puasa adalah membentuk insan takwa yang berkesinambungan, maka ibadah yang ditorehkan sebulan penuh Ramadhan agar menjadi sempurna harus ditularkan pada bulan-bulan berikutnya.

Kelima, menjaga diri dari syahwat meski pada yang halal sekalipun. Terkait hal ini, Jabir bin Abdullah radhiyallahu ‘anhu berkata, “Jika kamu berpuasa, maka puasakanlah (kendalikanlah) pendengaran, pengelihatan  dan lisanmu dari dusta dan dosa; jangan menyakiti pembantu; bersikap tenanglah saat berpuasa; jangan sampai hari puasamu sama dengan Idul Fitri!” Yang tidak kalah penting dari itu adalah berkeinginan dan berusaha keras agar makanan yang dikonsumsi dari barang yang halal.

Keenam, memperbanyak sedekah. Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam dalam hadits disebutkan bahwa beliau adalah orang yang sangat dermawan, terlebih ketika bulan Ramadhan. Di hadits lain disebutkan bahwa kedermawanan beliau laksana angin yang berhembus. Bagi yang ingin mendapatkan puasa yang maksimal, hendaknya apa yang dicontohkan beliau diteladani di bulan suci ini.

Dengan mengamalkan keenam amalan tersebut, insya Allah ibadah puasa di bulan Ramadhan bukan sekadar ibadah yang biasa-biasa saja, tapi benar-benar maksimal dan sempurna.

Oleh Mahmud Budi Setiawan, Lc*
Editor: Oki Aryono

*Tim Konten AQL Islamic Center (Pimpinan Ustadz Bachtiar Nasir), alumnus Univ. Al Azhar Mesir

Di tengah arus media mainstream yang tidak berpihak kepada umat Islam. Dan di tengah pesimisme publik terhadap media Islam, akibat banyaknya portal dengan label keislaman yang cenderung menyebarkan berita provokatif atau bahkan cenderung hoaks. Bantu Kami menghadirkan media Islam yang kredibel dan berkualitas dengan berdonasi melalui Berzakat.id.

Donasi Sekarang

Leave a Comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.