Suaramuslim.net – Cukup surah An Nur ayat 32 sebagai modal awal rumah tangga, “Dan kawinkanlah orang-orang yang sendirian di antara kamu, dan orang-orang yang layak (berkawin) dari hamba-hamba sahayamu yang lelaki dan hamba-hamba sahayamu yang perempuan. Jika mereka miskin Allah akan memampukan mereka dengan karunia-Nya. Dan Allah Maha luas (pemberian-Nya) lagi Maha Mengetahui.”. Ayat tersebut memberi optimisme bagi pengantin baru.
Seiring berjalannya waktu, bila memasuki tahun ke 7 hingga ke 20 tahun usia pernikahan, beralih ke surah at Talaq ayat 7, ”Hendaknya orang yang mampu memberi nafkah menurut kemampuannya. Dan orang yang disempitkan rezekinya hendaknya memberi nafkah dari harta yang diberikan Allah kepadanya”. Dua ayat yang saya kutip terkait finansial. Urusan finansial bagi sebagian besar orang awam adalah yang utama. Menantu disegani karena banyaknya harta, bukan karena ilmu dan akhlaknya.
Setelah finansial, urusan pergaulan merupakan aspek penting dalam berumah tangga. Surah An Nisa ayat 19 memerintahkan begini, “….Bergaullah kalian dengan mereka secara patut. Kemudian jika kalian tidak menyukai mereka, (maka bersabarlah) karena mungkin kalian tidak menyukai sesuatu, padahal Allah menjadikan padanya kebaikan yang banyak”.
Dari pergaulan ke urusan keturunan. Dengan punya keturunan, suasana rumah tidak akan membosankan. Ada doanya Nabi Ibrahim as. terkait meminta keturunan, “Rabbi hablii minash shaalihin….” (Lihat surah as Shaffat ayat 100). Kemudian ada doa Nabi Zakaria as. dalam surah al Imran ayat 38, ”Di sanalah Zakaria mendoa kepada Tuhannya seraya berkata: Ya Tuhanku, berilah aku dari sisi Engkau seorang anak yang baik. Sesungguhnya Engkau Maha Pendengar doa”.
Sekiranya setelah setahun hingga tiga tahun berumah tangga dianugerahi keturunan oleh Allah swt., maka jangan lupakan peringatan surah Maryam ayat 59, “Maka datanglah sesudah mereka, pengganti yang menyia-nyiakan sholat dan memperturutkan hawa nafsu…“. Pada masa sekarang sebagian besar orang tua lalai dan tidak memperhatikan keturunannya hendak diberi ilmu apa dan dijadikan apa kelak. Yang ada anak dibiarkan asyik dengan dunianya dengan gadget, nongkrong tidak jelas di malam minggu hingga plesiran ke luar negeri. Karena tidak jelas, anak menjadi batu sandungan di dunia dan akhirat.
Akan tetapi, ada surah lain yang tak kalah penting yaitu surah At Tahrim ayat 6, “Hai orang-orang yang beriman, peliharalah dirimu dan keluargamu dari api neraka yang bahan bakarnya adalah manusia dan batu“. Inilah puncaknya berumah tangga. Kesuksesan kepala rumah tangga adalah bagaimana ia melindungi pasangan, anak dan termasuk mertuanya dari jilatan api neraka.
Bagaimana cara melindungi keluarga dari api neraka? Di awal surah At Tahrim ayat 6 ada penekanan, “Hai orang-orang Beriman…“. Seperti apa karakteristik atau cirinya orang beriman? Segera baca kandungan surah al Mukminun ayat 1-11. Jika masih kurang lengkap penjelasannya, bacalah surah al Baqarah ayat 165. Disitu ada satu ciri khas orang beriman, “….Adapun orang-orang yang beriman amat sangat cinta kepada Allah“. Semoga artikel ini menjadi nasehat bagi saya dan para pembaca yang telah menikah. Wallahu’allam
Kontributor: Fadh Ahmad Arifan*
Editor: Oki Aryono
*Penulis adalah alumnus Fakultas Syariah UIN Malang