Suaramuslim.net – Daya tarik era digital memang tak bisa dipandang sebelah mata. Orang tua seringkali kalah pengaruh oleh berbagai alat canggih itu. Lalu bagaimana komunikasi orang tua punya daya tarik luar biasa yang bisa merebut hati sang anak mengalahkan berbagai permainan masa kini itu?
Menurut Onong Uchjana Effendy dalam buku Dinamika Komunikasi, komunikasi adalah proses penyampaian pesan dalam bentuk lambang yang bermakna sebagai perasaan atau ide. Karenanya, komunikasi menjadi bagian yang paling besar dalam mengambil peran untuk mendidik anak. Di era seperti sekarang ini, kepekaan orang tua terhadap anak sangat diperlukan agar para orang tua dapat menyampaikan pesan secara efektif kepada anak.
Lalu, komunikasi efektif menurut M. Arifin Badri dalam buku Cerdas Berkomunikasi ala Nabi adalah komunikasi yang mampu menghasilkan perubahan sikap pada orang lain yang bisa terlihat dalam proses komunikasi. Dalam buku itu, jelas disampaikan bahwa komunikasi efektif bisa mengubah perilaku. Maka dari itu, perhatian orang tua tentang bagaimana caranya berkomunikasi menjadi sangat penting.
Komunikasi yang baik dan efektif, akan menyelamatkan anak dari lingkungan buruk eksternal. Komunikasi efektif ini sangat diperlukan. Orangtua perlu memiliki tanggung jawab besar terhadap keluarganya, terutama anak. Agar tidak terjebak dalam perilaku negatif yang dapat menjerumuskan anak ke dalam api neraka.
Perintah antisipatif ini tertuang dalam Al Quran surat At Tahrim ayat 6 yang berbunyi, ”Hai orang-orang yang beriman peliharalah dirimu dan keluargamu dari api neraka yang bahan bakarnya adalah manusia dan batu.” Dengan ini maka baiknya orangtua perlu melihat ulang dan mengevaluasi bagaimana cara berkomunikasi kepada anaknya.
Kemudian, Namin AB Ibnu Sholihin founder motivatorpendidikan.com menjelaskan tips dan trik menjalin komunikasi efektif untuk anak di dalam era digital ini.
Pilihlah Kalimat Terbaik
Tak ada yang salah jika orang tua menasihati sang anak. Hanya saja jika tak pandai memilih kata bisa dianggap serangan pada anak. Apalagi jika kata-kata itu keluar dari berbagai adab yang telah diajarkan Islam.
Siapapun juga, tak peduli orang dewasa atau anak-anak tentu tidak nyaman dengan kalimat yang menuduh, memojokkan atau mempemalukan di hadapan orang lain. Jangan terkesan mendikte, apalagi melibatkan emosi yang meledak-ledak, agar orang tua dapat menggunakan bahasa dan kalimat yang tepat. Jika sedang emosi, sebaiknya diam sampai emosinya reda. Karena tak ada sedikitpun kata-kata baik yang bersumber dari emosi.
Sesekali, Masuklah ke Dunia Mereka
Pahami dan masuklah ke dunia mereka. Dengan begitu, anak akan merasa nyaman dengan orang tuanya. Di era digital, tak jarang orang tua tak bisa mengimbangi pembicaraan anaknya, karena tak paham perkembangan teknologi.
Dengan memahami teknologi yang sedang berkembang, orang tua akan dapat mengantisipasi bahaya yang mengancam sang buah hati. Saat memasuki dunia anak, hindari kesan mengintervensi dan mengawasi. Pilihlah alasan, agar bisa bermain bersama mereka. Dengan begitu, anak akan terkesan bahwa orang tuanya sangat perhatian dan ingin bermain dengannya.
Tunjukkan kepada anak hal-hal yang positif jika ranah digital sudah menguasainya, agar anak terlepas dari pengaruh-pengaruh era digital yang menjurus ke negatif. Tunjukkan kepedulian orang tua terhadap anak. Ajak mereka untuk berbicara agar orang tua memahami alasan anak melakukan sesuatu.
Jangan Suka Membandingkan
Siapapun tentu tidak suka dibandingkan dengan orang lain. Karena, tiap anak dilahirkan dengan kelebihan dan kekurangan masing-masing. Bersyukurlah atas apa yang ada pada diri anak. Carilah sebanyak mungkin kelebihan yang dimiliki ananda yang berbeda dengan ananda yang lain. Pahamilah kekurangannya, dan bantulah dengan sabar untuk mengatasi kelemahannya itu.
Jadilah Pendengar yang Baik
Luangkan waktu menjadi pendengar yang baik untuk tiap masalah yang anak adukan. Buat anak merasa menjadi suatu bagian dalam keluarga. Antusias orang tua terhadap anak sangatlah penting dalam menjalin komunikasi efektif untuk anak. Hingga pada akhirnya, anak akan merasa bahwa orang tualah yang paling nyaman sebagai tempat curhat.
Sabarlah dalam Melakukannya, Lihatlah Waktu yang Tepat
Peka terhadap anak dan emosinya. Sebagai orang tua, nasihatnya sangat diperlukan oleh anak. Agar, anak memiliki pedoman atas apa yang tidak dan boleh dilakukan. Tunggulah waktu yang tepat untuk berdiskusi dan menasehati anak, seperti saat-saat makan bersama di meja makan, ketika anak sedang sakit, dan saat berpergian dengan kendaraan.
Memang, arus kemajuan teknologi tidak dapat diperlambat ataupun dihentikan. Ada dampak negatif dan positif yang dapat terdampak untuk anak. Orangtua perlu peka terhadap fenomena ini, agar anak tetap menjadi generasi unggul yang tak kalah oleh majunya jaman.
Kontributor: Ilham Prahardani
Editor: Oki Aryono