Suaramuslim.net – Ayah belajar tentang semua hal yang berhubungan dengan anak. Mengenal senyum, tawa bahkan tangis. Kapan menangis. Kapan cemberut. Kapan tidak bisa dideteksi perasaan mereka. Ini semua merupakan tugas kedua orang tua. Mengenal anak bagi ayah.
Ayah perlu tahu cara mengenali potensi anak. Pengamatan dan identifikasi terhadap perilaku anak. Dari yang paling menarik hati sampai yang menyebalkan.
Apakah anak mempunyai kelebihan-kelebihan tertentu seperti dapat berjalan dan berbicara pada usia yang sangat dini, lebih cepat dari anak seusianya, mempunyai kecepatan menangkap informasi, memiliki ketahanan dalam mengamati sesuatu dengan waktu lama, mempunyai perbendaharaan kata yang banyak sehingga mampu berkomunikasi dengan bahasa yang komunikatif pada usia dini dan mempunyai kemampuan mengekspresikan gagasannya dengan bahasa yang kompleks, mempunyai kemampuan menceritakan suatu kejadian (cerita) dengan cukup jelas, mempunyai kemampuan mengingat yang cukup tinggi, memiliki daya kreasi dan imajinasi yang tinggi dan sebagainya.
Setiap anak memiliki karakteristik yang berbeda sehingga perlakuan atau metode pendekatan yang dipakai untuk masing-masing anak dalam proses pembelajarannya juga berbeda.
Mengenali potensi anak dapat dilakukan dengan permainan. Permainan merupakan cara pertama untuk melatih kepekaan, daya imajinasi, kecenderungan dan keterampilan anak. Permainan juga dapat digunakan untuk membentuk kemampuan alami dan intelektual anak. Permainan imajinatif ataupun simbolik membantu perkembangan kecerdasan anak.
Ketika kemampuan anak meningkat dalam menyelesaikan persoalan yang kompleks dalam permainan maka akan bertambah luas pula kadar informasi dan pengetahuan bahasanya dibandingkan dengan anak-anak lain yang sebaya dengannya. Pilihlah permainan yang dapat menumbuhkan kemampuan motorik dan kognitif sesuai dengan usianya.
Permainan tradisional yang banyak menuntut bergerak aktif, seperti petak umpet, delikan atau gobak sodor sangat baik dilakukan. Ayah bisa mengenalkan anak dengan berbagai permainan edukatif yang dapat merangsang imajinasinya dan juga motoriknya, yakni dengan cara mengamati dan meraba seperti puzzle, kertas gambar, pensil warna dan sebagainya.
Biarkan anak berkreasi sesukanya. Permainan-permainan seperti ini dapat mengembangkan kecerdasan dan imajinasi anak dengan cara menyenangkan. Jadi, anak pun tertarik untuk mempelajari hal-hal baru dan tidak merasa terbebani. Jika anak masih muda, mulailah dengan puzzle sederhana. Seiring bertambahnya umur, ayah bisa memberikan puzzle yang lebih sulit.
Begitu juga ketika ayah ingin mengembangkan kemampuan bahasa. Bisa dimulai dengan membacakan buku cerita, permainan menyusun kata. Mengelompokkan benda-benda di rumah berdasarkan kategori seperti benda berwarna merah, benda berbentuk bundar dan lain-lain akan dapat mengembangkan kemampuan logikanya. Bergulat, berolahraga, bersepeda, boneka tangan akan dapat mengembangkan keterampilan motoriknya.
Tidak kalah penting untuk melibatkan anak yang lain ketika bermain agar kemampuan interpersonalnya juga berkembang dengan baik. Anak pintar tapi tidak cerdas bergaul akan ketinggalan dalam pergaulan. Ayah tidak perlu sensi jika anak dinakali oleh teman sepantaran. Biarkan mereka menyelesaikan “konflik”nya.
Anak-anak tidak butuh waktu lama untuk baikan lagi. Tapi jika seorang ayah marah kepada anak yang nakal tersebut dan orang tuanya tidak terima, bisa lama untuk baikan. Anak-anak sudah bisa bermain bersama tapi orang tuanya masih saling dongkol.
Menjadi ayah rela untuk belajar. Dan semoga bisa melewatinya.
Kontributor: Muslih Marju
Editor: Oki Aryono