JAKARTA (Suaramuslim.net) – Sebagian besar masyarakat Indonesia tidak asing dengan aksi 212 yang pertama kali digelar 2 Desember 2016. Aksi yang menghadirkan sekitar 7 juta warga ini berhasil memecahkan rekor sebagai aksi terbesar yang paling damai sepanjang sejarah republik.
Pada 2 Desember 2018 ini, Persaudaraan Alumni 212 dan GNPF Ulama akan mengadakan reuni 212 untuk kedua kalinya, setelah tahun 2017 lalu. Namun selain aksi ini, juga akan ada aksi tandingan yang dilaksanakan pada waktu bersamaan.
Forum Silaturahmi Aktivis 212 mendatangi Direktorat Intelkam Polda Metro Jaya pada Rabu, 28 November 2018. Kedatangan mereka mengajukan surat pemberitahuan untuk menggelar aksi tandingan Reuni Akbar 212 yang akan berlangsung di Monas, Jakarta Pusat, pada Ahad, 2 Desember 2018.
Politikus PDIP yang juga Ketua Forum Silaturahmi Aktivis 212, Kapitra Ampera, menerangkan pihaknya akan menggelar aksi di tempat yang sama dengan tajuk “Aksi Pencerahan Anak Bangsa”.
Politikus PDIP tersebut menyebut jika pihaknya keberatan dengan Reuni Akbar Persaudaran Alumni 212 yang akan berlangsung di Monas tersebut. Baginya, 212 merupakan wadah milik komunitas Islam, bukan merupakan wadah bagi suatu kelompok orang yang mendukung pasangan calon presiden tertentu.
“Kami yang terdiri dari para habaib, ulama, ustaz dan aktivis 212, sepakat bahwa 212 adalah milik komunitas Islam, bukan milik sekelompok orang sehingga tidak ada yang berhak mengklaim 212 adalah milik satu atau beberapa orang, tapi milik semua,” ujar Kapitra di Mapolda Metro Jaya, Rabu, 28 November 2018.
Ia pun menilai reuni akbar 212 yang diselenggarakan tersebut merupakan kampanye terselubung. Sebab panitia pelaksana mayoritas merupakan tim sukses pasangan capres dan cawapres nomor urut 02, Prabowo Subianto-Sandiaga Uno.
“Bahwa panitia pelaksanan reuni 212 itu mayoritas adalah tim sukses paslon 02, Prabowo-Sandi dan kita melihat itu kampanye terselubung. Meskipun Prabowo-Sandi tidak hadir tetap saja orang melihat bahwa itu sudah memihak,” ujarnya seperti keterangan tertulis yang diterima Suaramuslim.net, Kamis (29/11).
Kapitra menegaskan bahwa gerakan bela Islam tidak memiliki komitmen untuk mendukung Prabowo-Sandiaga. Berkenaan dengan itu, Kapitra mengatakan pihaknya keberatan atas terselenggaranya acara tersebut.
“Kami ingin mengatakan bahwa kami keberatan aksi itu diselenggarakan. Tetapi kalau aksi itu diselenggarakan, kami tadi sudah mengajukan surat kepada Kepolisian Republik Indonesia melalui Direktorat Intelkam Polda Metro akan juga mengadakan aksi yang sama, aksi kontemplasi 212 dan pencerahan anak bangsa, diselenggarakan di tempat yang sama pada waktu yang sama,” ujar Kapitra.
Kapitra pun mengklaim, jumlah massa aksi tandingan yang diselenggarakan mencapai 2 sampai 4 juta orang. Massa tersebut berasal dari berbagai macam organisasi juga pesantren-pesantren.
“Kami akan memulainya dari ba’da Isya sampai jam 3 siang di hari Ahad 2 Desember. Massa kami terdiri dari segala organisasi yang ikut, juga dari pesantren-pesantren karena di sini banyak tokoh pesantren, kelompok pemilik-pemilik pesantren. Kami sudah berkomunikasi sampai ke Madura, kami sudah berkomunikasi sampai NTB dan mereka siap hadir untuk memberi pencerahan kepada sesama umat Islam,” tegasnya