GAZA (Suaramuslim.net) – Rakyat Gaza Palestina memasang bendera Malaysia di Stadion Yarmouk, Gaza, setelah pemerintah Malaysia melarang atlet Israel mengikuti lomba renang di negara Malaysia.
Free Malaysia Today melaporkan bahwa bendera itu dikibarkan oleh para penggemar sepak bola Palestina sebagai tanda terimakasih dan untuk merayakan pendirian Malaysia kepada Israel.
Foto-foto di stadion juga memperlihatkan spanduk bertuliskan ucapan terima kasih kepada Malaysia karena menolak hubungan dengan Israel.
“Tampilan (bendera dan spanduk) di lapangan sepak bola adalah bentuk dukungan bagi Malaysia, untuk menunjukkan betapa senangnya orang-orang Palestina,” kata Ketua Organisasi Budaya Palestina, Muslim Imran seperti yang dikutip dari The Start.
Football fans in Gaza, Palestine celebrate Malaysia's bold anti- Israeli apartheid stand.
— Muslim Imran مسلم عمران (@muslimbinimran) January 20, 2019
Vid from Yarmouk football field, Gaza city.#BDS @PCOMalaysia @BDSmovement @chedetofficial @SyedSaddiq @saifuddinabd @MalaysiaMFA @bernamadotcom @PMOMalaysia @SinarOnline @NST_Online pic.twitter.com/pQQ52FZS1I
Dia menambahkan bahwa warga Palestina juga merespons dengan tagar #SupportMalaysia di media sosial.
Malaysia mempertahankan untuk tidak berhubungan diplomatik dengan Israel, dan atlet-atlet Israel telah dilarang mengikuti kejuaraan renang yang akan diadakan di Sarawak pada bulan Juli.
Perenang dari sekitar 70 negara diperkirakan akan bersaing di Kejuaraan Renang Dunia.
Pada hari Sabtu (19/01), Perdana Menteri Tun Dr Mahathir Mohamad mengatakan Malaysia memiliki hak untuk menjaga negaranya tertutup bagi orang-orang tertentu, terutama dari negara-negara yang dianggap melakukan banyak kesalahan.
Dia menekankan bahwa warga Israel tidak boleh datang ke Malaysia karena negara itu tidak memiliki hubungan diplomatik dengan Israel.
Pada hari Kamis (17 Januari), dilaporkan juru bicara Kementerian Luar Negeri Israel Emmanuel Nahshon meminta Komite Paralimpik Internasional, yang menyelenggarakan kompetisi renang, untuk membujuk Malaysia agar mencabut larangan tersebut.
Reporter: Ali Hasibuan
Editor: Muhammad Nashir