MANILA (Suaramuslim.net) – Referendum yang digelar di wilayah Muslim Filipina pekan ini menghasilkan sebanyak 1.540.017 suara mendukung perluasan otonomi kepada Muslim Moro yang tinggal di selatan negara itu.
Seperti yang dilansir Kantor Berita Turki Anadolu Agency pada Sabtu (26/01), pemungutan suara berakhir Jumat, dengan 1.540.171 suara (88,57 persen) pilihan “ya” untuk mendukung otonomi wilayah muslim diperluas. Sementara suara yang mengatakan “tidak” hanya 198.750 suara (11,43 persen).
Menurut hasil referendum di kota Cotabato, 36.682 pemilih memberikan suara untuk pemberian otonomi Muslim Moro, dibandingkan dengan 24.994 yang menentang.
Kota Isabella, di luar wilayah Mindanao, memilih “tidak” untuk mendukung perluasan otonomi muslim. Ini merupakan wilayah Mindano yang tersisa di luar wilayah otonomi muslim.
Sekitar 1.700.000 orang memberikan suara pada fase pertama referendum.
Berdasarkan hasil referendum, Daerah Otonomi Mindanao (selatan) akan dihapuskan dan digantikan dengan Daerah Otonomi Bangsamoro, wilayah yang lebih luas di Mindanao.
Tak hanya itu, wilayah–wilayah muslim lainnya di luar daerah otonom yang ingin bergabung Daerah Bangsamoro berhak menggelar referendum serupa. Dijadwalkan daerah itu akan menggelar pemungutan bulan depan.
Berdasarkan kesepakatan, setiap tahun pemerintah Filipina akan mengalokasikan dana untuk daerah otonom. Hasil pajak daerah akan dikelola sendiri dan hasilnya dibagi dengan pemerintah pusat. Mereka juga berhak menerapkan perda syariah.
Muslim Moro akan dengan bebas menikmati urusan dalam negeri mereka, tetapi akan mengikuti pemerintah pusat dalam urusan luar negeri, dengan beberapa fasilitas.
Front Pembebasan Islam Moro (MILF) secara bertahap akan menyerahkan senjatanya, bersamaan dengan selesainya perjanjian otonomi, untuk menyelesaikan proses pada tahun 2022 dan mengubah MILF menjadi entitas politik yang diatur oleh hukum partai.
Salah satu file paling menonjol yang akan muncul dengan pembentukan pemerintahan sendiri adalah bagaimana menangani kelompok-kelompok yang menentang proses perdamaian.
Sumber: Anadolu Agency
Editor: Muhammad Nashir