Suaramuslim.net – Menjaga bacaan Al Quran dengan adab-adab lahiriah seperti berwudu, tartil, penuh penghayatan dan lain sebagainya memang sangat dianjurkan. Namun, bila ingin mendapatkan kualitas yang lebih tinggi adalah dengan menyertakan amal batiniah.
Syekh Jamaluddin al-Qasimi dalam kitab “Mau’idhatul Mu`miniin min Ihya Ulumidd-Diin” menyebutkan ada 8 amalan batiniah dalam membaca Al Quran. Rincian-rinciannya adalah sebagai berikut:
-
Mengagungkan Zat Allah subhanahu wa ta’ala
Mungkin terkesan sederhana, namun sebenarnya dahsyat. Orang ketika membaca Al Quran kemudian menghadirkan keagungan Allah di dalam hatinya, maka dia akan memperlakukan Al Quran dengan penuh hormat dan khidmat. Saat membaca Al Quran, orang demikian tidak akan memperlakukan Al Quran sebagai bacaan biasa. Baginya, bacaan Al Quran adalah bacaan agung yang perlu dihormati dan diamalkan isinya.
-
Memahami keagungan dan ketinggian nilai Al Quran
Ada pepatah yang mengatakan: tak kenal maka tak tahu, tak tahu maka tak cinta. Demikian juga Al Quran, kalau bacaan hanya berkutat pada notasi bunyi tanpa diiringi dengan pengertian dan pemahaman maka tidak akan sampai pada keagungannya. Bisa dibaca dalam sejarah hidup Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam, bagaimana orang-orang yang masih kafir pun yang paham arti Al Quran begitu takjub. Jubair bin Muth’im (saat masih kafir), Walid bin Mughirah dan lain sebagainya, tak kuasa membendung keagungan Al Quran di dalam jiwanya saat mendengarkannya terlantun.
-
Menghadirkan hati
Maksudnya adalah saat membaca Al Quran perlu memfokuskan diri hanya pada Al Quran. Adapun hal-hal selain Al Quran, untuk sementara dienyahkan terlebih dahulu agar kualitas bacaan Al Quran menjadi lebih baik. Dengan bahasa lain, yaitu membaca Al Quran dengan penuh kekhusyuaan.
-
Memikirkan (merenungkan) isinya
Terkait hal ini, Imam Ali bin Abi Thalib radhiyallahu ‘anhu pernah berkata, “Tidak membawa kebaikan suatu peribadatan yang tidak ada pengertian di dalamnya, pula tidak menjadi kebaikan suatu bacaan yang tidak ada pemikiran makna yang ada di dalamnya.”
-
Memahami tujuan ayat
Ini dilakukan supaya setiap ayat yang dibaca dapat menjadi jelas apa yang dimaksudkan dan yang dikehendakinya. Misalnya, Allah berfirman tentang proses kejadian manusia dari setitik mani hingga menjadi manusia sempurna yang kemudian ada yang jadi baik dan jahat. Dalam memahami ayat ini, tidak hanya tertuju pada benda-benda mati, namun dipahami dan dihayati apa sebenarnya tujuan Allah menciptakannya.
-
Mengenyahkan segala hal yang membuatnya tak bisa memahami Al Quran.
Sebagai contoh, orang membaca Al Quran hanya terpaku pada keindahan suara, keindahan bacaan, kefasihan, kemerduan dan lain sebagainya sehingga dapat mengalihkannya dari hal yang subtansial.
-
Menanamkan kesadaran internal
Menanamkan kesadaran internal bahwa ketika membaca Al Quran sebenarnya dirinya sendirilah yang sedang dituju oleh firman Allah. Jika di dalamnya ada perintah dan larangan misalnya, maka ia tanamkan pada jiwanya bahwa perintah itu adalah tertuju pada dirinya. Jika ada janji, maka seakan dia sedang dijanjikan langsung oleh Allah; demikian juga ketika ada ancaman.
-
Membekas
Maksudnya di sini adalah memberikan kesan yang mendalam dalam hati. Dengan bacaan ayat-ayat al-Quran yang mengandung berebagai macam tujuan itu, orang bisa saja merasa sedih (ketika membaca ayat azab), senang (ketika membaca ayat-ayat surga), takut (ketika membaca ayat-ayat yang berisi ancaman) dan lain sebagainya.
Itulah delapan amal batiniah dalam membaca Al Quran agar bacaan menjadi berkualitas. Sebagai pamungkas, ada statemen menarik dari Syekh Jamaluddin, “Yang dinamakan membaca Al Quran dalam arti sebenarnya adalah harus ada perpaduan antara lidah, akal dan hati.” Singkatnya, lidah membaca; akal memahami; dan hati menerima peringatan.