SHAKUTI (Suaramuslim.net) – Sekolah dan pasar di desa Shakuti di Kashmir di sisi wilayah Pakistan tetap buka pada Kamis (21/02). Namun, warga desa dalam kondisi siaga penuh dan membangun kembali tempat-tempat perlindungan untuk mengantisipasi kemungkinan serangan militer India seiring krisis diplomatik baru.
Desa yang memiliki populasi 3.000 jiwa dan hanya tiga kilometer dari garis pemisah wilayah Kashmir antara yang dikontrol India dan Pakistan ini masih mempertahankan aktivitas normal.
Pakistan dan India kembali tegang menyusul serangan bom di wilayah Kashmir-India yang menewaskan puluhan tentara India.
Seperti pantauan AFP, siswa sekolah dasar dan menengah berangkat ke sekolah seperti biasa, sementara pedagang berbondong-bondong ke pasar dan tempat-tempat transaksi.
Tujuh dekade lalu, India dan Pakistan, yang memiliki senjata nuklir, berperang memperebutkan Kashmir di Himalaya. Kashmir saat ini adalah salah satu daerah yang paling termiliterisasi di dunia.
Ketegangan meningkat dalam beberapa hari terakhir setelah serangan di Kashmir India yang menewaskan 41 pasukan khusus India. Kelompok Jamaat-e-Muhammad yang bermarkas di Pakistan mengaku bertanggung jawab atas serangan itu. New Delhi menuduh kelompok jihadis itu bentukan Islamabad.
Sejumlah besar pengamat memprediksikan India akan melakukan balasan dalam beberapa hari mendatang dengan agresi militer ke Pakistan. Sementara Islamabad berjanji melawan jika diserang.
Menanggapi situasi ini, Shaabir Ahmad Birzada, seorang warga Shakuti, memutuskan untuk memperbaiki bunker tempat berlindung di rumahnya. Bunker dibangun pada tahun 2000 ketika tentara India membom desanya.
“Hanya Allah yang melindungi kami dari gempuran. Tetapi jika perang terjadi lagi, kami dapat berlindung di bunker. Kami tidak takut, kami sudah biasa menghadapi bom India di masa lalu,” katanya kepada AFP.
Pemerintah setempat juga mendorong penduduk di daerah yang dekat dengan garis pemisah kontrol untuk mengambil tindakan pencegahan tambahan sebagai langkah keamanan diri.
“Warga harus membangun tempat berlindung di daerah yang tidak memiliki tempat berlindung, kita harus menghentikan penerangan yang tidak perlu setelah matahari terbenam. Warga tidak boleh mengendarai hewan mereka untuk merumput di dekat garis kontrol,” kata pemerintah lokal dalam pengumumannya.
Seorang ibu rumah tangga, Jamila Khatoun, mengungkapkan kekhawatiran anak-anaknya. Sejak ketegangan terus meningkat, katanya, ia selalu mengkhawatirkan anak-anak saat berangkat sekolah. Pada perang terakhir, roket militer India menghantam sekolah.
Warga lainnya, Zaher Ahmad juga mengungkapkan keprihatiannya. Ia mengatakan, telah membangun tempat perlindungan di rumah dari tanah, tetapi sekarang hanya memiliki atap seng, tidak aman, dan akan ada lebih banyak kerusakan.
Sumber: AFP
Alih Bahasa: Teguh Imami
Editor: Muhammad Nashir