Suaramuslim.net – Beredarnya video panduan memilih dalam Pemilu berbahasa Mandarin telah menghebohkan jagad Indonesia, dan menggoncangkan demokrasi di Indonesia. Dikatakan menghebohkan karena jagad Indonesia bukanlah warga yang bisa memahami bahasa Cina sehingga video itu dinilai tidak banyak manfaatnya bagi warga negara Indonesia. Dikatakan menggoncangkan karena demokrasi adalah hajat yang dilakukan dan diperuntukkan untuk warga setempat dalam memilih pemimpin, tetapi justru muncul video yang tidak dimengerti oleh masyarakat.
Dengan beredarnya video ini, opini publik semakin kuat bahwa telah terjadi upaya sistematis untuk memenangkan Pasangan Calon (Paslon) nomor 01 setelah terdengar isu adanya kedatangan warga asing dari Cina. Fenomena kedatangan warga Cina dan beredarnya video ajakan mencoblos dalam bahasa Mandarin, akan membuka peluang bagi etnis Cina untuk semakin mencengkeramkan hegemoninya terhadap Indonesia. Ini bisa jadi menjadi salah satu jawaban adanya perang total dari kubu Paslon 01 guna memenangkan pertarungan dalam Pemilu 17 April 2019.
Video: Penyimpangan Demokrasi
Video kampanye berbahasa Mandarin yang beredar dan viral belakangan ini wajar bila meresahkan publik Indonesia. Belum pernah dalam iklim demokrasi ada ajakan memilih pemimpin dengan menggunakan bahasa yang tidak dimengerti oleh mayoritas warga negaranya. Dengan adanya video ini semakin memperkuat dugaan adanya upaya sistematis dari pihak Petahana untuk memenangkan pertarungan dengan cara yang tidak fair.
Sebelumnya juga muncul sejumlah warga Cina mendaftarkan diri ke Komisi Pemilihan Umum (KPU) di suatu wilayah secara berbondong-bondong. Bila dikaitkan dengan ditemukannya KTP dalam bentuk karungan yang berjumlah ribuan beberapa waktu yang lalu, maka terdapat benang merah dari beredarnya video itu dan kedatangan warga Cina yang berbondong-bondong ke KPU.
Fenomena ini tentu saja akan merusak citra demokrasi yang seharusnya menjunjung tinggi asas jujur, adil, bebas dan rahasia. Kalau sudah jelas terdapat video berbahasa Mandarin, yang mengajak untuk mensukseskan salah satu calon dengan bahasa yang tidak menggunakan bahasa warga setempat maka telah terjadi invasi secara terbuka. Sebagai negara yang berdaulat sudah seharusnya segera mencegah upaya-upaya yang membahayakan eksistensi negara ini. Langkah-langkah kongret KPU, Bawaslu, dan legislatif sudah seharusnya segera dilakukan agar upaya melemahkan negara tidak semakin besar dan massif.
Beredarnya video berbahasa Mandarin ini semakin menguatkan sekaligus menjelaskan adanya opini publik yang mengaitkan dengan harga tiket pesawat yang mahal dengan kedatangan warga Cina. Sebagaimana ramai di media sosial bahwa harga tiket mahal sehingga membuat warga domestik tidak menggunakan pesawat. Namun tiba-tiba ada berita kedatangan warga Cina secara berbondong-bondong dengan menggunakan pesawat.
Hal ini jelas merupakan politik rekayasa untuk meloloskan warga Cina untuk bebas masuk ke negeri ini. Sementara pada saat yang sama, pemerintah menuduh Pertaminalah yang menyebabkan harga tiket pesawat naik karena harga avtur yang tinggi. Tuduhan pemerintah inilah yang kemudian memicu karyawan Pertamina melakukan demonstrasi menolak anggapan itu. Bahkan Pertamina menduga bahwa ada upaya untuk memasukkan pemain baru dalam bisnis avtur, sebagai pesaing Pertamina. Padahal aturan negara sangat jelas bahwa Pertamina adalah satu-satunya yang legal dalam bisnis avtur ini.
Semua itu sebagai upaya untuk memenangkan pertarungan secara massif, termasuk adanya fakta bahwa banyak warga masyarakat yang menerima bingkisan. Pengiriman itu dilakukan melalui pos atau melalui orang-orang khusus yang ditugaskan untuk membagikan ke rumah-rumah penduduk. Dan dalam bingkisan itu terhadap gambar dan anjuran untuk memilih paslon 01. Tidak cukup dengan itu, kubu Petahana juga mengumpulkan kepala desa untuk mensukseskan Paslon 01 lenkap beserta tanda tangan kesiapan memenangkan kubu Petahana.
Hal itu dibuktikan dengan adanya Surat Pernyataan Sikap Perkumpulan Aparatur pamerintah Desa seluruh Indonesia (PAPDESI) kabupaten Batu Bara Sumatera Utara yang siap mensukseskan sekaligus memenangkan Paslon 01 pada 17 April 2019
Perang Total dan Menghalalkan Segala Cara
Video berbahasa Cina merupakan fenomena yang jelas untuk melakukan propaganda dalam memenangkan Jokowi sebagai presiden. Opini di masyarakat mulai mempertanyakan kesungguhan rezim ini dalam membangun dan memperkuat Indonesia sebagai negara yang mandiri. Kalau benar Petahana memiliki kepedulian terhadap anak bangsa, maka tidak dibenarkan memberi peluang kepada pihak Cina untuk semakin menancapkan hegemoninya di negara ini. Hal ini akan berimplikasi pada terpinggirnya warga pribumi dan memperdalam penderitaan bagi warga asli Indonesia.
Kekuatan Cina dalam menguasai aset Indonesia sudah membuat warga pribumi marginal secara ekonomi. Maka tidak bisa dielakkan bila secara politik, ketika Jokowi terpilih untuk periode yang kedua, akan semakin menancapkan akar-akar imperialisnya di bumi Indonesia. Upaya sistematis dan massif dalam menguasai percaturan politik sudah tinggal selangkah lagi. Sehingga kekhawatiran beberapa pihak bahwa ideologi Komunis semakin bebas dalam menancapkan ideologinya di Indonesia.
Semakin terbuka dan beraninya ideologi Komunis (PKI) dalam memasarkan gagasannya saat merupakan indikasi tumbuh suburnya ideologi kiri ini. Dan pada saat yang sama negara seakan-akan tidak menganggapnya sebagai ancaman. Ini merupakan pertanda adanya ancaman terhadap ideologi Pancasila. Larangan terhadap ormas PKI masih berlaku dan belum dicabut, namun eksistensi dan penyebaran ideologi ini sedemikian bebas dan tidak mengalami pencegahan dari penguasa di negeri ini.
Opini yang terkandung di dalam artikel ini adalah milik penulis pribadi, dan tidak merefleksikan kebijakan editorial Suaramuslim.net