BAGHDAD (Suaramuslim.net) – Presiden Palestina Mahmoud Abbas pada Ahad malam (3/3) bertemu dengan Perdana Menteri Irak Abel Abdel Mahdi di ibu kota Irak, Baghdad.
Kedua pejabat senior itu membahas perkembangan politik terkini dalam masalah Palestina, terutama pelanggaran Israel terhadap Al-Quds (Yerusalem) dan tempat sucinya, baik buat umat Muslim maupun Kristen, termasuk Masjid Al-Aqsha.
Presiden Abbas memberi penjelasan kepada Abdel Mahdi mengenai perkembangan politik terkini, terutama pelanggaran Israel terhadap Al-Quds dan tempat suci umat Muslim serta Kristen, dan upaya yang dilancarkan untuk mendukung keteguhan rakyat Palestina di Al-Quds dan membela Masjid Al-Aqsha terhadap pelanggaran sistematis Israel dan upaya untuk mengubah kebudayaan dan ciri khas budaya Al-Quds.
Mereka juga membahas berbagai masalah dengan kepentingan timbal-balik dan hubungan bilateral antara kedua negara dan cara meningkatkannya di seluruh bidang untuk kepentingan bersama, demikian laporan Kantor Berita Palestina, WAFA, Senin (4/3/2019).
Presiden Abbas menekankan mereka yang mendorong Israel untuk bertindak sebagai negara di atas hukum internasional adalah Pemerintah Amerika, yang ia tegaskan tak lagi memenuhi syarat untuk mengurus perundingan tersebut sendirian saja setelah AS membuktikan sikap biasnya kepada Israel setelah mengumumkan Al-Quds sebagai ibu kota Israel dan memindahkan kedutaan besarnya, dan setelah mengizinkan dilanjutkannya kegiatan permukiman, serta pemotongan bantuannya buat Lembaga Pekerjaan dan Bantuan PBB buat Pengungsi Palestina (UNRWA).
Presiden Abbas kembali menyampaikan penolakannya terhadap yang dinamakan oleh AS “Kesepakatan Abad Ini”, yang ia tekankan tidak dilandasi atas keabsahaan serta resolusi internasional dan bertujuan menghapuskan masalah Palestina.
Israel memutuskan mengurangi dari hasil pajak yang digunakan oleh Pemerintah Otonomi Palestina untuk diberikan kepada keluarga tahanan Palestina dan mereka yang dibunuh oleh pasukan Israel.
Presiden Mahmoud Abbas telah menanggapi penahanan oleh Israel tersebut dan mengatakan ia takkan menerima uang pajak itu kalau kurang satu sen saja.
Sementara itu Presiden Irak Barham Saleh menegaskan masalah Palestina akan tetap menjadi masalah inti, dan pihaknya akan terus membela hak rakyat Palestina.
Ia menegaskan kehadiran kuat Irak di wilayah tersebut memungkinkannya membantu mencapai tujuan rakyat Palestina.
Pertemuan itu dihadiri oleh Ketua Dinas Intelijen Umum Majed Faraj, Penasehat Urusan Ekonomi Abbas -Mohammad Mustafa, Penasehat Diplomatik Abbas -Majdi Al-Khalidi, dan Duta Besar Palestina untuk Irak, Ahmad `Aqel, serta Yasser Abbas.
Sumber: Kantor Berita Palestina Wafa
Editor: Muhammad Nashir