JAKARTA (Suaramuslim.net) – Sekjen Majelis Ulama Indonesia (MUI) Anwar Abbas menjelaskan hikmah di balik peristiwa Isra’ dan Mi’raj yang dilakukan oleh Nabi Muhammad SAW.
“Nabi Muhammad dan umatnya diminta oleh Allah SWT untuk menegakkan salat 5 waktu yaitu satu ibadah yang diwajibkan oleh Allah SWT kepada setiap orang yang mengaku dirinya muslim. Begitu pentingnya salat tersebut sampai-sampai nabi mengatakan bahwa salat itu adalah tiang dari agama,” ujarnya melalui siaran pers yang diterima redaksi Suaramuslim.net, Kamis, (4/4/19).
Menurut Abbas yang juga ketua DPP Muhammadiyah ini, salat itu memiliki dua dimensi utama, yakni dimensi hubungan manusia dengan Tuhan dan dimensi hubungan manusia dengan manusia lainnya. Dalam dimensi pertama manusia diminta untuk mengingat dan mendekat kepada Allah.
“Ini artinya manusia diminta untuk mengerti dan mengetahui tentang Tuhan dengan segala ketentuan dan keinginan serta kehendaknya yang harus kita mengerti dan pahami. Kemudian dalam dimensi kedua bagaimana kita dalam hidup dan pergaulan sehari-hari bisa menegakkan segala ketentuan dan keinginan serta kehendak-Nya,” ucapnya
Dengan kata lain, imbuhnya, dalam pergaulan sehari-hari kita harus bisa melakukan apa yang disebut dengan amar maruf nahi munkar. Kemauan dan keberanian kita untuk melakukan hal tersebut merupakan hasil dan atau buah dari salat yang telah kita lakukan.
“Oleh sebab itu, amar ma’ruf nahi mungkar adalah salah satu tolak ukur pertama dan utama dari salat dan tidak salatnya seseorang,” katanya.
Jadi, kata dia, dengan demikian bila orang Islam benar-benar memahami dan menegakkan perintah salat yang telah diwajibkan oleh Tuhan tersebut maka kehidupan masyarakat tentu akan berjalan aman dan damai.
“Kalau seandainya tidak aman dan damai maka itu suatu pertanda bahwa kualitas salat kita bermasalah,” pungkasnya.
Reporter: Ali Hasibuan
Editor: Muhammad Nashir