Suaramuslim.net – Barang bekas identik tak bernilai. Ini pandangan bagi sebagian. Contoh, ada yang suka memberi baju bekas karena merasa baju tersebut tidak terlalu berharga. Bagi mereka yang tidak punya baju atau sudah kumal, maka akan berterima kasih. Memberi dengan barang bekas, bisa mendatangkan pahala jika memang masih bisa bermanfaat.
Jika dalam bentuk makanan tentu bukan yang basi. Mungkin dari segi jumlah. Ada yang memberi sekadar satu kurma. Satu kurma diberikan ke anak kecil akan senang. Satu permen untuk anak kecil juga sama.
Memberi yang bekas atau jumlah minimalis, sering dianggap remeh. Padahal jika sering akan lebih bermanfaat. Nilai yang dianggap tidak seberapa ini mungkin tidak akan dianggap, tapi kebermanfaatannya bisa besar kepada orang lain.
Sedekah itu merupakan kewajiban yang tersamarkan. Artinya jika sedekah bagi setiap muslim oleh Rasulullah ada penekanan. Bahkan sampai mencegah diri dari maksiat juga termasuk sedekah diri. Adapun sedekah kepada orang lain juga mendapat penekanan, meski bersedekah dengan sebutir kurma.
Dari Abu Musa ra dari Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam beliau bersabda,”Setiap orang islam itu wajib bersedekah.” Salah seorang sahabat bertanya,”Bagaimana jika ia tidak mempunyai apa-apa?” Beliau menjawab,”Hendaklah ia berbuat dengan kedua tangannya, sehingga hasilnya dapat dimanfaatkan bagi dirinya dan dapat pula untuk disedekahkan.” Ia bertanya,”Bagaimana seandainya ia tidak mampu untuk berbuat seperti itu?” Beliau menjawab,”Hendaklah ia membantu orang yang sangat membutuhkan bantuannya.” Ia bertanya lagi,”Bagaimana seandainya ia tidak mampu memberi bantuan?” Beliau menjawab,”Hendaklah ia menyuruh orang untuk berbuat baik.” Ia bertanya lagi,”Bagaimana seandainya ia juga tidak mampu untuk berbuat seperti itu?” Beliau menjawab,”Hendaklah ia mencegah dirinya dari perbuatan keji, karena mencegah dirinya perbuatan keji termasuk sedekah.” (HR Muslim)
Dari hadis di atas menunjukkan apa yang dimiliki bisa bernilai sedekah. Sehingga hendaklah ia berbuat dengan kedua tangannya, hasil yang didapat bisa diberikan kepada orang lain dan sebagiannya bisa untuk kebutuhan hidup.
Nah, bagi mereka yang belum punya uang bisa dengan membantu dengan tenaga. Misalnya membantu tetangga menebangkan pohonnya. Tentu ini bisa tidak bernilai.
Barang tidak terpakai yang ada di rumah bisa disedekahkan. Daripada rusak “nganggur”. Barang tidak terpakai masih bernilai kepada orang lain. Bahkan yang masuk kategori sampah pun bisa disedekahkan. Setor kepada pengepul rosok dan jadi uang. Uang tersebut bisa menjadi bahan untuk sedekah. Bahkan dengan adanya bank sampah yang sudah menjamur di masyarakat bisa diintegrasikan ke bantuan kepada yang membutuhkan. Atau dengan mengalihkan rekening yang ada di bank sampah.
Dari Abu Hurairah RA bahwa Nabi SAW bersabda, ”Kulihat ada seseorang yang bersenang-senang di dalam surga disebabkan ia memotong dahan yang berada di tengah jalan karena mengganggu kaum muslimin yang lewat.” (HR Bukhari)
Menghilangkan gangguan di jalan tentu hal kecil. Semua orang bisa dan bisa saja dianggap bukan dari bagian sedekah. Justru anggapan yang kecil ini bisa mengantarkan seseorang kepada kebahagiaan abadi. Tidak saja bahagia di akhirat juga bahagia di dunia.
Sedekah dengan barang bekas bisa bernilai sedekah terbaik jika kemanfaatan bagi orang lain bernilai tinggi. Ukuran kemanfaatan ini menjadi hakikat dari sedekah. Sehingga kebahagiaan bisa merata.