Suaramuslim.net – Tauhid adalah bekal keimanan yang sudah tertanam di dalam diri anak-anak kita sejak sebelum mereka dilahirkan. Sebagaimana firman Allah dalam Al Quran bahwa setiap jiwa yang akan dilahirkan telah bersaksi bahwa Allah adalah Tuhannya.
“Dan (ingatlah) ketika Tuhanmu mengeluarkan keturunan anak-anak Adam dari Sulbi mereka dan Allah mengambil kesaksian terhadap jiwa mereka (seraya berfirman): ‘Bukankah Aku ini Tuhanmu?’ Mereka menjawab, ‘Betul (Engkau Tuhan kami), kami menjadi saksi.’ (Kami lakukan yang demikian itu) agar di hari kiamat kamu tidak mengatakan: ‘Sesungguhnya kami (bani Adam) adalah orang-orang yang lengah terhadap ini (keesaan Tuhan).'” (Q.S. Al-A’raf: 172).
Namun, orang tua merekalah yang kemudian menjadikan anak tersebut muslim atau tidak. Rasulullah Shallallahu alaihi wa sallam bersabda, “Setiap anak itu dilahirkan dalam keadaan fitrah lalu kedua orang tuanyalah yang menjadikannya sebagai seorang yahudi, nasrani atau majusi (penyembah api). Apabila kedua orang tuanya muslim, maka anaknya akan menjadi muslim. Setiap bayi yang lahir dipukul syetan pada kedua pinggangnya, kecuali Maryam dan anaknya (Isa).” (H.R. Muslim no. 4807).
Ketika anak sudah mempunyai bekal bibit tauhid yang ditanamkan Allah pada diri mereka sejak sebelum dilahirkan, maka menjadi tugas orang tua untuk menumbuhkan ketauhidan tersebut. Menurut Savitry Indrawardhany, seorang Qur’anic Parenting Motivator, ada 2 cara menumbuhkan tauhid pada anak, berdasarkan firman Allah dalam Al Quran surat Al-Baqarah ayat 151:
“Sebagaimana (Kami telah menyempurnakan nikmat Kami kepadamu), Kami telah mengutus kepadamu Rasul di antara kamu yang membacakan ayat-ayat Kami kepada kamu dan mensucikan kamu dan mengajarkanmu Al Kitab dan Al-Hikmah serta mengajarkan kepada kamu apa yang belum kamu ketahui.” (Q.S. Al-Baqarah: 151).
- Teladan akidah
Berdasarkan surat Al Baqarah ayat 151 di atas, hal pertama yang bisa orang tua lakukan untuk menanamkan tauhid pada anak adalah membacakan ayat-ayat Al Quran. Dengan demikian, Allah akan menyucikan jiwa anak-anak mereka sehingga siap menerima kebenaran.
Selain membacakan ayat-ayat Al Quran, orang tua dapat menanamkan tauhid dengan memberi teladan akidah pada anak-anaknya. Orang tua adalah role model penyampai kebaikan yang ada di dalam Al Quran. Pamer kesalihan, seperti mengajak anak melakukan ibadah wajib maupun sunah, menjadi hal yang bisa dilakukan untuk menumbuhkan tauhid pada anak.
- Membacakan kisah inspiratif
Masih berdasarkan tuntutan Allah dalam Al Quran surat Al Baqarah ayat 151, langkah selanjutnya untuk menanamkan tauhid pada anak adalah mengajarkan Al Kitab (Al Quran) dan Hikmah (hadis) pada anak-anak. Maka, Allah akan mengajarkan apa yang belum kita ketahui.
Orang tua hendaknya membacakan kisah inspiratif kepada anak secara rutin. Kisah yang dibacakan bisa bersumber dari tafsir Al Quran, asbabun nuzul, asmaul husna, sirah Nabawiyah, kisah para sahabat Nabi, dll. Berbagai buku dan referensi terkait sudah banyak kita jumpai di pasaran. Tinggal kita sesuaikan dengan kebutuhan dan tingkat pengetahuan anak.
Kisah yang dipaparkan pada anak sebaiknya difokuskan dulu pada kisah-kisah indah dan sifat-sifat baik Allah. Bahwa asal manusia adalah dari surga. Allah memberi tuntunan agar manusia bisa kembali ke surga dengan selamat. Itu adalah bukti betapa pengasih dan penyayangnya Allah. Sebab, Allah tidak membutuhkan amal ibadah kita. Hal itu tak lain menjadi sarana kita untuk kembali ke kampung akhirat.
Jika kita bertakwa dan beribadah kepadanya, maka Allah janjikan pahala dan ganjaran yang berlipat. Konsekuensi perbuatan dosa, seperti neraka, dll hendaknya disampaikan setelah imaji positif tentang Islam, Allah dan Rasulullah sudah kuat tertanam dalam jiwa anak. Hal ini bertujuan agar anak merasa nyaman dalam berislam.