Suaramuslim.net – Jika manusia memahami bahwa shalat merupakan momentum bertemunya makhluk dengan penciptanya, dan bertemunya pencari rezeki dan Pemberi rezekinya, niscaya ia tidak akan main-main dengan sholatnya. Ia akan mempersembahkan yang terbaik.
Shalat adalah salah satu cara seorang mukmin berkomunikasi dengan Rabbnya. Semakin besar rasa cinta seorang mukmin kepada Rabbnya, semakin ia menyegerakan diri mengerjakan sholat, karena ingin segera ‘berjumpa’ dengan Nya. Ketika adzan berkumandang, tiada yang lebih ingin dia lakukan selain menghadap Rabbnya. Dia ingin berkomunikasi dengan Dzat yang dicintainya di waktu terbaik, dengan cara terbaik.
Waktu terbaik dalam mengerjakan sholat adalah di awal waktu, sebagaimana hadits yang diriwayatkan oleh Imam Al Bukhari dan Imam Muslim, “Amalan yang paling dicintai oleh Allah adalah shalat pada waktunya, berbakti kepada kedua orang tua, dan jihad di jalan Allah.” Sedangkan berjamaah di masjid untuk laki-laki adalah cara terbaik untuk melakukan sholat sebagaimana yang terdapat pada hadits yang diriwayatkan Imam Al Bukhari, bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Sholat berjamaah lebih utama dibandingkan sholat sendirian dengan dua puluh tujuh derajat.”
Dilansir dari laman ummi-online.com, sholat di awal waktu dengan berjamaah memiliki beberapa keutamaan, antara lain:
1. Dijanjikan Surga oleh Allah
Diriwayatkan oleh Abu Daud bahwa, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Allah ta’ala berfirman, “Sesungguhnya Aku mewajibkan umatmu shalat lima waktu, dan Aku berjanji bahwa barangsiapa yang menjaga waktu-waktunya pasti Aku akan memasukkannya ke dalam surga, dan barangsiapa yang tidak menjaganya maka dia tidak mendapatkan apa yang aku janjikan.”
Dari hadits tersebut dapat disimpulkan bahwa surganya seorang mukmin ada pada ibadah sholatnya. Apabila sholatnya terjaga maka terjamin pula surganya, namun apabila sebaliknya, tidak terjaga sholatnya, maka tidak terjamin pula surganya.
2. Dosa-dosanya akan Berguguran
Orang yang shalat tepat waktu berarti telah memprioritaskan Allah subhanahu wa ta’ala dan mengikhlaskan dirinya menghadap Allah di waktu terbaik. Sebagaimana hadits yang diriwayatkan oleh Imam Ahmad, “Sesungguhnya jika seorang hamba menunaikan shalat dengan ikhlas karena Allah, maka dosa-dosanya akan berguguran seperti gugurnya daun-daun dari pepohonan.”
3. Memperoleh Pahala Kebaikan yang Amat Besar
Imam Bukhari meriwayatkan dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam pernah bersabda, “…Seandainya orang-orang mengetahui pahala adzan dan barisan shaf pertama, lalu mereka tidak akan memperolehnya kecuali dengan ikut undian, niscaya mereka akan berundi. Dan seandainya mereka mengetahui pahala menyegerakan shalat pada awal waktu, niscaya mereka akan berlomba-lomba melaksanakannya.”
Hadits tersebut mengibaratkan, apabila manusia mengetahui pahala dari barisan shaf pertama ketika sholat berjamaah maka niscaya semua orang akan berlomba-lomba untuk mendapatkannya, meskipun itu dengan mangadakan undian sekalipun, karena keutamaannya dan banyaknya pahala di shaf pertama.
4. Memperoleh Sembilan Macam Kemuliaan
Utsman bin ‘Affan radhiyallahu ‘anhu berkata, “Barang siapa selalu mengerjakan shalat lima waktu tepat pada waktu utamanya, maka Allah akan memuliakannya dengan sembilan macam kemuliaan, yaitu :
(1) Dicintai Allah subhanahu wa ta’ala
(2) Badannya selalu sehat
(3) Keberadaannya selalu dijaga malaikat
(4) Rumahnya diberkahi
(5) Wajahnya menampakkan jati diri orang shalih
(6) Hatinya dilunakkan oleh Allah subhanahu wa ta’ala
(7) Dia akan menyeberang shirath atau jembatan di atas neraka seperti kilat
(8) Dia akan diselamatkan Allah subhanahu wa ta’ala dari api neraka
(9) Allah subhanahu wa ta’ala akan menempatkannya di surga kelak bertetangga dengan orang-orang yang tidak ada rasa takut bagi mereka dan tidak pula bersedih hati.”
5. Patut Menjadi Rujukan Ilmu
Abul Aliyah mengatakan, “Aku akan bepergian selama beberapa hari untuk menemui seseorang. Yang pertama kali akan kulihat darinya adalah sholatnya. Jika ia mendirikan shalatnya dengan sempurna dan tepat waktu, maka aku akan bersamanya dan mengambil ilmu darinya. Jika kutemukan ia tidak mempedulikan sholatnya, maka aku akan meninggalkannya dan mengatakan kepada diriku bahwa hal lain di luar sholat, pastilah dia lebih tidak peduli lagi.” (Agl/smn)