Suaramuslim.net – Sebagai wanita, tampil cantik dan menarik pasti merupakan sebuah keharusan. Dan ini juga yang dirasakan para muslimah yang sudah berkerudung atau berhijab. Bahkan, untuk bisa mendapatkan kecantikan tersebut kita biasa berdandan dan berhias untuk menutupi kekurangan di wajah maupun di tubuh kita sehingga orang lain hanya akan melihat kecantikan kita. Menggunakan make up, memakai perhiasan atau aksesoris cantik hingga mengenakan pakaian yang terkini menjadi beberapa cara yang kita lakukan untuk bisa tampil menarik.
“Katakanlah kepada perempuan yang beriman, hendaklah mereka menahan pandangannya, dan memelihara kemaluannya, dan janganlah mereka menampakkan perhiasannya (auratnya), kecuali yang (biasa) tampak daripadanya. Dan hendaklah mereka menututpkan kain kerudung hingga batas dadanya.” QS Al-Anur 24:3.
Dalam ayat ini Allah mewajibkan mengenakan kerudung dengan perintah yang lebih dahulu kita baca, yaitu “hendaklah mereka menahan pandangannya, dan memelihara kemaluannya, dan janganlah mereka menampakkan perhiasannya (auratnya).”
Artinya selain menghijab tubuhnya dari pandangan laki-laki yang tak halal memandangnya, wanita diharuskan menjaga pandangannya dari suatu yang tidak halal baginya, dan menjaga kemaluannya dari berzina.
Karenanya seorang muslimah juga dilarang mendandani diri dengan pakaian ataupun berhias dengan sesuatu yang dapat menarik perhatian lelaki muslim. Syariat menyebut ini dengan nama tabarruj. Namun, pernahkah kamu mendengar sebuah larangan untuk tabarruj dalam berhias? Apa sebenarnya arti dari tabarruj itu?
Tabarruj adalah berhias yang berlebihan seperti dengan dandanan wajah, menggunakan parfum, atau mengenakan pakaian yang bercorak mentereng, bertingkah genit dan menggoda lelaki dengan ucapan ataupun gaya jalan, mengenakan hijab yang tidak sempurna (ketat, transparan, atau menyingkap). Lalu apa yang menjadi batasannya?
”… wanita-wanita yang berpakaian tetapi telanjang, yang berjalan berlenggak-lenggok guna membuat manusia memandangnya, mereka tidak akan masuk surga dan tidak akan mencium aromanya. Padahal aroma surga bisa di cium dari jarak 500 tahun…” HR Imam Malik.
Hijab adalah identitas wanita muslim. Hijab ditujukan untuk menutupi perhiasan wanita dan melindungi keindahannya, bukan justru menjadi perhiasan baru yang sengaja ditampakkan. Karenanya kerudung bukanlah pengganti keindahan rambut hingga dibentuk menyerupai rambut atau seperti punuk unta.
Rasulullah SAW juga mengingatkan lelaki dan wanita yang beriman kepada Allah untuk menjauhkan diri dari berpakaian guna mengejar popularitas, atau berpakaian agar menjadi pusat perhatian yang lainnya. “Siapa yang mengenakan pakaian popularitas (syuhrah) di dunia, maka Allah akan kenakan pakaian kehinaan kepadanya pada hari kiamat.” (HR Ahmad).
Dikutip dari buku Yuk, Berhijab! Karya Ustad Felix Y Siauw, yang dimaksud dengan syuhrah adalah seseorang yang pakaiannya tenar di antara manusia, disebabkan karena warnanya yang menyelisihi pakaian manusia pada umumnya. Sehingga manusia mengangkat pandangan untuk melihatnya, sehingga di berbangga terhadap orang lain dengan ujub atau sombong.
“Hijab bukanlah sebuah tren fashion yang modenya disesuaikan dengan zaman dan keinginan, yang harus dibuat rumit sehingga menyusahkan untuk memakainya. Hijab bukanlah pelarian bagi fashionista yang tetap ingin disebut islami.” – Felix Y Siauw.