JAKARTA (Suaramuslim.net) – Di salah satu sisi Jakarta Convention Center (JCC), tepatnya di Kakatua Room, sejumlah wakif serta nazir berkumpul mendiskusikan masalah wakaf. Beberapa pokok pembahasan yang sering dikemukakan adalah bagaimana caranya wakaf bisa berdaya dalam mengatasi kemiskinan dan ketimpangan ekonomi.
Global Wakaf yang turut hadir dalam acara yang bertemakan Wakaf: Harmony Worship and Business tersebut, menyatakan ketimpangan ekonomi merupakan akibat dari orientasi dunia yang terlalu besar.
Hal ini diungkapkan oleh Rizky Wihardi selaku Strategic Development Director Global Wakaf. Oleh karenanya, melalui program-program wakaf, Global Wakaf berusaha menjadi penyeimbang orientasi duniawi ini.
“Global Wakaf dalam hal ini berusaha untuk menjadi balancer. Dalam hal apa? Orientasi. Semoga dengan orientasi akhirat yang lebih besar, memberikan manfaat yang lebih banyak bagi mereka yang miskin. Dan juga sekaligus mengangkat derajat masyarakat miskin untuk bisa ikut serta dalam pesta ekonomi yang sebenarnya ruangnya cukup banyak untuk mereka,” ungkap Rizky pada Jumat (30/8) lalu.
Nilai-nilai tersebut yang coba mereka tanamkan, khususnya kepada kaum muda. Karena kini, forum-forum yang bergerak di bidang bisnis, kebanyakan diisi kaum muda sehingga akan lebih mudah menggerakkan wakaf dimulai dari mereka.
“Kita punya yang namanya Waqf Business Forum untuk menjaring komunitas-komunitas, pengusaha, berbicara tentang bisnis, berbicara tentang pandangan mereka terkait ekonomi hari ini. Global Wakaf harus ada di situ untuk menekankan nilai-nilai yang berorientasi kepada akhirat. Insyaallah perlahan para kaum muda, pengusaha, komunitas-komunitas,” kata Rizky.
Untuk memastikan edukasi wakaf tersebut sampai kepada masyarakat luas, khususnya anak muda, Global Wakaf ke depannya akan berusaha menyederhanakan wakaf terlebih dahulu.
Menurut Rizky, simplifikasi tersebut dilakukan karena adanya anggapan yang keliru bahwa wakaf itu merupakan sesuatu yang berat. Bahkan Global Wakaf kini mempermudah niat berwakaf dengan menghadirkan program Patungan Wakaf.
“Patungan wakaf insyaallah bisa lebih mudah dipraktikkan. Kalau misalnya orang merasa berwakaf itu mungkin berat, harus dengan uang yang besar, harus tanah yang lapang, mungkin dengan patungan wakaf akan lebih mudah dipahami. Sehingga banyak orang bisa berjamaah, dengan niat berwakaf insyaallah sedekah itu akan menjadi sedekah jariahnya,” ujar Rizky.
Salah satu yang menyambut baik pandangan dari Global Wakaf ini adalah Agus Wicaksono selaku Chief Executive Officer dan Co-founder dari Alumnia, salah satu perusahaan fintech.
Ia menyatakan bahwa apa yang dilakukan oleh Global Wakaf merupakan satu inisiatif yang bagus. Terutama ketika mengetahui bahwa Global Wakaf berkolaborasi dengan lembaga kemanusiaan Aksi Cepat Tanggap (ACT).
“Inisiatif itu bagus sekali, yakni ACT dan Global Wakaf. Karena ini kan bisa mengkolaborasikan, me-maximize apa yang menjadi amanah. Dana itu menjadi sumber yang bagus, sehingga dikelola dengan baik. Tinggal dicari partnership-partnership yang luar biasa lagi,” ujar Agus.
Penyelenggaraan acara tersebut juga menurutnya bisa menjadi koordinasi yang baik antara berbagai lembaga yang mengelola wakaf. Dengan adanya koordinasi ini, ia berharap umat muslim dapat memimpin dari atas karena saat ini sudah kuat akar rumput. Agus juga memberi masukan, di zaman perkembangan teknologi yang begitu cepat ini, ada baiknya dana wakaf juga dapat disalurkan kepada pengembangan riset.
“Kalau kita bicara mengenai industri 4.0, sementara research and development kita kalau kita lihat data hanya 0.08 % dari GDP (Produk Domestik Bruto) 2016. Kalau masyarakat ini ikut sama-sama bergotong royong, kita lakukan riset yang bermanfaat untuk kemaslahatan umat, akan luar biasa (hasilnya),” kata Agus memberi saran.
Sumber: ACT
Editor: Muhammad Nashir