Suaramuslim.net – Kecintaan Nabi Muhammad pada umatnya melebihi kecintaan pada diri beliau sendiri. Keinginan beliau agar umatnya terbebas dari api neraka, dan masuk ke dalam surga, demikian kuat dan bulat. Hal inilah yang memberi spirit beliau untuk berjuang dan berdakwah tanpa kenal lelah. Namun, tanggapan umatnya tidak semuanya sejalan dengan keinginan baik Nabi. Umatnya bukan hanya enggan mengikuti, tetapi banyak yang menentang apa yang diperintahkan Nabi. Sejarah perjuangan beliau sudah tercatat menjadi tinta emas, sementara sejarah pembangkangan para penentangnya sudah memperoleh balasan berupa kehinaan hidup di dunia.
Kasih Sayang Nabi
Sifat dan watak Nabi yang demikian mulia serta cinta pada umatnya sudah terbukti dalam sejarah. Bahkan kisah-kisah keagungan Nabi yang demikian gigih, dalam membela umatnya, sangat banyak. Karakter Nabi yang sangat mulia ini telah Allah abadikan sebagaimana narasi Al-Qur’an sebagai berikut :
لَقَدۡ جَآءَكُمۡ رَسُولٞ مِّنۡ أَنفُسِكُمۡ عَزِيزٌ عَلَيۡهِ مَا عَنِتُّمۡ حَرِيصٌ عَلَيۡكُم بِٱلۡمُؤۡمِنِينَ رَءُوفٞ رَّحِيمٞ
Sungguh, telah datang kepadamu seorang rasul dari kaummu sendiri, berat terasa olehnya penderitaan yang kamu alami, (dia) sangat menginginkan (keimanan dan keselamatan) bagimu, penyantun dan penyayang terhadap orang-orang yang beriman. (QS. At-Taubah : 128)
Nabi demikian gigih untuk mengajak masuk umatnya ke dalam surga dan membebaskan dari menjauhkan dari neraka. Namun apa yang diperjuangkan, dengan pengorbanan Nabi Muhammad yang juga besar, tidak sebanding dengan harapan. Tidak sedikit manusia yang enggan menerima dakwah Nabi. Bahkan ada sekelompok manusia yang mengadakan perlawanan hingga mencelakakan diri beliau. Hal itu Allah tegaskan sebagaimana firman-Nya :
وَمِنَ ٱلۡأَعۡرَابِ مَن يَتَّخِذُ مَا يُنفِقُ مَغۡرَمٗا وَيَتَرَبَّصُ بِكُمُ ٱلدَّوَآئِرَۚ عَلَيۡهِمۡ دَآئِرَةُ ٱلسَّوۡءِۗ وَٱللَّهُ سَمِيعٌ عَلِيمٞ
Dan di antara orang-orang Arab Badui itu ada yang memandang apa yang diinfakkannya (di jalan Allah) sebagai suatu kerugian; dia menanti-nanti marabahaya menimpamu, merekalah yang akan ditimpa marabahaya. Allah Maha Mendengar, Maha Mengetahui. (QS. At-Taubah : 98)
Apa yang dilakukan kelompok penentang Nabi bukan saja menganggap apa yang diserukan Nabi tidak masuk akal dan membawa musibah, tetapi mereka justru berharap musibah menimpa Nabi. Apa yang dilakukan Abdullah bin Ubay dan kawan-kawan untuk merongrong kewibawaan dan pengaruh nabi sangat jelas. Berbagai fitnah seringkali disemburkan untuk meruntuhkan pengaruh Nabi. Fitnah terhadap Aisyah yang dituduh berzina dengan Shafwan bin Mu’aththal, seorang pria yang masih muda, sehingga kota Madinah gempar. Berita itu, juga mempengaruhi sebagian sahabat dan termakan hingga membenci Aisyah.
Perlawanan terhadap dakwah Nabi juga dilakukan, termasuk upaya untuk menghilangkan nyawa Nabi. Pernah Nabi dan sahabatnya diundang makan sebagai pintu masuk untuk membunuh Nabi. Mereka memberi racun pada makanan. Ketika makanan disuguhkan, Nabi sempat mencicipi makanan itu dan tiba-tiba memuntahkannya, setelah dapat bisikan adanya racun dalam makanan itu. Sebagian sahabat ada yang memakan sajian itu, sehingga meninggal dunia. Dalam peristiwa itu, Nabi terselamatkan dan tak berhasil dibunuh.
Dalam peristiwa yang lain, Nabi juga pernah mengalami percobaan pembunuhan. Nabi diundang untuk membicarakan sesuatu. Saat Nabi duduk, mereka menjatuhkan batu besar dari atas. Namun nabi mendapat bisikan dan bergeser dari tempat duduknya sehingga batu tidak menimpa beliau. Percobaan pembunuhan itu tak berhasil.
Buah Perjuangan Nabi
Kegigihan Nabi untuk mengajak umatnya mengikuti ajarannya telah membawa hasil, di mana sebagian umatnya menerima dakwah Nabi Muhammad dan melaksanakan ajarannya dengan sepenuh hati. Allah mengabadikan kelapangan hati orang-orang Arab Badui sehingga dengan tulus ikhlas menjalankan perintah Nabi, sebagaimana firman-Nya :
وَمِنَ ٱلۡأَعۡرَابِ مَن يُؤۡمِنُ بِٱللَّهِ وَٱلۡيَوۡمِ ٱلۡأٓخِرِ وَيَتَّخِذُ مَا يُنفِقُ قُرُبَٰتٍ عِندَ ٱللَّهِ وَصَلَوَٰتِ ٱلرَّسُولِۚ أَلَآ إِنَّهَا قُرۡبَةٞ لَّهُمۡۚ سَيُدۡخِلُهُمُ ٱللَّهُ فِي رَحۡمَتِهِۦٓۚ إِنَّ ٱللَّهَ غَفُورٞ رَّحِيمٞ
Dan di antara orang-orang Arab Badui itu ada yang beriman kepada Allah dan hari kemudian, dan memandang apa yang diinfakkannya (di jalan Allah) sebagai jalan mendekatkan kepada Allah dan sebagai jalan untuk (memperoleh) doa Rasul. Ketahuilah, sesungguhnya infak itu suatu jalan bagi mereka untuk mendekatkan diri (kepada Allah). Kelak Allah akan memasukkan mereka ke dalam rahmat (surga)-Nya; sesungguhnya Allah Maha Pengampun, Maha Penyayang. (QS. At-Taubah : 99)
Demikian besar pengorbanan Nabi Muhammad untuk menanamkan kepada umatnya agar mau menaati ajarannya, sehingga bebas dari neraka dan masuk ke dalam surga. Sedemikian gigih perjuangan Nabi hingga tidak ada pintu dari masyarakat Madinah yang tidak termasuk hidayah Islam. Perjuangan Nabi untuk menyebarkan Islam secara maksimal, hingga banyak musuh-musuh Islam pun tunduk dan takluk di bawah lindungan Islam. Allah menggambarkan demikian besar dakwah Nabi hingga memerintahkan kepada kaum muslimin untuk membaca dan mendalami isi Al-Qur’an sehingga bisa didengar kepada mereka yang tidak tahu tentang Islam.
Apa yang dilakukan Nabi, untuk berjuang secara maksimal, merupakan implementasi dari dakwah yang bisa menyentuh hati orang-orang yang di dalam rumah-rumah kaum muslimin, termasuk pada orang-orang yang dalam keadaan terancam, sebagaimana firman-Nya :
وَإِنۡ أَحَدٞ مِّنَ ٱلۡمُشۡرِكِينَ ٱسۡتَجَارَكَ فَأَجِرۡهُ حَتَّىٰ يَسۡمَعَ كَلَٰمَ ٱللَّهِ ثُمَّ أَبۡلِغۡهُ مَأۡمَنَهُۥۚ ذَٰلِكَ بِأَنَّهُمۡ قَوۡمٞ لَّا يَعۡلَمُونَ
Dan jika di antara kaum musyrikin ada yang meminta perlindungan kepadamu, maka lindungilah agar dia dapat mendengar firman Allah, kemudian antarkanlah dia ke tempat yang aman baginya. (Demikian) itu karena sesungguhnya mereka kaum yang tidak mengetahui. ( QS. At-Taubah : 6)
Segala upaya dan usaha Nabi dalam berdakwah tidak lain untuk mengajak kepada manusia untuk masuk surga dan terbebas dari api neraka. Ini merupakan pengorbanan Nabi Muhammad sekaligus kecintaannya pada umatnya.*