Suaramuslim.net – Jumat siang 25/8/2017 di bawah terik matahari 40C beratus ribu ummat Islam, sebagian besar berpakaian ihram -2 lembar kain putih tak berjahit bagi pria- melaksanakan ritual umrah di sekeliling Baitullah. Sekilas tidak ada yang istimewa dari prosesi ini. Untuk beberapa saat gerakan thawaf (mengelilingi Ka’bah berlawanan dengan arah jarum jam), dan sa’i (berlari kecil dari bukit Safa ke bukit Marwah) berhenti untuk ritual Jumah itu.
Peluh keringat menetes deras dari tubuh jamaah yang berada di luar masjidil haram, lepas dari keteduhan dan kesejukan pendingin udara di dalam kawasan Masjidil Haram yang baru selesai direnovasi. Sebagian berpayung, sebagian lagi menutup kepala mereka dengan sorban atau handuk. Sebagian lagi sesekali menyemprotkan air ke kepala, sambil menahan terik matahari.
Manusia dari berbagai bangsa di planet bumi, tumpek bleg memenuhi kawasan seluas 20 ha yang dibangun oleh Ibrahim dan anaknya -Ismail- sekitar 3000 tahun lalu. Ini adalah panggung bhineka tunggal ika yang sesungguhnya. Asal-usul primordialis, pangkat, jabatan dan strata sosial lumer habis di bawah terik matahari di sekeliling Ka’bah.
Semuanya disatukan oleh rumah tua Baitullah, rumah-Nya yang menyatukan. Maka katakan “Dia lah Allah satu-satunya Pemersatu” sesudah “Dia lah yang menciptakanmu dari laki2 dan perempuan, lalu menjadikanmu berbagai suku dan kabilah, agar kalian sudi saling kenal (untuk saling berbuat ma’ruf). Dan sungguh yang paling mulia di sisi Allah di antaramu adalah yang paling bertaqwa”
Tiada keindahan seindah Jum’ah di bawah terik matahari di sekeliling Masjidil Haram di siang hari itu.
Bat-ha Quraisy, Mekkah,
26/8/2017
Oleh: Prof. Ir. Daniel Mohammad Rosyid, Ph. D
Dokumentasi Ibadah Haji Radio Suara Muslim bersama Jamaah Haji Ebad.