Suaramuslim.net – Feldman (dalam Widury, 2008) mendefinisikan stres sebagai proses menilai suatu peristiwa sebagai sesuatu yang mengancam, menantang, atau pun membahayakan, dan individu merespons peristiwa itu pada level psikologis, emosional, kognitif, dan perilaku.
Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, stres juga diartikan sebagai ketegangan atau kekacauan mental dan emosional yang disebabkan oleh faktor dari luar.
Suatu peristiwa dikatakan stressful atau tidak bergantung pada respons individu yang menghadapinya. Peristiwa yang sama bisa jadi membuat stres satu individu, namun tidak yang lain.
Stres tidak selamanya buruk. Dalam batasan tertentu, manusia butuh stres untuk meningkatkan kualitas hidupnya.
Mengapa penting bagi ibu mengelola stres?
Harus diakui bahwa menjadi ibu memang sangat mudah membuat seorang perempuan menjadi stres. Melakukan banyak pekerjaan sekaligus, anak yang selalu merengek dan tidak bisa lepas, waktu tidur kurang, hubungan dengan suami, pekerjaan kantor, masalah keuangan, dan juga keinginan aktualisasi diri selalu menjadi serangan terbuka sepanjang waktu bagi seorang ibu.
Bila dibiarkan menumpuk, stres tidak hanya berdampak negatif pada kesehatan fisik dan emosional ibu, melainkan juga keluarga.
Dr. Michele Borba, psikolog dari California, AS, mengatakan bahwa stres yang tidak terkendali akan berdampak pada kesejahteraan keluarga dan kompetensi pengasuhan kita. Kemampuan orang tua mengelola stres sangat dibutuhkan untuk menjaga ikatan dan kebahagiaan anak-anak.
Berikut 7 langkah manajemen stres untuk ibu yang dikutip dari parenting.co.id.
1. Pelajari tanda stress
Belajar mengidentifikasi bagaimana ibu bereaksi terhadap stres akan sangat membantu. Saat denyut jantung terasa lebih cepat, pusing, atau nada bicara berubah menjadi lebih tinggi dan ibu berbicara dengan keras, ibu mungkin sedang mengalami stres.
2. Time out
Begitu mengetahui tanda-tanda stres sedang muncul, istirahatlah. Ambil time out untuk menenangkan diri, mengurangi tekanan, atau memberikan perspektif baru. Sebisa mungkin hindari berinteraksi dengan anak-anak saat sedang stres. Ibu bisa masuk ke kamar menyendiri dan mendengarkan musik favorit. Ibu bisa juga menuliskan kekesalan pada selembar kertas untuk melepaskan tegangan.
3. Solusi lain
Malam hari saat keluarga sudah menunggu untuk makan malam, sedangkan ibu sangat lelah dan tidak punya energi untuk memasak, ini momennya ibu lebih mudah ‘panas’. Ketimbang menyulitkan diri, tekan saja nomer telepon restoran kesukaan ibu dan lakukan delivery service. Begitu juga saat cucian baju menumpuk sedangkan anak-anak sedang sakit dan tidak mau ditinggal. Mengirim baju ke laundry akan jadi solusi efektif. Jangan memaksa diri mengerjakan semuanya sendiri.
4. Belajar pernapasan atau meditasi
Pernapasan dalam perut, meditasi, dan doa terbukti membantu mengurangi stres dan membantu tubuh rileks. Gunakan napas yang lambat dan dalam. Tarik napas perlahan hingga hitungan lima, jeda selama dua hitungan, dan kemudian perlahan-lahan hembuskan, lalu ulangi lagi. Bisa juga, tarik napas sambil memejamkan mata untuk relaksasi.
5. Olahraga bersama
Olahraga adalah salah satu sarana mengeluarkan hormon bahagia. Lakukan olahraga bersama teman. Atau ibu bisa melakukan olahraga bersama si kecil agar ia juga mendapat manfaatnya. Tak perlu muluk-muluk, ibu bisa bersepeda bersama, berlari bersama, berenang, atau sekadar membuat tarian aktif acak dengan lagu apa pun.
6. Luangkan waktu untuk tertawa
Tertawa, senyum, dan cekikikan dapat membantu meredakan ketegangan. Ibu bisa mendapatkannya dengan mengingat kisah lucu, membaca komik, atau menonton fim kartun dan komedi.
7. Supporting group
Saat semua hal sudah sulit untuk mengembalikan kondisi emosi ibu, temukan supporting group. Di sana ibu bisa mencurahkan segala keluhan dan ibu bisa meluangkan sedikit waktu untuk kebutuhan sosial. Relasi membantu mengurangi stres dan mengembalikan keseimbangan.