Suaramuslim.net – Seorang pejabat Zionis Israel mengungkapkan bahwa ada sekitar 250 perusahaan Israel di Uni Emirat Arab (UEA), dan diperkirakan akan mencapai 500 perusahaan pada akhir tahun 2020.
Surat kabar Emirat, “Al-Emarat Al-Youm” mengutip Wakil Wali Kota Yerusalem dan Ketua Dewan Bisnis Emirat-Israel (yang sedang dibentuk), Flor Hassan Nahum, mengatakan bahwa jumlah perusahaan Israel yang dijadwalkan untuk beroperasi di UEA akan mencapai 500 sebelum akhir tahun 2020 ini.
Dalam pernyataan kepada surat kabar yang diterbitkan pada hari Senin (12/10), dia mengindikasikan 250 perusahaan milik Israel saat ini beroperasi di UEA, investor Israel ingin membangun kemitraan strategis dengan mitra mereka dari UEA di beberapa sektor ekonomi.
Di antara sektor terpenting tempat Israel ingin berinvestasi adalah teknologi canggih, inovasi, pertanian vital, industri modern, pariwisata, dan sektor real estat. Pada saat yang sama menyerukan peluncuran cepat jalur penerbangan langsung antara Abu Dhabi dan Dubai di satu sisi, dan Tel Aviv di sisi lain, sebagai tambahan untuk membuka jalan bagi pertukaran pariwisata. Antara Emirates dan “Israel.”
Dia menekankan bahwa perjanjian damai antara UEA dan “Israel” adalah strategi partisipatif yang hangat antara kedua negara, dan ini merupakan langkah besar untuk mengubah wajah kawasan.
Nahum menjelaskan Dewan Bisnis Emirat-Israel, yang saat ini sedang dibentuk, mencakup 1.000 pengusaha dari kedua negara, dan berupaya membangun hubungan ekonomi, budaya, dan kerakyatan yang khas yang tak tertandingi dalam perjanjian damai lainnya yang ditandatangani Israel dengan negara-negara Arab.
Dia juga mengungkapkan dalam pidatonya bahwa pembicaraan untuk membentuk Dewan Bisnis Emirat-Israel dimulai April lalu, “ketika pembicaraan damai antara kedua negara berkembang pesat.”
UEA dan “Israel” mencapai kesepakatan untuk menormalisasi hubungan antara mereka pada 13 Agustus dan ditandatangani pada 15 September.
Kesepakatan itu disambut dengan kecaman luas dari Palestina, karena faksi dan kepemimpinan Palestina menganggapnya sebagai “pengkhianatan” oleh Emirates dan sebuah tikaman di punggung rakyat Palestina.
Sumber: Shehab News Agency