Suaramuslim.net – Kita merayakan Hari Pendidikan Nasional dengan mengambil tanggal kelahiran Ki Hajar Dewantara, dimaksudkan untuk menghargai jasa dan pandangan beliau terhadap pendidikan nasional.
Dalam satu kesempatan di tahun 1930-an, dalam satu rapat maejlis Taman Siswa, Ki Hajar Dewantara mengatakan:
“Tidak penting sekolah itu dari bilik bambu atau tembok, yang terpenting adalah di dalamnya dibangunkan rasa kecintaan yang tinggi kepada bangsa, dan di sana dibangun pula budi pekerti yang luhur pada siswa-siswanya.”
Hal terpenting lagi, menurut Ki Hajar Dewantara adalah cara belajar mengajar dengan sistem among, yaitu guru menempatkan murid seperti anak bagi orang tuanya di rumah, yaitu menjaga dan menemaninya belajar, tidak membiarkan ia sebebas-bebasnya.
Seringkali kita menjadikan Hari Pendidikan Nasional hanya sebagai pesta, gebyar gemuruh, bahkan menjadi ajang narsisme yang jauh dari ruh pendidikan nasional yang fondasinya dibangun oleh Ki Hajar Dewantara.
Pendidikan kita telah jauh dari akar pendidikan yang amongisme dan nasionalisme, yang merupakan pendidikan religius. Maka tak heran kita disodorkan berbagai prestasi, tetapi bangsa kita tidak semakin berwibawa, karena sejatinya kita telah kehilangan ruh pendidikan yang mulia, pendidikan kita ditelan oleh materialisme dan instrumentalisme yang bukan berakar dari jati diri bangsa kita.
Hari Pendidikan Nasional kali ini, apalagi bertepatan dengan bulan suci Ramadan, marilah kita isi dengan tafakur dan introspeksi, seraya kita berdoa bagi para guru kita, baik yang telah mendahului maupun yang masih bisa kita takzimi, semoga beliau-beliau mendapat derajat kemuliaan. Aamiin.
Selamat Hari Pendidikan Nasional.