SURABAYA (Suaramuslim.net) – Mengawali tahun 2025, Suara Muslim Radio Network bersama Sekolah Pascasarjana Universitas Airlangga Surabaya menggelar talkshow Ranah Publik pada Jumat (03/01/2025).
Talkshow ini mengusung tema penting, “Outlook Ekonomi-Ekologi 2025,” dengan menghadirkan narasumber ahli, yakni Direktur Sekolah Pascasarjana Universitas Airlangga, Prof. Badri Munir Sukoco, SE., MBA., Ph.D., dan Wakil Direktur III Sekolah Pascasarjana Universitas Airlangga, Prof. Dr. Suparto Wijoyo, S.H., M.Hum.
Suparto Wijoyo menyoroti dinamika global di tahun 2025. Menurutnya, hubungan antara Rusia dan Tiongkok yang semakin erat, serta melemahnya pengaruh Amerika Serikat dalam isu terorisme akibat perubahan pola transaksi perdagangan internasional.
“Lihat saja pada 20 Januari 2025, ketika Donald Trump dilantik kembali sebagai Presiden. Dunia menghadapi pertaruhan besar akan berdampak semakin baik atau tidak, mengingat kebijakan Trump yang cenderung anti perubahan iklim,” ungkap Suparto.
Ia juga menyoroti fenomena lingkungan global, seperti Sungai Songhua di Tiongkok yang membeku dengan ketebalan es yang semakin tipis, serta cuaca ekstrem yang melanda Indonesia.
“Kita sedang menghadapi tantangan besar yang memerlukan perhatian serius,” tambahnya.
Sementara itu, Badri Munir memaparkan tentang aspek geopolitik yang semakin kompleks jika kepentingan nasional antarnegara saling bertabrakan.
“Hubungannya dengan Amerika yang disampaikan oleh Presiden Trump yang akan dilantik terdapat tiga kebijakan yang akan dilakukan yaitu tidak akan mengurusi negara lain, tidak ada serangan militer, dan proteksi ekonomi,” ujar Badri.
Menurutnya, Amerika melakukan hal itu untuk menjaga kesejahteraan masyarakat serta menjaga kekuasan untuk melindungi negara dari berbagai ancaman yang datang.
Ia pun menyikapi target pertumbuhan ekonomi sebesar 8 persen yang dicanangkan oleh Presiden Prabowo Subianto.
Menurut guru besar manajemen strategi Unair ini, pertumbuhan sebesar 8 persen bisa dicapai jika masyarakat diajak ikut serta dan ada strategi yang jelas untuk tiap daerah di Indonesia.
Badri mencatat, dengan pertumbuhan ekonomi saat ini yang masih berada di 5,2 sampai 5,6 persen, minimal harus ada 3.000 pekerjaan baru per hari untuk mencapai target pertumbuhan 8 persen.
“Menciptakan lowongan kerja baru, minimal 3.000 pekerjaan per hari, bisa dilakukan dengan menggunakan tiga strategi berdasarkan riset Bank Dunia di tahun 2024, yang disebut 3I yaitu Investment, Infusion, dan Inovasi,” jelas Badri.
“Investment mengedepankan investasi dalam segala bidang, infusion adalah mencari teknologi yang berasal dari luar negeri untuk diinvestasikan ke negara kita, serta yang terakhir inovasi yaitu ini peran penting perguruan tinggi,” tambah Badri.
Pewarta: Zahra Aulia
Editor: Muhammad Nashir