SURABAYA (Suaramuslim.net) – Kesehatan dalam kehidupan manusia merupakan pondasi utama untuk menjalani kehidupan sehari-hari. Guru besar FK Unair Prof. Djoko Santoso, dr.. Ph.D., Sp.PD.,K-GH., FINASIM dalam talkshow Ranah Publik Radio Suara Muslim, Jumat (10/01/2025) membahas mengenai pentingnya kesehatan terhadap keberlangsungan kemaslahatan bersama.
Ia menggarisbawahi pentingnya mengimplementasikan pola hidup sehat yang seimbang agar manusia tidak cepat mengalami penuaan fungsi organ.
“Pola hidup sehat ini jangan dilupakan, implementasikan waktu istirahat enam jam, ya enam jam, karena ketika itu ditawar menjadi tiga jam, umumnya, ini nanti pada titik tertentu, organnya itu cepat tua, karena setiap organ yang diberikan oleh Allah kekayaan cadangan fungsi,” jelas Ketua Senat Akademik Unair periode 2019-2024 ini.
Contoh, imbuhnya, awalnya fungsi ginjal itu seratus persen, lalu ketika digerogoti dengan suatu ketidakseimbangan maka jadi 90, jadi 80, jadi 60, turun sampai titik 40.
“Sepertinya sehat, tapi merasa sehat karena ada cadangan itu tadi, ketika mencapai 30 persen sampai 15 persen, itulah baru sadar, aku sakit, padahal sebetulnya penurunan dari 100 ke 40, sudah mulai dari pola hidup yang tidak sehat,” ujar dosen Ilmu Penyakit Dalam itu.
Menurut pandangannya, melakukan pola hidup sehat merupakan tindakan mensyukuri setiap anugerah yang diberikan oleh Allah SWT untuk menjalankan fungsi menyebarkan Islam rahmatan lil alamin.
Prof. Dr. M. Nafik Hadi Ryandono, SE., M.Si selaku Ketua BPBRIN Unair menambahkan bahwa saat ini sektor kesehatan Indonesia dapat memenuhi delapan dari sepuluh kebutuhan dasar di bidang farmasi.
“Dikatakan mandiri itu yang bagaimana? Ya apabila kita bisa memproduksi lebih banyak dari kebutuhan,” ucapnya.
Nafik menyebut, ada yang menggembirakan, jika selama ini sepuluh kebutuhan dasar di bidang farmasi adalah impor, sekarang delapan sudah bisa diproduksi dalam negeri. Termasuk paracetamol yang lagi rame, berarti di bidang bahan dasar obat ini bisa dikatakan kita mandiri,” imbuh guru besar FEB Unair itu.
Menurutnya Indonesia sudah dapat dikatakan sebagai negara mandiri yang berdaulat, karena telah berhasil mengurangi impor lebih dari setengah presentase nilai kebutuhan dasar farmasi.
Prof. Dr. H. Suparto Wijoyo, S.H., M.Hum selaku pensyarah talkshow Ranah Publik juga memaparkan bahwa BPBRIN Unair saat ini dapat berpartisipasi mengurangi impor Indonesia dalam bidang kesehatan.
“Melewati produk farmasi yang diproduksi oleh BPBRIN, salah satunya pasta gigi dengan merek Sativa yang dibuat berkolaborasi dengan petani di wilayah Nganjuk, Jawa Timur untuk menanam Habbatussaudah. BPBRIN berhasil memproduksi bahan baku produk pasta gigi tersebut, dan kabarnya tahun ini akan diekspor sebanyak satu kontainer per bulan ke negara Timur Tengah,” kata Suparto.
Dalam keseimbangan kehidupan, Suparto mengajak pendengar mentadabburi surat Al-Mulk.
“Pembahasan ini mengingatkan saya tentang surat Al-Mulk yang pada intinya Allah sedang menantang kita semua kan, bahwa coba buktikan! Buktikan! Apakah ada di semesta ini yang tidak beraturan? Atau tidak berkeseimbangan? Semua diciptakan Allah dengan keseimbangan,” tutup Wakil Direktur III Sekolah Pascasarjana Unair Surabaya itu.
Pewarta: Aisyah Nurjulita
Editor: Muhammad Nashir