100 hari pemerintahan Prabowo; Momentum penuh janji atau tantangan baru?

Suaramuslim.net – Presiden Prabowo Subianto sudah 100 hari memimpin Indonesia. Waktu yang tidak lama, tapi cukup untuk melihat arah kebijakan dan bagaimana pemerintahannya berusaha menghadapi tantangan besar yang ada di depan mata. Sidang kabinet yang digelar pada 22 Januari 2025 di Istana Kepresidenan menjadi momen refleksi dan evaluasi, menandakan bahwa pemerintahan yang baru memerlukan banyak penyesuaian dan pembenahan.

Namun, seperti biasa, setiap kebijakan yang diambil tidak lepas dari pro dan kontra. Dalam pernyataannya, Prabowo mengungkapkan rasa bangga terhadap kinerja kabinet yang menurutnya sudah menunjukkan hasil positif. Tapi, di balik semua itu, ada beberapa pertanyaan penting yang perlu kita jawab: Apakah 100 hari ini hanya momentum semata atau memang benar-benar menciptakan perubahan yang signifikan?

Mari kita ulas bersama!

Kabinet yang kompak

Prabowo mengungkapkan rasa bangganya terhadap kerja tim kabinet yang dinilai solid. Kekompakan adalah kunci keberhasilan dalam pemerintahan yang efektif, setuju. Tapi, kita harus bertanya, apakah kekompakan ini benar-benar menghasilkan kebijakan yang tepat sasaran atau sekadar rutinitas birokratis belaka?

Apresiasi yang diberikan oleh Presiden kepada menteri-menteri dan jajaran pemerintahan seakan menjadi bukti bahwa mereka bekerja dengan semangat tinggi. Namun, kekompakan dalam bekerja harus dilihat dalam konteks dampak jangka panjang.

Efektivitas dan kualitas dari setiap kebijakan yang dikeluarkan menjadi tolak ukur sejauh mana kerja sama ini benar-benar memberikan manfaat bagi rakyat. Semangat tim yang kuat harus diterjemahkan dalam kebijakan yang berdampak nyata, bukan hanya sebatas kesepakatan administratif.

Indonesia yang tenang

Dalam pidatonya, Prabowo menyampaikan kebanggaannya bahwa Indonesia berhasil menjaga ketenangan dan perdamaian di tengah ketegangan global. Ini adalah pencapaian yang patut diacungi jempol.

Dalam dunia yang penuh ketidakpastian ini, stabilitas politik Indonesia menjadi daya tarik tersendiri. Namun, kita harus sadar bahwa stabilitas dalam negeri bukanlah hasil dari kebijakan yang muncul dalam tiga bulan belaka, tetapi merupakan hasil dari sejarah panjang kesadaran kolektif bangsa.

Ada satu hal yang perlu digarisbawahi: stabilitas saja tidak cukup untuk membawa kemajuan yang berkelanjutan. Tanpa ada kebijakan yang revolusioner dalam bidang ekonomi, sosial, dan pendidikan, ketenangan itu bisa menjadi stagnasi.

Indonesia harus menjaga kedamaian, tetapi lebih penting lagi adalah menciptakan peluang baru untuk kemajuan. Dan itu membutuhkan keberanian untuk membuat keputusan yang lebih berani.

Penegakan hukum yang tegas

Salah satu arahan yang mencuri perhatian dalam sidang kabinet adalah perintah Prabowo untuk menindak tegas perusahaan-perusahaan yang melanggar aturan, khususnya terkait masalah pertanahan dan hutan. Pemerintah menyatakan komitmennya untuk tidak memberikan perlakuan khusus pada perusahaan besar yang selama ini seringkali luput dari hukum.

Ini adalah langkah yang sangat penting. Hukum harus ditegakkan tanpa pandang bulu. Namun, tantangannya adalah bagaimana memastikan bahwa penegakan hukum ini benar-benar adil. Dalam sejarah Indonesia, penegakan hukum seringkali terhambat oleh berbagai kepentingan politik dan ekonomi.

Tindakan tegas terhadap perusahaan yang melanggar aturan harus diikuti dengan transparansi dan akuntabilitas yang jelas. Jangan sampai yang terkena dampak hanyalah kalangan tertentu, sementara mereka yang memiliki koneksi justru dibiarkan lolos dari sanksi.

Efisiensi anggaran

Prabowo dengan tegas menyampaikan bahwa anggaran untuk seremonial dan perjalanan dinas harus dikurangi, dan alokasi anggaran harus fokus pada program swasembada pangan, energi, dan teknologi. Ini adalah sikap yang sangat tepat. Sebagai negara dengan anggaran terbatas, Indonesia harus benar-benar bisa memilih mana yang penting dan mana yang tidak. Mengurangi pengeluaran untuk hal-hal yang tidak mendesak adalah langkah rasional.

Namun, seperti yang kita ketahui, penerapan efisiensi anggaran sering kali tidak semudah teori. Penghematan bisa saja terjadi, tetapi perlu pengawasan yang ketat untuk memastikan bahwa dana yang dihemat benar-benar digunakan untuk program-program yang langsung menyentuh kebutuhan rakyat.

Selain itu, meskipun memangkas anggaran seremonial dan perjalanan dinas bisa menghemat banyak uang, apakah dana yang dialihkan ke sektor-sektor prioritas benar-benar akan dikelola secara efektif? Ini yang harus kita lihat dalam jangka panjang.

Program Makan Bergizi Gratis

Program makan bergizi gratis untuk anak-anak Indonesia yang digagas oleh Presiden Prabowo adalah langkah yang patut diapresiasi. Target untuk memberikan makanan bergizi kepada 15 juta anak pada akhir 2025 adalah cita-cita besar yang mengarah pada perbaikan kualitas hidup masyarakat Indonesia.

Namun, kita harus mengingat bahwa untuk mewujudkan ini, implementasi di lapangan adalah kunci. Pemerintah harus bekerja sama dengan berbagai pihak, dari kementerian terkait hingga pemerintah daerah, untuk memastikan bahwa distribusi makanan bergizi ini tepat sasaran dan tidak ada anak yang tertinggal. Selain itu, kita juga harus memastikan bahwa pendanaan yang cukup tersedia untuk menjalankan program ini dengan efisien dan tepat waktu.

100 hari yang penuh janji

Evaluasi 100 hari pemerintahan Prabowo ini memberikan gambaran yang jelas tentang komitmen pemerintah untuk mengutamakan kepentingan rakyat. Namun, di balik semua kebijakan yang dicanangkan, ada banyak tantangan yang harus dihadapi. Kekompakan kabinet adalah aset yang penting, tetapi yang lebih penting adalah kemampuan untuk menghasilkan kebijakan yang benar-benar efektif dan berdampak positif.

Di dunia yang serba cepat berubah ini, Prabowo harus bisa menghadapi tantangan besar yang tidak hanya datang dari dalam negeri, tetapi juga dari dampak global. Salah satunya adalah bagaimana Indonesia dapat terus bertumbuh tanpa kehilangan identitas dan keadilan sosial.

100 hari pertama adalah awal dari perjalanan panjang yang penuh harapan dan ujian. Bagaimana kebijakan ini diterjemahkan dalam tindakan yang nyata adalah pertanyaan besar yang harus dijawab oleh Prabowo dan kabinetnya. Hanya waktu yang akan membuktikan apakah 100 hari ini benar-benar menjadi awal perubahan yang signifikan, atau sekadar permulaan yang penuh janji.

Ulul Albab
Akademisi Universitas Dr. Soetomo
Ketua ICMI Jawa Timur

Opini sepenuhnya menjadi tanggung jawab penulis. Jika ada pihak yang berkeberatan atau merasa dirugikan, dapat memberikan hak jawabnya. Redaksi Suara Muslim akan menayangkan tulisan tersebut secara berimbang sebagai bagian dari hak jawab.

Leave a Comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.