Suaramuslim.net – Ajaran Islam berkaitan dengan Manajemen Pemasaran sangatlah luar biasa banyak kesesuaian dan bahkan memberikan warna tersendiri. Sebagai contoh di bidang pemasaran, salah satu tokoh pemasaran menyatakan bahwa, “Everybody is marketer.” Semua orang adalah pemasar. Maka Nabi Muhammad sejak abad keenam sudah menyampaikan hadits,
بَلِّغُوا عَنِّى وَلَوْ آيَةً
“Sampaikanlah dariku walau hanya satu ayat” (Riwayat Al-Bukhari). Ditambahkan di hadits yang lain “Hendaklah yang hadir menyampaikan pada yang tidak hadir.”
Artinya setiap orang muslim diminta perannya sebagai penyampai pesan/mubaligh. Bukan sebagai profesi namun sebagai peran yang melekat sebagai muslim untuk menjalankan tabligh.
Materi pemasaran yang akan saya sampaikan adalah berkaitan dengan aktivitas Segmentasi Pasar.
Segmentasi adalah mengelompokkan pasar sesuai karakteristik tertentu, mengingat pasar tidak homogen alias heterogen. Hal ini ternyata telah dicontohkan oleh Islam, bedanya adalah Islam tidak mengajarkan pengelompokkan berdasarkan sesuatu yang sifatnya lahiriyah. Namun lebih kepada ruhiyah.
“Sesungguhnya Allah tidak melihat rupa dan harta benda kalian, tetapi Allah melihat hati dan amal perbuatan kalian.” (Sahih Muslim – 2564).
Dalam Al-Qur’an sendiri terdapat pengelompokkan manusia, yakni berbagai ayat tidak hanya menyeru hai manusia secara umum saja, tapi juga ada yang menyeru hanya umat Islam dan hanya untuk mereka yang beriman saja, dan ada yang untuk yang bertaqwa saja. Manusia memiliki kelompok yang berbeda apakah dia muslim atau bukan, mukmin atau bukan, muhsin atau bukan, dan muttaqqin atau bukan.
“Ketika orang-orang Arab Badui itu berkata, ‘Kami telah beriman ‘. Katakanlah, ‘Kalian belum beriman, tapi katakanlah, ‘Kami telah berislam (tunduk)’, karena iman itu belum masuk ke dalam hati kalian. Dan jika kalian taat kepada Allah dan Rasul-Nya, dia tidak akan mengurangi sedikitpun pahala amalanmu. Sesungguhnya Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.” (Terjemah Q.S. Al-Hujurat: 14)
Ayat di atas menunjukkan bahwa seorang muslim tidak otomatis dapat dikelompokkan menjadi orang mukmin, karena ada syarat yang masih belum terpenuhi yakni keimanan, baru ada kesaksian untuk masuk Islam saja.
Hal ini terlihat bahwa segmentasi juga ada dalam ajaran agama Islam. Bedanya dengan kita di dunia bisnis, segmentasi seringkali hanya menggunakan faktor demografi, termasuk faktor ekonomi. Hal ini bisa dimaklumi karena pengkategorisasian dalam Islam merupakan sesuatu yang tidak dapat diukur dengan kaca mata fisik. Namun intinya adalah segmentasi adalah sesuatu yang normal dan ada kaidahnya.
Dengan demikian diskriminasi pelayanan sebagai dampak dari segmentasi juga merupakan hal yang juga diperbolehkan. Dengan kata lain, dalam dunia pemasaran, tidak semua konsumen harus diperlakukan sebagai raja, karena tidak semua konsumen memenuhi syarat sebagai raja. Di dunia perbankan, yang diperlakukan sebagai raja terutama adalah nasabah golongan platinum.
Perlakuan/pelayanan yang berbeda dari segmen yang berbeda juga dapat kita lihat dari penggolongan surga dan neraka. Bahwa surga dan neraka memiliki tujuh tingkat yang diperuntukkan bagi segmen yang berbeda-beda. Bedanya untuk dunia agama, pelayanan yang diskriminatif sesuai dengan upaya kita mendekatkan dan menjauhkan diri dari Allah SWT. Sedangkan dalam dunia bisnis, perbedaan perlakuan adalah karena kontribusi perusahaan yang lebih dapat terukur oleh perusahaan.
Demikian ilmu singkat mengenai spiritualitas manajemen pemasaran semoga dapat menjadi wacana yang menginspirasi kehidupan kita.
Prof. Dr. Gancar C. Premananto
Guru Besar Manajemen Pemasaran Spiritual Universitas Airlangga
Disampaikan sebagai materi Khutbah Subuh di Masjid Al Mujahadah Citra Tropodo, Sidoarjo