Suaramuslim.net – Tahun 1950, Israel membuat undang-undang yang bernama Absentee Property Law. Salah satu isinya menyebutkan, bahwa tanah Palestina yang ditinggalkan pemiliknya mengungsi, akan langsung menjadi milik Israel. Undang-undang ini menyebabkan sangat banyak terjadi penyerobotan tanah. Tanah-tanah itu lalu dibangun fasilitas umum dan perumahan bagi warga zionis yang datang dari Amerika dan Eropa.
Pada masa itu, seorang pemuda lumpuh yang hanya bisa duduk di kursi roda merasa marah melihat begitu banyak tanah warga Palestina diserobot oleh zionis. Ia lahir pada tahun 1938 di distrik Jurah, Qadha Mijdal, Selatan Gaza. Ia mengungsi ke Gaza bersama keluarga pasca perang di tahun 1948. Pemuda inipun tergerak membentuk organisasi sosial yang mengadvokasi tanah penduduk yang dirampas secara zalim.
Organisasi yang bernama Majma’ Al -Islami, berisi para pengacara, ulama, dan tokoh masyarakat. Gerakan ini membesar dengan cepat. Ribuan penyerobotan tanah dilaporkan. Pemuda berkursi roda ini mampu menggalang kekuatan para pengacara untuk membela rakyat. Namun penjajah makin berani. Gedung-gedung apartemen berdiri di atas tanah rakyat Palestina.
Dari atas kursi roda, pemuda inipun memutuskan mengumpulkan seluruh pengurus Majma Islami dan membentuk gerakan militer pertamanya: Murabithun Alal Ardhul Isra. Pejuang Garis Depan di Bumi Isra! Sungguh nama yang menggentarkan musuh.
Ia pernah ditangkap di tahun 1983 atas tudingan kepemilikan senjata, membentuk organisasi militer dan menghasut untuk melenyapkan negara Israel dan dijatuhi hukuman 13 tahun penjara. Ia dibebaskan pada tahun 1985 dalam operasi penukaran tawanan.
Menyadari bahwa gerakan kecil tidak efektif, banyak dari gerakan-gerakan militer lain di Gaza dan Tepi Barat menggabungkan diri. Hingga terbentuklah gerakan baru yang jauh lebih kuat dan lebih besar di tahun 1987: Harakah Al Muqawamah Al Islamiyah, yang disingkat HAMAS.
Menjadi anggota gerakan ini tidaklah mudah. Hafal Al Qur’an, tidak pernah memiliki riwayat buruk, selalu shalat lima waktu di masjid, menjadi persyaratan utama. Dan untuk menjadi pemimpinnya, ditetapkan syarat tidak boleh meninggalkan shalat berjamaah di belakang imam persis selama empat puluh malam.
Lelaki yang secara fisik hanya bisa duduk di atas kursi roda ini nyatanya mampu menggetarkan hati, mengobarkan semangat perjuangan rakyat Palestina melawan zionis untuk terbebas dari penjajahan yang zalim. Dengan mewakafkan dirinya untuk berjihad, menjadikan ia sosok yang paling diburu oleh zionis.
Hingga 22 Maret 2004, dunia menyaksikan, butuh tiga helikopter bersenjata lengkap dan peluru kendali untuk membunuh pria lumpuh di atas kursi roda, bahkan saat ia hanya duduk tanpa senjata.
Dia lah seorang pria yang mencoba membebaskan Masjidil Aqsha, memimpin pasukan yang sangat besar dan kuat untuk melawan zionis, hanya dari atas kursi roda, yang hingga di akhir hidupnya, menyeru pada para mujahid untuk terus melakukan perjuangan dan perlawanan. Tutur katanya mengguncang para pemuda, membangkitkan semangat dan kekuatan dihati mereka, hingga Allah mewafatkannya sebagai syahid. Pria itu bernama Syaikh Ahmad Yassin.