SURABAYA (Suaramuslim.net) – Muayatur Rohmah, seorang jemaah haji kloter 32, masih tidak percaya bahwa dia mendapat panggilan sebagai tamu Allah untuk melaksanakan ibadah haji ke Tanah Suci. Dengan keterbatasan fisiknya, yaitu tidak memiliki kedua kaki secara sempurna, Muayatur sangat bersyukur tahun 2025 ini dapat berhaji.
“Alhamdulilah atas segala limpahan karunia dari Allah SWT yang telah memberikan kesempatan kepada saya untuk berhaji di Tanah Suci,” tutur wanita asal Kecamatan Mumbulsari, Jember ini.
Di tengah keterbatasan fisiknya, Muayatur sehari-hari bekerja sebagai seorang penjahit. Ia menceritakan dari hasil bekerja, ia sisihkan sedikit demi sedikit untuk dia tabungkan haji.
“Punya uang 50 ribu, 100 ribu atau berapapun itu, saya tabung sedikit demi sedikit, dengan niat dapat mendaftar haji,” tutur wanita usia 77 tahun ini. Setelah terkumpul uang, ia mendaftar haji pada tahun 2012.
Selain menjahit, dia juga memiliki sepetak sawah yang ia sewakan. Uang dari hasil sewa itu, selain untuk keperluan sehari-harinya, juga ia pakai untuk tambahan mendaftar maupun melunasi biaya haji.
“Suami saya sudah tiada, kebetulan juga saya ada keponakan yang sudah saya rawat dari kecil hingga sekarang sudah berumah tangga. Pendapatan dari menjahit tidak tentu. Alhamdulillah masih ada sebidang sawah yang meskipun ukurannya tidak terlalu luas tetapi sangat membantu saya,” terangnya.
Meskipun memiliki keterbatasan fisik, Muayatur menunjukkan kemandirian yang luar biasa. Ia bahkan mampu masuk ke dalam bus menuju Bandara Internasional Juanda dengan menggunakan kedua lututnya sebagai tumpuan, meski sebelumnya dibantu petugas menggunakan kursi roda dari kamar ke depan pintu masuk bus.
“Saya masih punya semangat walaupun kondisi saya seperti ini. Saya tidak ingin merepotkan sepupu saya yang setia menemani saya selama perjalanan ini. Semua saya niatkan untuk ibadah kepada Allah,” tegasnya.
Muayatur kini telah berangkat ke Madinah bersama kloter 32 pada Ahad (11/05/2025) bersama dengan sepupunya. Kisahnya menjadi inspirasi bagi banyak orang untuk tetap mengejar mimpi, meski dihadapkan pada berbagai tantangan.
Pewarta: Alfan Thoriq
Editor: Muhammad Nashir