Momentum emas UMKM Indonesia di pasar halal global

Suaramuslim.net – Nilai pasar halal dunia diperkirakan menembus US$ 2,8 triliun pada 2025, mencakup makanan, minuman, fesyen, kosmetik, hingga pariwisata (State of the Global Islamic Economy Report 2023).

Indonesia, dengan sekitar 87,1 persen penduduk Muslim menurut Kementerian Dalam Negeri (2024), memiliki basis konsumen domestik yang masif sekaligus modal budaya yang kuat untuk menjadi pemain utama di industri halal global.

Momentum ini kian menguat seiring keberadaan Hari UMKM Nasional setiap 12 Agustus, bertepatan dengan hari lahir Mohammad Hatta, Bapak Ekonomi Kerakyatan. Sejak penetapannya melalui Piagam Yogyakarta pada 2016, peringatan tersebut menjadi ajang kolaborasi nasional yang mempertemukan pemerintah pusat dan daerah, pelaku usaha, hingga komunitas.

Jika dimanfaatkan sebagai titik awal gerakan “UMKM Halal Go Global”, momen ini berpotensi menyatukan kekuatan yang selama ini tersebar menjadi daya dorong bersama di pasar halal dunia. Namun, peluang sebesar ini belum sepenuhnya dimanfaatkan.

Potensi pasar halal yang belum tergarap optimal

Sayangnya, potensi besar ini belum sepenuhnya terkonversi menjadi kekuatan produksi halal yang kompetitif di pasar global. Banyak pelaku UMKM memahami konsep halal namun belum merasa perlu mengurus label resmi. Standarisasi halal sering kali belum dianggap prioritas, sementara strategi bisnis belum diarahkan untuk menangkap peluang pasar halal secara terencana. Ketergantungan pada inisiatif pemerintah masih tinggi, dan persepsi “produk saya sudah halal walau tanpa label” cukup mengakar.

Fenomena ini sejalan dengan teori innovation diffusion dari Everett Rogers, yang menjelaskan bahwa adopsi inovasi (dalam hal ini sertifikasi halal) terhambat jika manfaatnya tidak dirasakan langsung, jika prosesnya dianggap rumit, atau jika belum sesuai dengan nilai yang dianut.

Padahal, hambatan ini bisa diubah menjadi peluang dengan pendekatan yang tepat. Pengalaman sukses brand modest fashion di Indonesia menunjukkan bahwa menggandeng komunitas hijabers, desainer, dan influencer mampu menciptakan social proof yang kuat. Prinsip serupa dapat diterapkan di sektor makanan, minuman, kosmetik, hingga pariwisata halal. Selain itu, dibutuhkan strategi halal marketing yang terintegrasi, dengan narasi nilai tambah, bukan sekadar logo formalitas.

Menurut teori brand equity dari David Aaker, logo halal yang dipahami konsumen sebagai simbol kualitas dan keamanan akan meningkatkan loyalitas, bahkan di kalangan non-Muslim yang memandang produk halal sebagai sehat dan higienis.

Edukasi publik pun menjadi kunci agar label halal dipandang sebagai kebutuhan, bukan hanya kewajiban hukum.

Sinergi pentahelix mengakselerasi UMKM halal go global

Keberhasilan kampanye batik nasional memberi pelajaran penting. Saat UNESCO mengakui batik sebagai warisan budaya dunia, pemerintah menetapkan Hari Batik Nasional dan mendorong penggunaannya di berbagai lini kehidupan. Dalam waktu singkat, batik bukan hanya identitas budaya, tetapi juga komoditas bernilai ekspor tinggi.

Konsep ini dapat diadaptasi untuk mempopulerkan produk halal, misalnya dengan menetapkan “Bulan Produk Halal Nasional” yang dikampanyekan secara masif, didukung pameran, festival, insentif sertifikasi, publikasi kisah sukses UMKM halal, serta riset dan inovasi produk yang relevan dengan pasar global.

Pengembangan UMKM halal membutuhkan sinergi pentahelix yang melibatkan pemerintah, dunia usaha, akademisi, komunitas, dan media.

Pemerintah dapat mempermudah regulasi dan mempercepat proses sertifikasi. Dunia usaha mengintegrasikan prinsip halal marketing dalam strategi bisnis. Akademisi menyediakan riset dan pelatihan berbasis data, komunitas menjadi agen perubahan di tingkat lokal, dan media membangun kesadaran publik melalui narasi positif yang konsisten.

Momentum emas ini tidak boleh terlewat. Jika sinergi pentahelix dijalankan secara efektif mulai sekarang, Indonesia bukan hanya akan menjadi pasar halal terbesar di dunia, tetapi juga pemain kunci dengan daya tawar global sebelum 2030.

Heri Cahyo Bagus Setiawan
Dewan Penasehat Himpunan Pengusaha Santri Indonesia (HIPSI) Sidoarjo

Leave a Comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.