Suaramuslim.net – Sejak pagi sebelum Subuh para santri telah menyelesaikan tugas wajibnya. Tahajud dan wirid. Hari Rabu (22/10/2025) mereka bakda wirid Subuh, ngaji tafsir bergegas bersih diri.
“Kok sudah mandi? Biasanya akan Zuhur baru mandi?” Tanya Kyai Badrun ke para santri.
“Kita semua ikut upacara kyai? Bahkan ada yang jadi petugas,” jawab santri.
“Itu hanya alasan Kang Santri supaya hari bebas ndak ngaji saja,” ujar Kyai Badrun.
“Kyai hari ini itu hari kita kyai. Hari santri. Sekali-kali santri itu keren kyai,” jawab Kang Santri.
Peringatan Hari Santri Nasional (HSN) dilakukan serempak di seluruh penjuru negeri tercinta. Indonesia. Mereka mengaktualisasikan panggilan jihad di era kemerdekaan Indonesia. Era modern ini bagaimana para santri mengaktualisasikan Resolusi Jihad.
Pesantren yang menggembleng para santri telah berjihad totalitas sebelum kemerdekaan, saat kemerdekaan dan pasca kemerdekaan. Saat ini hanya pesantren yang mampu menjadi benteng moral bangsa.
Saya yang dibesarkan di pesantren, kemudian diberi amanah merintis pesantren menemukan pola kehidupan yang khas. Yang saya tahu dan lakukan adalah berupaya mandiri tanpa harus bergantung pihak lain apalagi pada pemerintah.
Memulai yang dapat dijalankan sesuai kemampuan selimutnya. Jadi prinsipnya tubuh kita yang menyesuaikan selimut. Karena itu pesantren menempatkan ilmu menjadi utama. Fasilitas seadanya terpenting terwujud pembelajaran. Fungsi pembelajaran untuk pengkaderan pengemban risalah dan agar mendekatkan diri pada Gusti Allah Ta’ala.
Dari sarana seadanya, dan yang paling sederhana, pesantren mendidik jiwa (tazkiyatun nafs). Yaitu upaya untuk menyucikan jiwa. Pola ini dibutuhkan murobbi, pendamping dan tauladan serta pelatih hidup bersih jiwa. Di dunia pesantren disebut kyai.
Kyai dalam dunia pesantren sebagai figur epistemik. Yaitu tauladan dalam menjaga ilmu dan adab. Karena itu banyak para ilmuwan yang tidak pernah nyantri tidak memiliki khasanah kehidupan adab kang santri pada kyainya.
Adab ala pesantren itu menggabungkan ilmu, berkhidmat, beramal, akhlak dan ngalab keberkahan.
Hasilnya adalah rangkaian perjuangan yang dimulai dari Resolusi Jihad (22/10/1945) Hadratussyaikh K.H. Hasyim Asy’ari Tebuireng Jombang Jawa Timur. Resolusi jihad ala pesantren merupakan tindakan nyata dan tegas untuk menegakkan kemerdekaan. Maka para kyai berjihad ala pesantren. Shalat, puasa, wirid, hizib dan bergerak di medan perang. Saat itu suwuk kyai sangat ampuh. Perjuangan tersebut sebagai bukti hubbul wathan minal iman (cinta tanah air bagian dari keimanan).
Santri berkhidmat menjaga negeri
Santri mengabdi pasca kemerdekaan lewat tokoh Pesantren Tebuireng yaitu K.H. Wahid Hasyim dan tokoh pesantren lainnya memberi arah Indonesia. Dari tokoh Pesantren Tebuireng lahirlah Departemen Agama pada 1946, lahirlah presiden dari santri dan saat ini lahirlah Kementerian Haji.
Setelah digagas UU Pesantren (2018) dan disahkan pada tahun berikutnya, pada Kabinet Merah Putih akan disahkan Dirjen Pesantren. Melalui perjuangan yang berkesinambungan maka kaum santri akan menjadi pengisi aktif kemerdekaan bangsa Indonesia. Hari santri merupakan hari komitmen para santri berkhidmat menjaga negeri.
Kehadiran Dirjen Pesantren akan memberi kesempatan luas bagi pesantren membangun diri, membangun pendidik yang sesuai tuntutan zaman.
Yaitu santri yang tafaquh fiddin disertai skill sains teknologi. Pendidik murni pesantren akan diakui dan disejajarkan dengan pendidikan formal tanpa banyak syarat. Setelah Dirjen Pesantren disahkan maka madrasah atau sekolah formal di pesantren harus diubah di bawah Dirjen Pesantren di aturan ala kehidupan pesantren.
Dirjen Pesantren tidak boleh mengubah ciri khas pesantren. Namun justru mengangkat khas pesantren ditata secara manajemen modern.
Hari Ahad, 19 Oktober 2025 saya sengaja menghadirkan Prof. Dr. KH. Imam Suprayogo menjadi narasumber memperingati hari santri. Beliau merupakan tokoh yang menghadirkan pesantren di dalam kampus UIN. Gagasan beliau diambil oleh UIN lainnya se-Indonesia.
Di tengah obrolan, beliau menegaskan sistem pendidikan pesantren itu terbaik dan paripurna. Sebaiknya pendidikan formal mengadopsi pola pendidik pesantren.
Hari Santri merupakan wujud menyiapkan kader santri untuk menjadi pemimpin negeri. Semoga Allah Ta’ala memberkahi.
Imam Mawardi Ridlwan
Dewan Pembina Yayasan Bhakti Relawan Advokat Pejuang Islam

