AI versus AIUEO

Suaramuslim.net – Konon dunia sudah berubah. (Padahal dari dahulu kala dunia terus berubah). Bukan. Bukan itu maksudnya. Ini lain. Dunia sudah berubah sama sekali. Sudah beda dengan yang kemarin.

Dunia sudah tidak dikuasai oleh manusia lagi. Dunia sudah dikuasai oleh artificial intelligence atau populer disebut dengan AI.

Sebentar lagi, demikian kawan yang nervous itu bilang, dunia dikuasai oleh AI. Dari warung pinggir jalan sampai dengan perang antar negara atau perang dunia. Semua dikendalikan oleh AI. Bayangkan katanya, perang antara Malaysia dan Singapura akan menggunakan AI melalui pelepasan ke angkasa drone-drone. Perang bagaikan game play. Lalu so what?

Bukankah perang antar drone itu lebih baik ketimbang perang fisik antar manusia. Tidak ada darah dan juga tidak ada nyawa melayang. Akan tetapi, bagaimana dengan robot-robot yang akan menggantikan tenaga manusia. Bukankah pada hari buruh 1 Mei kemarin, Presiden menginginkan peningkatan kesejahteraan kaum buruh?

Bagaimana pula jika nanti makanan, telur, buah dan sayur mayur digantikan pula oleh telur artificial, buah artificial, sayur artificial. Bagaimana pula peran guru dan dosen karena akan digantikan oleh guru dan dosen robot artificial. Bagaimana jika Presiden dan menteri kabinet semuanya robot artificial? Dan (oh my god) bagaimana jika isteri kita juga artificial berikut dengan anak cucu artificial?

Gambaran masa depan yang tidak karuan. Absurd. Yang absurd bukan teknologinya. Yang absurd adalah cara berpikirnya. Bayangkan kalau cara berpikir yang absurd itu dipertahankan, akan banyak penduduk bumi yang nervous, depresi, dan bunuh diri.

Sebenarnya, sudah sejak pertengahan abad 19, telah ditemukan cara berpikir ‘baru’ di Inggris. Cara berpikir itu kemudian menghasilkan apa yang disebut dengan Teknologi Sosial (Social Technology). Di Jepang sudah sejak lama keinsinyuran (engineering) dikawinkan dengan Teknologi Sosial. Di Fakultas Teknik, selain berbagai jurusan teknik yg telah secara konvensional  seperti Teknik Sipil, Teknik Elektro, Teknik Mesin, Teknik Informasi Komunikasi dan lain-lain, tersedia juga Jurusan Teknik Sosial berbasis Social Technology.

Algoritma berpikirnya sederhana. Semua produk sains dan teknologi di dunia ini adalah berdasarkan kebutuhan dan saling membutuhkan antar manusia. Dalam teori Parsons dikenal istilah ‘Need’s Dispositions’ saling tukar menukar kebutuhan.

Manusia itu dibekali kecerdasan alami, kecerdasan Tuhan. Kecerdasan yang telah diinstal langsung oleh Tuhan sendiri. Yang menakjubkan adalah bahwa akal pikiran manusia itu sangat fleksibel. Baik tumbuh kembangnya maupun responnya. Oleh karena itu kecerdasan manusia itu akan mampu berpikir dan mengatasi masalah yang membentur kebutuhannya serumit apapun. Jika AI hanya beralgoritma simetris, maka otak dan hati manusia itu mampu berpikir kedua-duanya, simetris sekaligus asimetris.

Contoh dalam sosiologi sejarah di abad 18-19, di mana bumi mengalami pertumbuhan penduduk yang membuat nervous penduduk bumi.

Thomas Robert Malthus, adalah seorang ekonom yang menulis tentang pertumbuhan populasi dunia. Teori Malthus yang terkenal itu menggegerkan karena ia meramal pertumbuhan ekonomi pangan tumbuh hanya seperti deret hitung, sedangkan pertumbuhan penduduk bagaikan deret ukur. Teori ini bikin geger dan otak manusia meresponnya dengan cepat. (Amerika dan Uni Soviet bahkan sibuk keluar angkasa, ke bulan untuk bersiap hidup di luar bumi).

Tidak lama setelah itu, muncul berbagai respon yang luar biasa. Program pengendalian populasi menjalar ke seluruh dunia. Angka pertumbuhan penduduk mampu ditekan ke titik terendah. Bahkan, di beberapa negara Eropa penduduk sampai sekarang ada yang zero bahkan cenderung minus. Indonesia belakangan sukses pula menekan populasi dengan Program KB yang luar biasa.

Singkatnya tulisan ini hanya ingin ikut merespon cara berpikir yang bisa merusak syaraf dan jiwa manusia. Jangan mudah nervous berlebihan dengan pandangan yang menakutkan tentang AI. Semakin anda bergantung dengan AI, anda akan menjadi pemasok ‘otak’ AI dan membuat anda tergantung kepadanya.

Keyakinan anda yang berlebihan kepada AI membuat kita terperangkap di dalam dunia keyakinan itu. Yakinlah manusia mampu mengendalikan situasi. Otak dan hati buatan Tuhan akan membuat dunia kembali tenang. keseimbangan hidup (equilibrium) segera kembali lagi. Marilah hidup lebih ceria di dalam alam ciptaan Tuhan. Marilah ber AIUEO, tidak hanya sekedar hidup sempit dalam dunia AI.

Bustami Rahman
Mantan Rektor Univ. Bangka Belitung
KAHMI Jember

Leave a Comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.