SURABAYA (Suaramuslim.net) – Sejumlah Ketua Umum Partai Politik, seperti Muhaimin Iskandar (PKB), Airlangga Hartarto (Golkar) dan Zulkifli Hasan (PAN) telah mengemukakan usulan agar Pemilu 2024, yang jadwalnya telah disepakati Pemerintah, DPR, KPU untuk dilaksanakan tanggal 14 Februari 2024, ditunda.
Alasan penundaan pemilu yang awalnya dilontarkan Menteri Investasi/Kepala BKPM Bahlil Lahadalia ini memang beragam.
Pertama, situasi perekonomian negara sedang sulit. Kedua, pandemi sedang merebak dan belum dapat diprediksi kapan akan berakhir. Ketiga, rakyat masih menghendaki Jokowi melanjutkan kepemimpinan. Bahkan, ada yang meminta diperpanjang tiga periode.
Menanggapi wacana ini, Dekan FISIB Universitas Trunojoyo Madura, Surokim Abdussalam meminta politisi dan para ketua parpol berhati-hati dalam mengusulkan penundaan pemilu.
“Usulan itu bisa memukul balik dan mengikis citra partai,” ujar Surokim kepada Suaramuslim.net, Ahad (27/02/22).
Peneliti dari Surabaya Survey Center ini menyebut, politisi pengusul akan mendapat catatan negatif dan mendapat sentimen dan disinsentif elektoral serta opini negatif untuk partai.
Publik, imbuhnya, dengan logika sehatnya akan mempersepsi negatif usulan penundaan sebagai trik dan kepentingan politik pragmatis jangka pendek, terkesan “asal bapak senang” dan bahkan bisa disebut sebagai “brutus” politik.
Menurut Surokim, dalam konteks politik kekinian memberi usulan politik harus betul-betul memerhatikan logika publik dan juga memerhatikan sentimen publik.
“Usulan seyogyanya juga berbasis pada ketaatan regulasi agar tidak sekadar menjadi usul sesaat untuk manuver menyenangkan elite dan membodohi publik,” jelasnya.
Publik, kata Surokim, sudah cerdas dan bisa memahami manuver seperti ini yang sesungguhnya sangat berisiko.
Surokim mengingatkan agar para Ketua Umum parpol berhati-hati karena hal itu bisa mencederai tatanan demokrasi.
Pemilu 2024 ini adalah pemilu serentak, untuk memilih Presiden dan Wakil Presiden, DPR, DPD dan DPRD.