Suaramuslim.net – Simbol. Apa arti sebuah simbol. Jika mau diselidiki, simbol memiliki niat atau maksud dari pembuatnya.
Maka tidak heran jika simbol menjadi penting dalam setiap gerakan atau komunitas. Itu yang menjadi pembeda. Itu pula yang menjadi latar sebuah ideologi.
Simbol ideologis dengan logo laris. Membuat pesan yang ingin disampaikan lebih menancap kepada semua orang. Dan ada hak paten sendiri. Sampai ada sayembara dengan hadiah puluhan bahkan ratusan juta. Sebagaimana sayembara logo dari maskapai plat merah di negeri ini.
Menjadi pertanyaan sekarang adalah
Akhir-akhir ini, di media di ributkan dengan simbol-simbol yang ada di Kerajaan Arab Saudi. Ada yang mengkritisi ada pula yang mendiamkan saja. Mungkin itu tidak sesuai dengan yang ditafsirkan oleh para pengkritisnya.
Simbol yang dianggap mirip dengan simbol setan dan Dajjal berseliweran di Arab Saudi sebagai berikut. Bahkan di tempat paling suci Masjidil Haram. Mulai dari tugu badan atom Saudi, logo Badan Urusan Haji Saudi, Badge Kepolisian Saudi, logo badan Urusan kebudayaan Saudi, Jeddah Eye. Penuh dengan simbol mata satu. Simbol Dajjal. Kemudian di Makkah tepatnya di Masjidil Haram, dekat maqam Ibrahim ada simbol tanduk setan. Seperti bulan sabit yang menghadap ke atas.
Permasalahan disini, apakah benar jika Kerajaan Arab Saudi telah bersekutu dengan setan dan Dajjal. Pernahkah kita yang mengkritisi mengkonfirmasi dengan yang terkait? Atau semua ini hanya sikap kritis penuh rekaan semata? Ataukah ada hasad dibalik semua ini?
Karena dengan sikap yang selalu suudzon begini, membuat ummat jadi berburuk sangka. Dan ini bisa fatal. Ummat jadi enggan melakukan ibadah kesana. Hanya disebabkan simbol yang melalui penafisran satu pihak semata. Efeknya tidaklah sederhana. Contohnya, baru ada isu virus Ebola saja, banyak jamaah umrah yang membatalkan keberangkatan.
Seorang muslim juga perlu mengkritisi. Apakah simbol mata satu selalu dengan simbol Dajjal? Apakah tidak ada tafsiran yang lainnya? Kita umpakan jenggot. Konon jenggot sebuah simbol hanya milik seorang muslim semata. Padahal dikalangan yahudi dan Nasrani juga memakai. Jika mereka mau berpenampilan seperti nabi-nabi mereka. Sehingga ketika berjenggot bukan menjadi tasyabbuh kepada yahudi dan nasrani. ini kurang tepat. Karena jenggot adalah ibadah yang diperintahkan rasul. Mungkin maunya mata dua tapi kurang efisien sehingga dipakai satu mata saja. Bisa saja diartikan dengan kewaspadaan.
Anti kepada sebuah simbol tertentu dan berhalunisasi akan bentuk-bentuk tertentu. Kemudian diartikan terhadap simbol yang diantikan tersebut. Bukan sikap dan sifa yang tepat sebagai seorang muslim. Atau yang ada dalam diri ini atas kedengkian saja (semoga tidak). Terhadap suatu kaum. Menjadikan diri untuk selalu mengaitkan simbol milik orang kafir dipersepsikan kepada sesama saudara muslim.
Kalau kita menyadari, simbol milik salah satu organisasi keagamaan terbesar dinegeri ini juga mirip matahari. Dan ini jika mau dikritisi juga milik dewa matahari. Apakah yang dimau juga ingin menyerupai dewa matahari. Penulis yakin tidak. Ada filosofi yang ingin digapai dari simbol matahari tersebut. Meski secara gambar begitu mirip.
Jalan selamat dari fitnah simbol ini, dengan mengkonfirmasi secara langsung kepada yang bersangkutan. Jangan asal tebak dan disebar ke media. Bukan membuat cerdas hanya membuat saling berburuk sangka saja.
Kontributor: Muslih Marju
Editor: Oki Aryono