Judul Buku : Jangan Bercerai Bunda
Penulis : Asma Nadia
Penerbit : Asma Nadia Publishing House
Jumlah Halaman : 298 halaman
Harga : Rp. 55000
Ukuran Buku : 14 cm x 20,5 cm
Tebal : 1,7 cm
Suaramuslim.net – Asma Nadia adalah public speaker dan penulis best seller yang telah menerbitkan lebih dari 47 buku dan 1.000.000 kopi. Beberapa karya Asma Nadia telah di filmkan diantaranya Emak Ingin Naik Haji, Rumah Tanpa Jendela, dan 17 Catatan Hati Ummi. Selain itu Asma Nadia juga menulis skenario antara lain Pintu Surga (Trans TV) dan Anak Matahari (SCTV). Tahun 2011 salah satu karya Asma Nadia ‘Sakinah Bersamamu’ terpilih sebagai fiksi terfavorit oleh Anugerah Pembaca Indonesia, Goodreads Indonesia. Pada tahun yang sama ia juga menerima penghargaan wanita terinspiratif Tupperware She Can!.
Novel karya Asma Nadia dengan tebal 298 halaman ini mempunyai kisah para istri yang rumah tangganya dipenuhi problema. Tak juga para istri, tapi para ananda yang kehidupan keluarga dan orang tuanya tak sesuai harapan. Buku ini wajib dibaca oleh pasangan yang mengalami problematika rumah tangga, pasangan yang baru menikah ataupun yang sudah lama, juga para ananda yang membutuhkan kekuatan hati dan yang tergoncang dengan keadaan keluarganya.
Di beberapa kisah diawali menceritakan kejadian saat ini atau setelah terjadi konflik, setelah itu menceritakan kembali masa lalu tokoh. Kilas balik dimana tokoh mengalami puncak dari segala kegetiran rumah tangga. Rasa sakit, air mata, kekerasan dalam rumah tangga, jiwa yang tergoncang, dan lain-lain.
Cara pengarang menggambarkan tokoh-tokoh dalam buku Jangan Bercerai Bunda ini sangat baik. Nama tokoh disamarkan atau bukan nama asli agar tidak terkesan membuka aib keluarga, tapi tetap memiliki nilai positif untuk pembaca. Tokoh perempuan digambarkan sebagai sosok yang kuat, tegar, tidak pantang menyerah meski dalam hatinya rapuh, sakit, hancur, dan kecewa. Memiliki keadaan dan masa lalu yang kelam. Dan yang lebih menarik semua berdasarkan kisah nyata.
Gaya bahasa yang dipergunakan dianggap sebagai gaya yang berbeda. Dikemas menarik, sopan, menyentuh, dan menggugah hati pembacanya. Asma Nadia mempunyai gaya bahasa tersendiri. Tetapi tetap terstruktur sesuai kaidah. Di dalam karyanya, Asma Nadia pandai menyelipkan ungkapan-ungkapan yang disusun secara menarik sehingga menimbulkan suasana yang berbeda dan menggugah hati para pembaca hingga meneteskan air mata seperti “katakan apa yang harus saya lakukan untuk membuatmu kembali? Akan saya lakukan, cinta. Bahkan jika itu berarti bersimpuh di kakimu” dan “saat Allah dianggap bukanlah tujuan dalam membina rumah tangga, saat itu pula semua akan goyah”.
Para tokoh yang dilukiskan dalam buku Jangan Bercerai Bunda rata-rata seorang istri yang tidak mendapat perlakuan seperti rumah tangga normal lainnya. Para istri yang dengan tegarnya, dengan sekuat tenaga mempertahankan istana cintanya, mempertahankan hubungan yang sejak awal didasari rasa cinta, kemuadian melebur begitu saja hanya karena orang ketiga. Meskipun juga ada beberapa istri yang memulai keretakan dalam bahtera cintanya.
Selain para istri yang menjadi gagasan dalam buku Jangan Bercerai Bunda, di sini juga membahas perasaan para buah hati yang menjadi korban perceraian dua orang tuanya. Rumah yang menjadi atap bagi keluarga mereka guncang. Para buah hati harus tegar dan kuat ketika mereka berada di posisi keluarga yang porak-poranda. Ketika takdir baik dalam keluarga mereka menjauh. Tak ada yang perlu disesali dan mengeluh karena setiap guncangan yang menimpa keluarga adalah cobaan. Pasti terselip hikmah yang luar biasa.
Novel ini banyak mengandung amanat yang sangat bermanfaat bagi pembacanya. Pengarang mengajarkan kita arti sebuah keluarga, orang tua, buah hati, ketegaran, pengorbanan, kesabaran, kekuatan, air mata, kecewa, sakit hati, dan penderitaan dalam bahtera rumah tangga. Hal yang menarik dari buku ini adalah pengarang menyelipkan kata demi kata yang disusun rapi dan puitis, juga menyelipkan pertanyaan yang tersirat dari awal hingga akhir cerita.
Namun dengan segala keindahan dan kelebihannya, buku ini membuat hati pembacanya tersentuh. Pemakaian ungkapan dan kiasan dalam kalimat membuat cerita ini sedikit terasa berat, meski demikian cerita ini tetap memikat dan penuh dengan muatan pesan yang tersirat dapat direnungkan dan diterjemahkan lebih dalam.
Di setiap novel Asma Nadia baik itu masalah sosial, remaja, hingga problematika rumah tangga selalu di hubungkan dengan Allah. Apapun cobaannya, seberat apapun masalahnya bersama-Nya tak ada jalan buntu. Ketika kita jatuh, ketika kita terpuruk ingat kita masih punya doa. Allah bersama kita.*
Kontributor: Chamdika Alifa Putri
Editor: Oki Aryono
*Opini yang terkandung di dalam artikel ini adalah milik penulis pribadi, dan tidak merefleksikan kebijakan editorial Suaramuslim.net