Suaramuslim.net – Di tengah semakin merebaknya pandemi virus corona atau Covid-19, WHO resmi mengubah sosial distancing menjadi physical distancing demi memutus rantai penyebaran virus corona pemerintah memberlakukan warganya untuk berada di rumah.
Situasi krisis yang terus meningkat akibat penyebaran Covid-19 di seluruh dunia tidak bisa lagi dianggap remeh. Banyak pemerintah negara maupun daerah yang telah mengambil langkah drastis untuk menjaga wilayahnya.
Physical Distancing tentu menghambat ruang gerak banyak lapisan masyarakat. Mereka terpaksa harus mengisolasi diri di rumah masing-masing, dan sebagian juga harus bekerja di rumah. Mereka yang biasanya mencari hiburan di luar rumah, harus berpikir kreatif untuk menciptakan kegiatan baru yang sekiranya dapat dilakukan di dalam rumah saja.
Lalu bagaimana agar kita tetap bisa survive saat physical distancing?
1. Pentingnya memahami apa itu physical distancing
Kendati physical distancing bisa dianggap bagian dari social distancing, WHO ingin penggunaan frasa physical distancing lebih dikedepankan. Dalam Bahasa Indonesia, physical distancing diartikan sebagai pembatasan fisik, dengan padanan kata ‘jaga jarak fisik.’
WHO menegaskan, tindakan menjaga jarak fisik dan mengisolasi diri jika sedang sakit memang diperlukan untuk meredam penyebaran Covid-19, namun hal itu bukan berarti lantas menjadikan seseorang menjadi terisolasi secara sosial.
Masyarakat diminta tetap melakukan interaksi sosial seperti biasa, namun kali ini mungkin dengan cara lain yang tidak memerlukan kehadiran fisik secara langsung, semisal memanfaatkan teknologi informasi dan menggunakan media sosial. Dengan begitu, penggunaan istilah physical distancing dianggap lebih tepat ketimbang social distancing.
Memperlambat penyebaran COVID-19 dan menurunkan persentase yang terjangkit akan membantu sistem serta industri kesehatan dalam memberikan perawatan dan dukungan yang dibutuhkan terhadap mereka yang terdampak.
2. Manfaatkan kecanggihan teknologi
Meskipun kamu tidak bisa bertemu dan berkomunikasi secara langsung dengan temanmu, kamu tetap bisa berkomunikasi menggunakan telepon, chatting, atau bahkan video call. Dibandingkan bertukar pesan, akan lebih baik untuk melakukan video call karena kamu bisa melihat wajahnya dan juga ekspresinya. Ini akan membuatmu menjadi lebih lega.
3. Eksplorasi kreativitas
Ini adalah waktu yang tepat untuk mengeksplorasi kreativitasmu. Tidak hanya hobimu, kamu boleh mencoba kegiatan lain yang mungkin bisa menjadi hobi baru. Hobi seperti melukis atau bermain musik, memberikanmu kesempatan untuk mengekspresikan dan mengeluarkan emosi yang kamu rasakan.
Belum merasa puas? Kamu bisa mengajak teman-temanmu untuk bersama-sama menjalankan hobi, seperti kegiatan bersama melalui video call.
4. Jangan lupa menulis
Tuliskan apa yang kamu pikirkan dan rasakan setiap harinya. Apalagi bagi para ekstrovert, yang pikirannya selalu aktif dan gak bisa berhenti. Berinteraksi dengan diri sendiri itu juga bermanfaat, lho. Siapa tahu selama ini kamu terlalu sibuk dengan dunia luar, sehingga lupa untuk berkomunikasi dengan diri sendiri (Sumber: idntimes).
5. Ikut kursus online
Gunakan waktu selama isolasi diri ini sebagai kesempatan untuk mengikuti kursus daring atau memoles keterampilan yang ingin kamu asah. Ada beberapa komunitas pembelajaran online yang sudah tersedia. Mungkin, situasi ini adalah kesempatan tepat bagi kamu untuk mengambil kelas dengan seorang teman atau memberi tahu mereka tentang pembelajaran kamu.
6. Coffe talk
Situasi physical distancing saat ini tentu tidak mendukungmu untuk nongkrong di kedai kopi kesayangan bersama teman-teman dekat. Namun, jangan sampai isolasi diri membuat komunikasi dengan teman dan orang-orang terdekat kamu putus begitu saja.
Kamu dapat mengganti coffee talk yang biasa kamu lakukan di kafe secara online. Aturlah janji bersama teman-temanmu, dan manfaatkan platform sosial media seperti Google Hangout, Zoom, atau House Party untuk tetap terkoneksi dan saling bertukar cerita dengan mereka sambil menikmati secangkir kopi kesukaan kamu (Sumber: merdeka.com).