Suaramuslim.net – Kadangkala setiap selesai mengikuti pengajian, saya dirundung rasa penyesalan. Sebuah rasa bersalah yang menyesak di dada. Entah waktu itu karena ustadznya lagi mood atau jamaahnya yang lagi plong atau temanya yang menarik atau terjadi sebuah diskusi/tanya jawab yang menarik, yang membuat saya tercerahkan atau merasa segar. Seperti selesai ‘apel’ ke pacar yang sukses. Pulang bersuit-suit.
Inilah yang bikin saya menyesal. Kenapa tadi istri kita nggak ikut? Kenapa anak-anak nggak bareng? Kenapa tetangga tidak diajak? kenapa teman-teman tidak dijemput? dan lain-lain. Sayang sekali kalau mereka tidak mendengarkan pengajian itu. Padahal itu mencerahkan, memberi jawaban/solusi terhadap permasalahan kita dan lainnya.
Kadang kita coba berusaha menyampaikan. Entah karena kita memang bukan ustadz atau tidak ahli, lingkungan yang tidak siap menerima masukan seperti saat datang pengajian dan lainnya, maka ‘tausyiah’ kita ditolak. Alih-alih diterima dan terima kasih, bahkan mereka mengata-ngatakan tentang kita. Jadi awal niat yang baik, kadang bisa jadi masalah. Sehingga akhirnya kemudian kita diam atau cuma komentar, “Pengajian tadi baik, sayang kamu tidak ikut”.
Lama kejadian berlangsung, tanpa pemecahan. Sampai internet masuk ke rumah-rumah karena berlangganan. Internet sudah semakin murah. Dari sini karena kuota internet tidak terbatas, akhirnya memanfaatkan Youtube sebagai teman aktivitas. Sambil bekerja, membaca, berkarya ‘mendengarkan’ Youtube. Betul, memang mendengarkan Youtube seperti layaknya radio. Karena hanya gunakan suaranya saja. Hanya sekali-sekali melihat videonya.
Sejalan perkembangan kondisi umat Islam, ternyata mulai banyak ustadz-ustadz yang bagus yang muncul di berbagai daerah. Dengan adanya Youtube ini, meski tidak pernah ketemu, akhirnya kita bisa mendengarkan berbagai ceramahnya. Ada Ust. Abdul Shomad dari Pekanbaru atau Ust. Tengku Hanan dan Dr. Aam Amiruddin dari Bandung, Ust. Adi Hidayat dari Jakarta, Ust. Salim A Fillah dari Jogja, dan masih banyak lainnya.
Kita kembali seperti jaman radio dulu saat jaya-jayanya pengajian KH Zainuddin MZ. Tapi radio tidak bisa dipause, tidak bisa direwind dan hanya di jam-jam tertentu yang diprogramkan di radio kita bisa mengikuti pengajian KH Zainuddin MZ itu. Lewat Youtube tidak demikian.
Akhirnya saya berpikir, “Yes, kenapa tidak memanfaatkan Youtube terhadap permasalahan yang kita alami saat ini.” Seperti sudah saya jelaskan di atas.
Dengan peralatan seadanya, HP Cina murahan, maka saya mencoba merekam setiap pengajian yang datang. Dengan begini, saya bisa bilang ke istri, anak-anak, tetangga, teman dan lainnya untuk menyaksikan Youtube kita. Jadi mereka bisa juga mengikuti pengajian meski tidak datang.
Saya tahu kadang mereka haus pencerahan ingin datang ke pengajian, tapi ada udzur. Seperti harus bekerja, harus menyiapkan keperluan anak sekolah, jauh, harus sekolah/kuliah, tidak tahu adanya info pengajian ini dan sebagainya. Seperti juga pisau. Youtube tergantung kita. Kalau dibuat jelek, juga bisa. Dibuat baik, juga bisa. Tapi kenapa tidak dibuat baik?
Sekarang mari kita bantu dakwah. Kita sudah cukup tua untuk jadi ustadz, karena sudah keburu tua untuk belajar agama lagi sekarang. Namun kita bisa bantu mereka menyebarluaskan dakwahnya. Karena pengajian biasa hanya berhenti di jamaah yang datang. Dengan Youtube pengajian ini bisa menjangkau jamaah lain di luar kota bahkan dunia. Jamaah yang mendengarkan bisa lebih banyak lagi. Lihat saja pengajiannya Ust. Abdul Shomad yang mendengarkan bisa sampai jutaan kali.
Modalnya hanya HP. Cukup shoot dan bila selesai upload ke Youtube. Lalu sampaikan ke lain. Ustadznya dapat pahala terus, karena tidak berhenti di jamaah masjid. Kita juga dapat pahala yang tidak pernah putus karena membantu menyebarluaskan dakwahnya.
Ayo shoot, upload ke Youtube dan siarkan! Tidak perlu ketrampilan dan modal yang banyak. Kecuali kalau Anda merasa bisa lebih, itu lebih bagus lagi. Tapi jangan sampai ingin sempurna, tapi menunda-nunda untuk melakukannya.
Ayo lakukan sekarang! Mumpung Google masih belum bangkrut dan masih digemari masyarakat. Ya Google, pemilik Youtube ini, bisa saja bangkrut, meski sekarang Google perusahaan terbesar di dunia.
Selamat memulai aktivitas hari ini. Semoga lancar dan tercapai target yang diinginkan.
Oleh: M. Yusuf
(Dosen dan trainer di Enerlife).
Opini yang terkandung di dalam artikel ini adalah milik penulis pribadi dan tidak merefleksikan kebijakan editorial Suaramuslim.net